Di dalam bilik beratapkan rimbunan dedaunan dan ranting
Yang terselip diantara dua pohon tua yang amat lebat.
Di dalam sini, tempat terkuburnya
Masa-masa tempo dulu
Tempat melahirkan sejuta imajinasi abtrak tak bertuan.Masih ingat betul, ketika tangan mungil itu saling memperebutkan kotak kecil berisi lilin berwarna.
Atau ketika tubuh yang beranjak remaja itu saling bersandar menghadap bintang malam.
Masih sadar betul, ketika dua insan saling bercanda ria.
Atau ketika dua insan itu mulai kasmaran.
Dan itu terjadi sebelum saat ini sungguh, aku merindukannya.
Aku disini di tempat kita dulu bermimpi.
Entah ingat atau tidak
Ku pikir mungkin kau tak akan kembali.Haruskah aku berpaling pada yang lain atau bertahan tanpa kekuatan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan ke 17
PoetryHujan itu derita, kata orang Hujan itu pembawa sial, pun kata orang Namun, jika kau tahu bahwa setiap derita tersisip kebahagiaan dan setiap kesialan membawa keuntungan, pun ketika bulir hujan memiliki makna, masihkah kau nyatakan bahwa hujan itu sa...