Apdet kilat. Aku lg sakit gaes, jd maaf kalo ada yg garing dan aku ga bs cariin gif kayak biasa 😧
Oya, prolognya Big Baby belum bs ku post ya. Aku masuh edit2 lagi biar belakangnya bisa dikembangin. Btw nnti selain kisah Sekaistal, aku sisipin Wenga jg di Big Baby 🙃
Ya, aku jd naksir couple Wendy-Suga 😂💙
So, mohon bersabar ya gaes, kuharap Big Baby bisa jadi cerita yang pol mantabnya hehe.
Happy reading semua, jangan malu-malu komen di chap ini ya.
***
"Kristal.. krrr krrr... Kristal?!" Amber memanggil-manggil gadis itu sambil berkeliling ke tempat yang mungkin di datangi gadis itu. Dia juga tak lupa jalan sambil setengah membungkuk. Dengan personality Kristal yang seabsurd rumus sains, bukan tidak mungkin anak itu nekad sembunyi di tempat yang aneh-aneh.
Setelah mencari Kristal di bawah meja kantin, ruang band, ruang siaran, hall bawah, dan beberapa tempat lainnya, Amber menyerah. Dia benar-benar tidak bisa menemukan Kristal dimana pun.
Maka itu sekarang dia takut ketika akan melaporkan hal ini pada Sean.
"Ehm, pak. Saya ga bisa nemuin Kristalnya." Lapor Amber dengan senyum kecut. Iyalah, siapa yang bakal tampilin muka sumringah kalo lagi di tatap tajem dosen sumbu minyak macem Sean. Salah-salah malah entar kesulut dia. Dengan adanya Kristal dilembaran baru hidup Sean, Amber dan teman-temannya yang akan menjadi pelampiasan Sean di kampus. Nasib, nasib.
"Yasudah, terimakasih. Kamu boleh kembali ke kelas." Setelah itu Sean langsung memasuki ruangannya, meninggalkan Amber yang bertekad akan membuat Sean stress lewat Kristal. Sudah kepalang tanggung. Biar botak sekalian itu lemari es berjalan.
Di dalam ruangannya, Sean langsung menghempaskan diri keatas kursinya dan menenggelamkan kepalanya di meja kerja. Dia juga memijit pelipisnya. Sakit kepala ini membunuhnya. Siapa lagi kalau bukan Kristal sumbernya.
Tenaganya terkuras habis. Dia heran kenapa bisa Kristal membuatnya merasa lebih lelah daripada mengangkut gorila. Ada aja caranya untuk membuat kepala Sean cenat-cenut. Bukan cuma kepala yang cenat cenut, tapi yang di bawah juga.
Damn!!!
Apalagi sekarang, hah?!
Sean langsung melompat dari kursinya begitu dia merasa ada sepasang tangan mungil yang menggerayangi pahanya dari bawah meja.
"Ngapain kamu disana?!!" Omel Sean dengan wajah kesal.
Kristal hanya memberikan cengiran dari bawah meja.
"Mas Pisang!" Panggil Kristal senang. Gadis itu keluar dari bawah meja dan berdiri berhadapan dengan Sean yang tinggi menjulang.
Sean menggeleng. "Saya masih dosen kamu, jangan kurang ajar, Kristal." Ujar Sean memperingati.
"Bapak! Bapak banana! Temenin saya ke perpustakaan, yuk!" Ajak Kristal semangat, sama sekali lupa dia baru saja memeleti Sean di kelas tadi. Sean saja masih ingat jelas wajah menyebalkan Kristal waktu gadis itu menjulurkan lidah sambil menarik bawah matanya.
"Mau ngapain kamu disana? Daripada mengganggu mahasiswa lain yang serius belajar, mendingan kamu pulang."
"Ihh suka berprasangka buruk deh. Saya mau pinjam buku di perpus..." Elak Kristal. Sean terlihat tidak begitu percaya.
"Seingat saya, saya tidak memberikan tugas apapun pada kamu." Ujar Sean lagi. Matanya masih memincing curiga.
"Cari buku cara jadi istri yang hebat di ranjang." Sean langsung melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gynophobia
General FictionPisang, pisang, pisang. Buat Kristal yang pecinta pisang, cari cowok itu ga penting. Bagusnya waktu luang itu dimanfaatin buat cari barang-barang yang related sama pisang. Dari seprai, case hp, sepatu, hoodie, kotak pensil, tas, daleman, gorden, jam...