Ep. 9 - NEED A FRIEND

91 5 0
                                    

Jack mengantar Winnie ke tempatnya sambil menoleh winnie dengan datar wajahnya. Paper bagnya gede tapi isinya tidak tahu, ia berpikir itu adalah sebuah buku besar.

Tempat pemberhentian, Winnie langsung turun sambil menghampiri Jack untuk memberikan paper bagnya.

"Pakailah ini akan membuat kamu aman."

Jack mengangguk sampai menyadari keadaan tempat ini membuat dia mengigil karena suhunya seperti musim dingin.

"Apa kamu membawa pisau kecil?"

Jack mencari benda itu di mobil, tak ada satu pun ketemu tapi mengangkat kepalanya yang dipanggil oleh Winnie.

"Ini, jaga yang baik baik lah."

Matanya ke datar lalu ke bawah dalam 3 kali itu tandanya ada benda jatuh juga membuat Jack bingung dan langsung memakai jaket tebal.

"Ikutlah aku, di sana mungkin ada yang bisa membuat kamu hangat, aku berharap kamu bisa memperkenalkan sama ka-"

Tiba tiba ada yang mendatangi kita untuk menerkam tapi salah satu dari mereka hanya maju lalu mencium bau aromanya.

"Kamu? Untuk apa kamu datang ke sini?" Sahut pria yang tak asing membuat Winnie kurang percaya tapi ternyata Winnie bisa membaca pikiran untuk membuka hati.

"Mencari teman"
"Teman? Huahahaha, hey kalian dengar kah dia datang untuk mencari teman.. tunggu dulu, aku mencium sesuatu, apa kamu bawa manusia?"

Mereka ikut tertawa tawa dengan reaksinya, sepertinya mereka tidak mengenal Winnie. Winnie melindungi Jack di hadapan mereka, dia mengeram mereka karena menyentuh Jack. Ia membalikkan badan lalu mendorong dia

"Pergilah ke mobil! Pastikan dikunci, aku akan mengurus ini."

Jack berlari lari dengan cepat menuju ke mobilnya lalu ia menyalakan mesin mobil dan terkunci.
Ia berpikir, aku berharap dia baik baik saja jika dia tidak kembali siapa yang mau membantunya, ah Louis ini tapi aku tidak punya nomor teleponnya.

***

Winnie menghalangi mereka untuk menghindari menyusul ke Jack. Salah satu orang yang mendorongnya dengan kesal.

"Enyalah kau."
"Hm"

Winnie tidak menjawab sambil menunggu pukulan dari mereka.

"Kamu mau melawan sama kita semua? Ah? kamu hanya seorang gadis yang mau melindungi bocah itu."
"Sangat licik, aku suka itu."

Senyumannya miring membuat mereka terkejut.

"Pukulah aku, aku tidak sabar mau mengeluarkan keamarahanku."

Winnie habis kesabaran menunggu pukulannya. Akhirnya ada orang yang pertama memukul di bagian perut, tapi winnie menghalangi lalu menendang dia dengan gerakan cepat. Mereka terkejut itu orang baru terjatuh karena menahan kesakitan.

"Sialan kau, hey kalian bunuh dia sekarang dengan cara apa pun!"

Mereka membawa senjata hanya batang kayu, pisau kecil dan pistol itu tidak membuat Winnie takut tapi malah dia menyenangkan menerima dengan hal resiko itu.

"Aku berharap kalian akan bertunduk kepala kalian di hadapanku, kalian pasti tidak punya pilihan."

Mereka menyerbu ke arah winnie, kedua tangan winnie baru mengeluarkan dari kantong celana lalu meninju ke satu orang per orang yang akan memukulnya. Ia berpindah pindah dengan langkahnya cepat sambil mendorong sekuat tenaga agar orang itu bisa menabrak ke tembok itu.

BRUK BRAK PAT PRET

Winnie menyadari ada orang terakhir yang sedang menatap dengan ketakutan. Setelah ia menghabiskan semuanya kecuali orang itu. Ia membaca pikirannya apa yang aku lakukan? Haruskah aku kabur? Haruskah aku bertunduk kepala di hadapannya?

"Teman teman mu tidak mati hanya sakit yang parah karena aku yang memberi mereka untuk pelajaran yang benar. Sekarang tundukkan kepalamu di hadapanmu artinya kamu menyerah!"

Orang itu sedang bingung sambil menegok ke kanan kiri, di sekitar orang orang itu menahan kesakitan akibat benturan, pukulan bahkan tusukan.

Winnie diam sambil menahan kelaparan karena ada darah dimana mana itu di bagian kepala sampai kaki pun membuat dia bisa kehilangan sadar. Ia tetap menahan terus sampai orang itu akan menyerah. Akhirnya orang telah ditunduk kepalanya di hadapanku membuat ia tersenyum.

"Akhirnya menyerah, hei dengerin ya baik baik, kenal Leon Xaverius? Aku merasakan di sini ada orang yang bukan manusia sebenarnya dan tunjukkan dirimu lalu ikutilah aku."

tidak ada satu pun muncul ke depan sebagai menunjukkan identitasnya. Akhirnya orang itu berdiri lalu bersiap meninggalkan teman temannya, orang menghampiri sambil menatap matanya.

"Argo"

suaranya datar sangat rendah saat menyebutkan namanya di hadapan Winnie.

MANUSIA - VAMPIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang