Chapter 30: Argument

7.4K 522 30
                                    

"See? Dia tampan kan?" Tanya Jen.

"Iya kuakui dia tampan," Kataku mengakui.

"Lebih tampan mana? Sang pangeran atau Devan?" Tanya Jen. Lebih seperti Ledek Jen.

"Apa kau mau ribut denganku?" Tantangku.

"Hmm... jadi kau masih menyukai pangeran muda itu?" Ledeknya lagi.

"A-- Kau-- Aku tidak pernah menyukainya," Kataku sambil blushing.

"Apa kau yakin?" Tanya Jen.

Jika aku membawa Scythe ku, dia tidak akan bernafas sekarang.

Kami terus berjalan menyusuri koridor sekolah untuk ke ruang makan. Aku berani bertaruh kalau para laki-laki sudah berada disana. Kami terlambat 30 menit! Hanya karena Jen yang terlalu mengagumkan Devan. Tapi, kuakui dia memang pantas dikagumi.

"Darimana saja kalian?!" Tanya Rio pada kami.

Sebenarnya aku tau kalau dia lebih bertanya kepada Jen daripada kepadaku.

Jen baru mengambil nafas untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Dia mengunjungi Devan," Potong Victor disusul dengusan nafas kesal Jen.

"Oh ayolah, ini keberapa kalinya kau mengunjunginya?" Tanya Rio.

Uh, dia cemburu. Jen beruntung dia punya seseorang yang cemburu jika melihatnya dengan orang lain. Aku? Aku hanya penganut jomblo stadium 4 yang tidak pernah dibawa ke UGD.

Sekali lagi, Jen baru mengambil nafas untuk menjawab pertanyaan itu..

"Posisimu terancam Rio, kau harus menjauhkan mereka berdua," Potong Victor.

"Oh, BISAKAH KAU BERHENTI MENYELAK OMONGANKU DAN DIAM SEBENTAR?" Ucap Jen dengan penekanan pada tiap katanya.

Aku tertawa kecil. Haha, apakah ini selalu terjadi sebelum aku masuk ke sekolah ini?

"Rio.., dia hanya idolaku oke?" Ucap Jen.

Rio mengambil nafas dalamnya.

"Ya, tapi kau harus berhati-hati Rio, Men are wolves, kau ingat? Bisa saja Devan menerkam hatinya dari belakang," Jelas Victor.

"BISAKAH KAU BERHENTI MENGADU DOMBA VICTOR?!" Oke, kesabaran Jen sudah mencapai batasnya.

"VIVI! Beri tahu pacarmu itu untuk berhenti!!" Pinta Jen.

Apa dia akan mendengarku jika aku yang memberi tahunya? Tunggu... tadi dia bilang pacar? Oke, dia mati hari ini.

"HEY! AKU BUKAN PACARNYA!" Bentakku.

"RIO! Beri tahu pacarmu itu agar diam sebentar saja!" Victor juga tak mau kalah.

"Apa kalian berumur 10?!" Rio pun angkat bicara.

"Tidak aku 13 tahun, teman macam apa kau yang tidak tahu umur temannya sendiri," Kata Victor.

"Oh, kukira kau 70 tahun," Ledek Jen.

"Hey! Aku itu masih muda ya!" Victor tak terima.

"Sudahi perdebatan kalian itu, aku bisa mendengar kalian dari kelas," Kata Ricky yang tiba-tiba duduk di samping Victor.

Semuanyahening seketika. Aku rasa ada yang aneh,

Tunggu... R..Ricky? Kenapa dia disini?

"Ricky?! Keajaiban tuhan mana yang membuatmu makan di ruang makan?!" Ucap Jen.

"Ya, biasanya kau hanya membawanya ke kamarmu saja," Jelas Rio.

"Ugh, Mr. Floyd selalu memberikan tugas yang banyak, aku jadi tidak bisa ke ruang makan," Kata Ricky sambil sambil menempelkan wajahnya ke permukaan meja.

"Owh, jadi serigala kecil ini kelelahan?" Kataku dengan nada paling imut~

Ricky kembali menegakan badannya dan tersenyum padaku.

"Apa kelas unggulan begitu susah? Perasaan Willy selalu bisa menolongku kapanpun," Tanya Victor.

"Itu karena dia baik, dia mengenyampingkan pelajarannya hanya untuk adiknya," Jelas Jen.

Victor menatap Jen tajam.

Oke, walaupun perdebatannya sudah selesai. Death glare diantara mereka masih terus berjalan.

"Sudahlah Rick, lebih baik kau makan daripada mendengarkan mereka," Kata Rio disusul dengan anggukanku.

"Oh ya, Vivi, bisakkah kau ikut aku nanti malam? Besok libur dan aku tidak tau aku harus berbuat apa," Ajak Victor.

"Apa kau selalu mambawa hidup orang ke dalam hidupmu?" Tanya Jen.

"Diam," Jawab Victor singkat.

Aku berpikir sebentar.

"Baiklah, lagipula nanti malam aku juga tidak ada acara apa-apa," Kataku.

Senyuman manis terpancar di wajah Victor.

"Baiklah aku jemput kau jam 7,"

~~~~~~~~~~
Lama nunggu update ya?
Maaf ya, rencananya sih chapter ini author akan menyertakan Peta benua tamarian.
Tapi, laptop author tidak mendukung.
Mungkin di Chapter selanjutnya?
Jangan lupa VOTE and COMMENT!
★✩Victzync266

Estercrest Academy (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang