Victor menyilangkan tangannya di deppan dada. Hey, kenapa tiba-tiba dia berubah menjadi menyeramkan seperti ini? Aku tidak bisa membayangkan berada di posisi Jen.
"Bisakkah kita bicara di tempat yang lebih sepi?" Tanya Jen.
Victor dan aku melihat ke sekitar kami.
"Bagaimana kalau di aula? Pasti tidak ada orang disana," Saranku.
"Ayo!" Seru Victor.
Kami bertiga menuju kesana. Sepi sekali aula ini jika tidak ada orang. Pantas untuk situasi seperti ini.
"Jadi?" Tanya Victor.
"I..ini tentang Rio," Kata Jen terbata-bata.
Jen menatap mata Victor.
"Tapi, kau harus mendengarkanku, jika aku belum selesai bicara maka jangan pergi," Kata Jen memberi syarat.
"Baiklah," Kata Victor.
"Rio. Dia adalah.. anak Lord Vengga," Kata Jen.
Ya, sekarang aku mengerti mengapa Jen memberikan syaratnya. Dia baru saja mengucapkan satu kalimat dan Victor sudah ingin beranjak pergi mengintrogasi Rio.
"Jangan salahkan dia! Bukan keinginannya untuk menjadi anaknya. Dia masih kecil dulu, dia terpengaruh oleh perkataan ayahnya, kau akan mempercayai orang yang kau temui sejak kecil kan?" Tanya Jen.
Kemarahan Victor sepertinya mulai mereda.
"Dan peristiwa penembakkan Vivi itu..,"
"Rio yang melakukannya," Jelas Jen.
"Dan dia tidak memberitauku?!" Bentak Victor.
"Di.. DIA MELAKUKAN PERINTAH AYAHNYA! JANGAN SALAHKAN DIA!" Teriak Jen.
Tidak ada yang bisa menggangu keputusan Victor.
"Dia tetap bersalah," Kata Victor sambil terus berjalan ke arah kamar Rio.
Brukk!
Pintu kamar Rio dibantiting oleh Victor. Membuat Rio yang sedang membaca buku terkejut.
"RIO!" Bentak Victor.
"Ada apa? Kenapa tiba-tiba kau seperti ini?" Tanya Rio.
"Kau masih bertanya kenapa?" Kata Victor.
Rio menatap Jen dengan tatapan malasnya.
"Kau memberi tahunya ya?" Kata Rio.
"Rio, aku tidak bermaksud untuk melakukannya! Victor yang memaksaku!" Kata Jen.
"Tau kenapa sekarang?" Tanya Victor.
Ini seperti di TV. Aku tidak dapat bagian untuk melakukan apapun.
"Ya, aku adalah anaknya Lord Vengga, dan ingin membunuhmu, juga Vivi, jadi sekarang kau akan memisahkan tubuh dan kepalaku menjadi 2 bagian yang terpisah kan?" Jelas Rio.
"Kau masih salah," Jawab Victor.
"Hey, aku tidak peduli kau ingin membunuhku! Atau Vivi, karena kau hanya terhasut ayahmu, kau sudah sadar kan? Dan kesalahanmu, kau tau kan aku temanmu, dan kenapa kau tidak memberitauku soal ini?" Tanya Victor.
Mata abu Victor sedang menatap Rio langsung dimatanya sekarang.
"Aku bisa membantu kawan," Kata Victor sambil memegang bahu Rio.
Rio menatap Victor terkejut.
"Apa kau serius?! Kau tidak akan membunuhku?" Tanya Rio.
"Jika aku ingin kau mati, kau sudah berada di rumah sakit detik ini," Kata Victor.
Ya, akhirnya pun baik-baik saja.
"Hey, sudah-sudah! Aku bosan disini tanpa menagatakan apapun!" Seruku.
Mereka berpandang-pandangan dan tertawa.
"Lalu apa selanjutnya?" Tanya Jen.
"Pastinya Rio harus terlepas dari genggaman ayahnya," Kata Victor.
"Apa itu berarti kita harus membunuhnya?" Tanya Rio.
Semuanya berpandangan.
"Kita akan lihat kondisinya," Lerai Victor.
Rio menundukkan kepalanya. Aku tau ini berat. Bagaimanapun Lord Vengga adalah ayahnya.
"Ayolah kau tidak perlu bersedih!" Hibur Jen.
Rio pun menunjukkan senyum terpaksanya.
"Apakah kita harus memberi tahu Ricky?" Tanyaku.
"Tanyakan pada Rio," Kata Victor.
Semua pandangan mendadak tertuju pada Rio.
"Mungkin harus, aku sudah menganggapnya sebagai teman, lagipula kejeniusannya bisa membantu," Kata Rio.
"Tapi, dia itu creepy," Kataku.
Aku punya alasan. Ricky itu werewolf jika dia lapar maka dia bisa saja memakan kami.
"Hei, masih banyak kuliner daging lezat di daratan Tamarian. Dan dia masih makan teman?" Kata Victor.
(AUTO SINDIRAN KERAS)
Aku mengangguk setuju. Baiklah, kurasa dia benar.
"Lalu apa sekarang?" Tanya Jen.
"Kita menemuinya besok," Kata Rio dan Victor berbarengan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Thor, kok lama banget gak up nya?
Alasannya ada tiga,
Tugas Sekolah.
Dan ..
Nonton Anime.
Dan mentok juga authornya.
Soalnya puncaknya cuma Rio dan Victor ribut doang.
Jangan lupa VOTE and COMMENT!
★✩Victzync266
KAMU SEDANG MEMBACA
Estercrest Academy (DISCONTINUED)
FantasíaFantasy X (Minor) Romance Bagaimana jika kau mendapat beasiswa dari sekolah ternama? Senang kan? Hal itu dirasakan oleh Victoria, seorang gadis cantik namun yatim piatu. Sekarang pertanyaannya adalah, Bagaimana dia bisa mendapat beasisiwa? Anak anak...