Vivi's POV
Hoammmm...Jam 7? Apa aku benar-benar tidur selama itu?
Aku melihat ke sekeliling. Mataku menjelajah ke seluruh ruangan mencari sosok itu.
Bukannya tadi ada Victor?
Aku beranjak dari tempat tidurku. Aku mandi dan segala macamnya. Lalu, aku keluar untuk sarapan.
Sepi..
Apa mereka semua pulang?
Aku terus melangkahkan kakiku ke ruang makan.
Deb!
Sebuah tangan memegang pundakku. Dengan spontan aku melihat ke belakang.
"Haha, apa aku berhasil mengejutkanmu?" Tanya Jen sambil tertawa.
Aku menatapnya dengan sinis.
"Kau mau kemana?" Kata dia sambil mengikutiku berjalan.
"Aku mau sarapan, oh ya, apa kau tau dimana Victor?" Tanyaku.
"Victor dikamarnya," Jawabnya.
"Apa dia sudah sarapan?" Tanyaku.
"Sudah, hari ini dia sedikit aneh, biasanya kan dia menunggu kita dulu! Tapi sekarang dia malah duluan," Kata Jen.
"Oh, kau sudah sarapan?" Tanyaku.
"Sudah kok! Tapi aku ingin membicarakan sesuatu nanti di ruang makan ya!" Serunya.
Aku menegedipkan sebelah mataku.
Aku dan Jen mencari tempat duduk. Hari ini menunya roti bakar cokelat! Mmmm... kalian harus tau aku penggemar berat cokelat.
"Jadi apa yang kau mau bicarakan?" Tanyaku sambil menggigit rotiku.
"Besok malam kan ada pesta dansa, apa kau sudah punya gaun?" Tanyanya.
Brukk!
"OH IYA AKU LUPA!!" Kataku sambil memukul meja.
"Yes," Ujar Jen.
"Yes? Apa maksudmu hah?!" Bentakku.
"Itu berarti kau harus mengantarku ke mall malam ini, sekalian membeli gaunmu," Ujar Jen.
"Malam ini? Apa itu tidak terlalu mendadak?" Tanyaku.
(Dadakan kek tahu bulat 👍<--author)
"Ayolah Vivi, kumohon! Jangan menghabiskan waktu dengan pacarmu itu terus!" Ledek Jen.
"Kau bilang APA?!" Kataku marah.
Jen berlari meninggalkanku sambil tertawa.
.
.Setelah makan aku berjalan menuju kamar Victor.
Tok! Tok! Tok!
Tidak ada yang menjawab.
"Victor? Apa kau di dalam?" Tanyaku.
Tidak ada yang menjawab.
Kucoba untuk membuka pintunya.
"Tidak dikunci," Gumamku.
Aku masuk ke kamar itu.
"Apa yang kau lakukan disini?!" Tanya Victor.
Aku baru masuk. Sudah disambut amarahnya.
"Aku sudah ketuk! Aku sudah memanggilmu! Tapi tidak dijawab ya sudah aku masuk!" Kataku beralasan.
Victor memutar bola matanya.
"Kau kenapa? Kenapa kau tidak sarapan dengan yang lain?" Tanyaku.
"Itu urusanku! Bukan urusanmu! Sekarang pergilah!" Bentaknya.
"Oh jadi jika kau masuk ke kamarku aku tidak boleh mengusirku, sekarang jika ku masuk ke kamarmu kau mengusirku begitu saja?!" Ujarku.
Victor duduk di tempat tidurnya.
"Kau tidak akan mengerti, pergilah," Katanya pelan.
"Mengerti apa? Aku tidak bodoh,... mungkin.." Kataku.
"Vivi kumohon!" Katanya.
Aku tau ada yang tidak beres. Aku tau ada sesuatu yang mengganjal pikirannya.
Aku duduk disampingnya.
"Ada apa?" Tanyaku pelan.
"Kau tidak akan mengerti Vivi,"
"Hey, bukankah kau sahabatku? Jadi kau harus cerita semua kepadaku,"
"Tapi--"
"Ayolah, Vic!"
"Ok ok baiklah !"
Aku merapatkan posisi dudukku dengannya.
"Tadi malam Raja Ivan mengunjungiku, dan dia bilang aku harus menjauhimu," Katanya lirih.
"Lalu? Kau menurutinya? Kau tau kan dia Raja Kegelapan, Raja jahat," Kataku.
"Bukan, tadinya aku tidak terpengaruh, tapi dia bilang--"
"Apa? Aku akan membeku seperti Rei?" Tanyaku.
Dia menatapku kaget.
"Ups," Ujarku.
"DARIMANA KAU TAU HAH?!" Bentaknya.
"Jadi yang kukatakan benar?"
"Tidak, tidak sepenuhnya,"
"Maksudmu?"
"Akulah yang membunuhnya! Aku awalnya ingin menunjukan kekuatanku tapi elemen ini malah menjadi gila dan membekukan apapun di sekitarku dan--" Dia berhenti.
"Tapi kau tidak akan mengulanginya kan?" Kataku.
"Kenapa kau tak takut? Aku ini monster! Aku bahkan sudah membunuh orang saat masih kecil,"
"Jawab pertanyaanku," Paksaku.
Dia menatapku.
"Jika aku bisa," Katanya.
"Nah, jika lain kali elemenmu itu gila lagi, kau akan bisa menariknya, karena kau tak akan mengulanginya kan?" Tanyaku.
"M..mungkin," Katanya.
"Nah sekarang tidak ada yang perlu di takutkan, bodoh!" Kataku sambil mengacak-acak rambutnya.
Dia akhirnya tersenyum kembali.
BRUKK!
"Vivi!" Kata Jen sambil membanting pintu.
Sekarang akses bebas ke kamar Victor mulai terbuka ya!
"HEY! Kenapa kau tidak ketuk dulu?!" Seru Victor.
"Biarin," Kata Jen.
"Vivi! kita berangkat sekarang ya! Ya, ya, ya! Aku tidak sabar lagi," Kata Jen.
"Katamu kita pergi nanti malam,"
"Ayolah Vivi kumohon," Kata Jen.
"Ugh.. baiklah,"
"Ayo sekarang cepat bersiap-siap!" Sururhnya.
~~~~~~~~~~~~~~
Singkat Kata.
Jangan lupa VOTE and COMMENT
★✩Victzync266
KAMU SEDANG MEMBACA
Estercrest Academy (DISCONTINUED)
FantasíaFantasy X (Minor) Romance Bagaimana jika kau mendapat beasiswa dari sekolah ternama? Senang kan? Hal itu dirasakan oleh Victoria, seorang gadis cantik namun yatim piatu. Sekarang pertanyaannya adalah, Bagaimana dia bisa mendapat beasisiwa? Anak anak...