Pisang 2: Kejutan Sore Hari

2.3K 311 181
                                    

Ceritanya lg bete kan ya. Liat ig banyak poto2 beredar, SMtown Dubai f(x) cuma LunBer 😭

Udah malah SNSD ber5, EXO ber8, SHINee ber4 jg :( jadi pada ga lengkap semua...

Yaudalah drpd sedih2 kita tengok aja kesengsaraan idup kang Sean yang berlanjut.

Ps DLP nya bsk atau lusa ya iu up lg :')    enjoyyy

***

Cara mengajar Sean memang amazing. Tidak terlalu berbeda dengan penjelasan Bu Victoria yang padat dan jelas, Sean memang berbakat untuk mengajar.

Meskipun suasana kelas tidak semenyenangkan kelas Victoria, Sean bisa mengendalikan suasana dengan membuat topik pembahasan yang menarik untuk para mahasiswa. Luna yang awalnya sangsi Sean bisa mengajar sebaik Victoria, sedikit demi sedikit mulai mempercayai pria itu.

Meskipun Sean berusaha sebaik mungkin untuk tidak memperhatikan gadis aneh yang tadi membuatnya kesal, tetap saja usahanya gagal karena gadis itu begitu menarik perhatian. Tidak hanya kepribadiannya yang unik dan aneh, cara berpakaiannya pun membuat Sean sakit mata.

Apa sih yang bisa diharapkan dari manusia yang memakai warna kuning dari ujung rambut sampai kaki? Bandana kuning, kaus kuning, sepatu kuning, gelang dan aksesori berwarna kuning lainnya. Yah, walau harus Sean akui dengan berat hati kalau wajah gadis itu tidak buruk-buruk amat.

Setelah jam kuliahnya habis, Sean merapikan barang-barangnya dan membiarkan Kristal Avrillio berjalan di belakangnya. Masuk ke dalam ruangannya, Sean langsung menatap tajam mahasiswinya itu, berharap ada sebersit rasa takut muncul dalam diri Kristal. Sayangnya gadis itu malah menatap ke sekeliling ruangan, tanpa rasa takut atau gugup malah mengatakan hal yang aneh padanya.

“Coba aku dikasih kamar segede ini sama Mami buat taroh koleksi banana stuff di rumah...”

Sean memejamkan matanya, mensuggest dirinya sendiri agar tidak menanggapi gadis yang suka melantur ini.

“Kamu tahu kesalahan kamu?”

Sean menyalakan lagi mode dinginnya agar gadis di depannya ini bisa takut padanya. Tatapannya tajam dan menusuk, ingin menunjukkan bahwa dia merasa sangat jengkel pada Kristal. Gadis itu menatapnya dengan mata polosnya, mengerjap-gerjapkannya beberapa kali sebelum lepas kendali.

“Saya ga bohongin Bapak kok, Pak. Tadi saya cium aroma pisang dari badan Bapak.” Jawab Kristal tidak nyambung dengan pertanyaan Sean. Pria itu menggeram tertahan dan kembali menghela nafasnya sebelum melanjutkan.

“Yang saya maksud bukan itu.”

“Saya ga merasa buat salah, Pak. Bapak ngaku aja deh, pasti Bapak tersinggung masalah itu kan? Pak! Saya bisa buktikan kalau bapak memang bau pisang...” tanpa aba-aba, Kristal menerjang maju membuat Sean terkena serangan panik. Tidak, tidak lagi! kepalanya mendadak pening dan tangan kanannya mulai  tremor, keringatnya mengucur keluar.

Bahkan secara tidak sadar, kaki Sean sudah membawa dirinya berjalan mundur teratur, menjauhi Kristal yang dengan semangat mendekatinya.

“Ja-jangan mendekat!” Kristal berenti begitu ia mendengar suara Sean yang mirip seperti cicitan tikus. Gadis itu menelengkan kepalanya ke kanan sambil berpikir. Rasanya dia pernah mendengar kalimat itu dari sinetron yang ditonton Maminya dan Jerry.

Kristal meniru kalimat yang ia ingat dan tetap meneruskan langkahnya. “Kalau saya mendekat Bapak mau apa?” Kristal memasang wajah bengis, mengikuti wajah penjahat yang ada di layar kaca.

“Saya sudah bilang jangan mendekat, Kristal. Saya tidak main-main.” Ancam Sean yang yang sudah terpojok diruangannya. Dia tidak mampu melakukan apapun dengan kondisi tubuh yang lemah ini.

GynophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang