***
"Aku udah menikah," ujar Dina.
Zidan menatap perempuan itu. Ia berdiri mensejajarkan tingginya. Mendekati Dina dalam jarak terdekat yang ia bisa.
"Aku tau."
"Huh?"
Zidan berbisik di telinga Dina dengan pelan,"Kamu pengantin dari Dewa Angin, 'kan?"
Deg.
Dina tercengang.
"Ko-kok kamu tau?"
Suasana rumah itu perlahan berubah menjadi menyeramkan. Dina memundurkan langkahnya menjauhi Zidan yang terlihat mulai bertingkah aneh.
"Kamu adalah anak Iblis yang selama ini dilindungi Dewa Angin."
"Ma-maksud kamu?"
"Kamu gak tau? Kamu selamat dari kematianmu, karena orang tuamu memohon pada Iblis untuk menyelamatkanmu. Mereka menukar hidupnya demi kamu."
Dina kaget. Jantungnya serasa hilang dari tempatnya.
"Kamu adalah sebab kenapa orang tuamu meninggal."
"Gak mungkin. Azka bilang –"
"Dewa Angin berbohong. Tentang semuanya."
"Bohong?"
"Dia tau kejadian sebenarnya. Tapi, dia memilih diam dan tidak menceritakannya padamu."
"Ke-kenapa?"
"Sepertinya Dewa Angin si pembuat onar itu telah jatuh cinta sama anak Iblis yang dijaganya selama ini."
Dina terkesiap.
"Kalian dinikahkan dengan alasan untuk melindungi kamu dari Iblis. Tapi, Dewa Angin gak sepenuhnya melindungi kamu."
Dina terpentok tembok di belakangnya. Ia terjebak, tidak dapat menghindari Zidan.
"Kamu adalah tugas buat dia lepas dari hukumannya. Karena, jika dia berhasil menjaga kamu sampai perjanjian berakhir, dia akan diterima kembali di Alam Langit dengan kekuatan utuh."
"Apa?"
Kali ini, bukan hanya jantungnya yang lepas. Ia merasa, seluruh tulang-tulangnya lepas dan tidak ada lagi yang mampu menopang tubuhnya.
Dina jatuh terduduk dengan buliran airmata di pipinya.
"Jadi, dia melindungiku karena tugas?"
"Iya."
Zidan membungkukkan tubuhnya, menatap mata Dinar yang kebiruan.
"Kamu memang pengantin Dewa, tapi, kamu tetap bukan apa-apa."
Dina membalas tatapan Zidan,"Kamu....siapa?"
"Aku?"
Zidan berdiri. Wajahnya berubah. Matanya memerah. Kuku-kuku menyeramkan keluar dari jari laki-laki itu.
"Aku adalah Iblis yang membuat perjanjian dengan orang tuamu."
Deg.
Mata Dina buram seketika.
"Aku sudah mengincarmu selama ini. menunggu datangnya kesempatan ini. menunggu Dewa Angin yang bodoh itu lemah. Dan, melepaskan perlindungannya."
Tawa makhluk menyeramkan yang ada di depannya ini menggelegar.
"Kamu tidak pantas untuk hidup."
Dina menangis terisak. Ia merasakan ketakutan yang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azkadina
FantasySegala bentuk cerita, penokohan, dan tempat adalah fiktif dan kebutuhan jalan cerita belaka. Tidak bermaksud untuk menyinggung salah satu agama/ras rertentu. •••••••••••••••• "Satu hal yang tidak boleh dilanggar dari pernikahan terlarang ini. Salah...