***Tragedi dompet 2***

1.5K 76 1
                                    



" Din, jam brapa sekarang ?" tanyaku kepada dini yang masih asik dengan gamenya .

Dia adalah sahabatku semenjak kami pertama kali jadi MABA, dia asli orang Malaysia dan kenapa dia biasa jauh kuliah ke indonesia karena sama sepertiku kami sama-sama mendapatkan undangan untuk kuliah disini. Dia pintar,cantik, baik,ramah dan dia memiliki kulit yang putih. Katanya kulit putihnya turun dari ibunya dan dini dia beda denganku dia tidak menggunakan jilbab namun dia slalu menjaga shalatnya. " 10 " katanya singkat

"Astaghfirullah, yang betuldin?" aku kagen mendengar jawaban dini

"iya betul cantik,kenapa mau shalat dhuha ya?" tanya padaku, dan aku menganggukkan kepala sambil membereskan buku ku yang berserakan.

"yokk aku kawanin,"dia mematikan ponselnya dan menarik tanganku keluar ruangan,aku memandangnya dengan senyum manisku. Detik selanjutnya dia berhenti dan mehadap kearahku

"kenapa?" katanya lagi

Aku menggelengkan kepalaku dan menarik tangannya ke musholla fakultas kami. Bukannya apa, Semenjak 3 smester aku bersamanya ini adalah kali pertama dia yang mengajakku ke musholla langsung, dan tentu saja aku senang sekali siapa tau dia mendapatkan hidayah dan aku slalu menyelipkan namanya di doa-doaku. Sesampainya dimusholla aku langsung mengambil whuduk dan melaksanakan shalat sunnah yang slalu rutin ku kerjakan semenjak aku berhijrah. Sedangkan dini dia menungguku di teras mausholla dan ditemani dengan game-gamenya itu. Setelah aku selesai melaksanakan shalatku aku keluar menghampiri dini dan memakai sepatuku kembali, dia memandang dan tersenyum kepadaku.

"udah ?" tanya nya padaku

" sudah dini sayang." Jawabku sambil mencubit pipi tirusnya."yukk" ajakku dan menarik lengannya.

"syah" panggilnya, dan aku memberhentikan lankahku dan mehadap kearahnya

"iya din, kenapa ? " tanyaku padanya, yang aku lihat sekarang wajahnya begitu hmm sulit untuk ditebak, dia diam sesaat, dan otakku mulai bekerja keras berpikir apa yang terjadi pada anak satu ini.

"heii kenapa cantik" aku memandang wajahnya dan sambil menggenggam tangannya,"apa terjadi sesuatu saat aisyah shalah dhuha tadi ?" tanyaku kembali karena dia tak kunjung menjawab pertanyaanku. Dan kali ini dia menganggukkan kepalanya.

"apa yang terjadi, coba critakan sama Aisyah" tanyaku kembali, aku sudah sangat hawatir dengannya.

"Aisyah" katanya dengan sangat pelan, namun aku masih bisa mendengarnya dengan jelas.

"hmm" jawabny singkat.

"aku lapar,kantin yokk" jawabnya akhirnya dengan senyumnya yang manis. Sungguh aku telah memegang sepatuku dan siap-siap untuk melayangkan ke kepalanya.

"apa kau ingin membunuhku sekarang, hah ?" tanyaku padanya yang sudah berapi-api, namun yang dia tunjukkan hanyalah sederetan gigi putihny dengan penuh kemenangan. Dan di detik selanjutnya dia tertawa sambil memegangi perutnya.

"syah, sumpah wajahmu sangat lucu tadi,ha ha ha ha" dia tertawa puas sambil memegangi perutnya.

"apa kau sudah puas" tanyaku padanya yang masih tengah tertawa,

" ya tuhan perutku sakit syah,sumpah saye tak tahan ni perut ai sakit sangat, you ni syah comel sangatlah," dan detik selanjutnya dia berhenti tertawa " yess saye puas sangatlahh" katanya tertawa kembali. Aku meninggalkannya yang masih asik tertawa.

"hei syah, Aisyah wait me please." Dini berlari menghampiriku dan menggandeng lenganku."sorrylah beb gurauje, macam you tak paham ai je" katanya memelas

Assalamu'alaikum RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang