Aku suka hujan, kau tahu itu. Dan kita bertemu saat hujan, pasti kau masih ingat. Kala itu aku melihatmu dari jauh, aku memperhatikanmu tapi mungkin kau tak menyadarinya.
Kaos hitam, jeans dongker dan sepatu sendal yang kau kenakan memperlihatkan kesederhanaanmu. Aku kagum melihatmu yang saat itu sedang bermain gitar di bawah pohon rindang ditemani pesona hujan, begitu menikmati.
Ku kira kita sama-sama menyukai hujan, tapi aku salah karena setelahnya aku lihat kau melempar gitarmu, lalu berdiri tegap berteriak "aku benci hujan" itu yang kudengar.
Saat itu aku memperhatikanmu lebih dalam, mencari makna tersembunyi dari matamu, tapi ada yang aneh. Aku rasa jarak kita semakin dekat. Kupejamkan mataku sepersekian detik.
Dan saat aku membukanya, aku sadar sepasang mata ini telah bertemu pada satu titik di mata yang lain."Aku tahu kau memperhatikanku, Yerin."
Oh tuhan dia mengenalku, Siapa dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan ke 17
PoetryHujan itu derita, kata orang Hujan itu pembawa sial, pun kata orang Namun, jika kau tahu bahwa setiap derita tersisip kebahagiaan dan setiap kesialan membawa keuntungan, pun ketika bulir hujan memiliki makna, masihkah kau nyatakan bahwa hujan itu sa...