Vivi POV
"Wah! Selamat! Kalian sudah menyelesaikannya," Seru Bu Xhena saat kristal itu baru saja men- teleport kami.Kami semua tersenyum.
"Dan kalian sampai sebelum Willy, GREAT!" Ucap Bu Xhena.
Victor langsung bahagia sendiri karena artinya dia bisa menyombongkan dan mengejek kakak laki-lakinya itu.
"Kalian pasti lelah kan?" Tanya Bu Xhena.
Kami mengangguk.
"Sudah, kembalilah ke kamar kalian dan beristirahat ya!" Pinta Bu Xhena.
Kami melaksanakan perintah itu. Aku memasuki kamarku dan langsung memeluk gulingku. Apa hanya aku yang tidak normal? Apa hanya aku manusia dalam sejarah yang merindukkan guling?
Aku menarik selimutku dan hendak tidur. Setelah hari yang lelah akhirnya aku dapat tidur juga. Walaupun masih siang.
Kreekk!
Brakk!
"Vivi!"
Siapa lagi yang berani masuk ke kamarku seperti itu jika bukan Victor?
Dia mengguncang guncang tubuhku. Aku tidak memperdulikannya. Bisakkah aku tidur nyenyak sekali saja? :")
"Vivi! Aku bosan.. ayo temani aku!" Rajuk Victor seperti anak kecil.
Hey, bukankah dulu Victor dingin? Kenapa jadi begini?
"Sudahlah Vic, apa kau tidak mengantuk?" Tanyaku.
"Tidak," Jawabnya.
"Pokoknya kamu harus ikut denganku," Katanya.
"Aku mengantuk Victor," Keluhku.
"Ya sudah, aku akan menunggumu sampai bangun," Kata Victor.
Aku memutar bola mataku dan menatapnya malas.
"Ya sudah," Kataku.
Kuyakin dia tidak akan bertahan lama menungguku.
Aku menutup mataku dan mencoba untuk tidur. Tapi bagaimanapun aku tetap penasaran apa pangeran itu masih menunggu?
Aku membuka sebelah mataku untuk mengintip keadaanya. Ternyata dia sedang..
Tidur?!
Bukankah tadi dia bilang dia tak mengantuk?!
Dia tidur disampingku dengan posisi duduk. Sepertinya tidak nyaman. Aku tidak tega melihatnya.
Aku mengintip ke luar kamar. Sepi. Mungkin tidak akan ada yang tau jika aku membawanya ke kamar. Atau Rio dan Jen akan menyorakiku dengan seluruh waktu mereka.
Aku menggendong Victor dan menidurkannya di atas kasur. Aku menarik selimutnya sampai ke pinggangnya. Dasar pangeran pembuat susah!
Aku menutup pintu kamarnya dengan sangat pelan dan kembali ke kamarku untuk tidur.
~~~~~~~~~~~TIME SKIP~~~~~~~~~
"HEY, kau yang membawaku ke kamar ya?" Tanya Victor yang tiba-tiba muncul saat makan malam."I..iya," Jawabku.
"Oh," Katanya singkat.
Aku melanjutkan acara memakan sup ayamku yang masih hangat dan lezat.
Jen dan Rio datang bersamaan, mereka duduk di depanku. Victor datang dan duduk disampingku.Tiba-tiba ia berbisik..
"Terimakasih"
Aku langsung menunjukan wajah senyumku padanya.
Kami ber-4 masih melanjutkan makan. Entah kemana Ricky sekarang, mungkin masih tidur.
"Hei, aku duluan ya! Aku mengantuk," Kata Rio.
Tak lama setelah Rio pergi Jen berkata.
"Aku duluan. Aku ingin membaca buku di perpustakaan," Kata Jen.
Lalu, dia beranjak pergi.
"Perpus?" Tanya Victor. Mungkin pada dirinya sendiri.
Tanpa ba-bi-bu, dia langsung menarik tanganku entah kemana.
"Victor apa yang kau--"
"Sssstt!" Pinta Victor untuk diam.
Kami berada di depan perpustakaan sekarang. Dia memata-matai Jen?
"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku.
"Aku hanya curiga," Jawabnya.
"Curiga kenapa?" Tanyaku.
"Tugasmu sebagai saksi oke? Jadi jangan berbicara," Kata Victor.
Aku mematuhinya.
Dia memperhatikan buku yang Jen baca. Judulnya The Tamarian Rebellion History.
Aneh.. kenapa dia membaca tentang pemberontakan? Setauku tidak ada yang memberi PR tentang itu. Apakah guru sejahat itu? Memberi PR pada muridnya yang baru selesai UTS?
(Gurunya author contohnya)
"Kita tinggal menunggu Jen keluar," Jelas Victor.
"Sebenarnya apa rencanamu?" Tanyaku.
"Lihat saja," Katanya.
Aku merasa seperti di dekat detektif oke?
Jen pun keluar dari perpustakaan dan Victor langsung menarik tangannya.
"Kau menyembunyikan apa?" Tanyanya lansung ke inti.
"Tidak ada apa-apa, kenapa kau bertanya begitu?" Kata Jen.
"Hei, kau datang ke perpustakaan dan membaca buku sejarah pemberontakan benua tamarian. Kau pikir itu normal? Setauku jika kau ke perpustakaan dan mengahncurkan isi ruangan itu baru aku percaya," Jelasnya.
"Aku tidak berbohong. Lagipula kan semua orang haris berubah menjadi pribadi yang lebih baik, iya kan Vivi?" Kata Jen.
Dia baru saja menggunakan kata-kata bijakku. Itu Copyright.
Victor memdekatinya sehingga jarak antar mata mereka hanya 8 cm.
(Kalian harus liat penggaris karena 8 cm tidak sejauh yang kalian bayangkan.)
"Kau yakin?" Tanya Victor.
"Y..ya!" Jen mulai gugup.
"Kau mau berbohong kepada sahabatmu ini?" Kata Victor sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Jen.
Jen terlihat ketakutan dan bisu untuk sementara.
"BAIKLAH! A..aku akan beritahu..," Kata Jen.
~~~~~~~~~~~~~~
Yello!
Author is bek
Cuma mau jelasin tentang mata diamond punya Jen.Kalian tau berlian?
Berlian itu bening tapi warna-warni jika dilihat dari berbagai sisi.
Sama seperti mata Jen.
Mata berlian merupakan mata yang langka di benua Tamarian.
Pemilik mata tersebut diyakini akan menyebarkan kebahagiaan terhadap semua orang yang melihatnya.Jangan lupa VOTE and COMMENT
★✩Victzync266
KAMU SEDANG MEMBACA
Estercrest Academy (DISCONTINUED)
FantasyFantasy X (Minor) Romance Bagaimana jika kau mendapat beasiswa dari sekolah ternama? Senang kan? Hal itu dirasakan oleh Victoria, seorang gadis cantik namun yatim piatu. Sekarang pertanyaannya adalah, Bagaimana dia bisa mendapat beasisiwa? Anak anak...