---
Suara deru mobil yang terparkir dihalaman rumahnya yang sepi membuat Prilly terheran. Tapi Prilly cukup mengenali suaranya, meski agak samar karena beradu dengan suara hujan diluar yang cukup deras, Prilly masih bisa mendengar. Anak-anak sudah tertidur, Prilly mengintip lewat jendela kamarnya ingin memastika pemilik mobil yang memasuki pekarangan rumahnya. Dan ternyata benar, suaminya.
Ceklek
"Sayang, tumben pulang sendiri? Raja sama Are kemana?" Prilly bertanya menyambut kedatangan Ali setelah membukakan pintu.
"Ali gak sendiri kok,"
"Wi....widi?" Prilly melebarkan mata dengan mulut terbuka. Kaget sekaligus merasa surprise kedatang wanita yang bersama dengan suaminya. Satu mobil pula.
"Yes, i'am.. Widi Lorenzi, sahabat lama kamu, orang yang suami-mu cintai, benar kan baby" Balasnya dengan senyum menyeringai sembari menoleh pada Ali. Dengan lancang Widi merangkul bahu Ali di depan Prilly.
"Lepas wid!!" Ali menyentak kasar tangan Widi dibahunya.
"Apa maksud semua ini li? Tolong jelasin!" Prilly berucap dingin. Air matanya meleleh tak kuasa ia tahan.
"Sayang, aku..."
"Mendingan kita masuk dulu yukk? Gak baik loh ngobrol diluar, apa lagi hujan-hujan gini." Lagi-lagi ucapan Ali dipotong oleh Widi. Dan dengan tidak sopannya wanita itu langsung menyelonong masuk tanpa permisi sambil menarik tangan Ali, bahkan dengan sengaja Widi menyenggol bahu Prilly cukup keras.
Setelah mereka bertiga duduk diruang tamu, Prilly mulai membuka suara. "Tolong jelasin apa yang sebenarnya terjadi li?" Ucap Prilly dengan suara dingin penuh penekanan.
"Aku mau kita bercerai."
Jeduarrrrrr
Bagai disambar petir dikesunyian malam, empat kata yang keluar dari bibir Ali itu melumpuhkan semua persendrian tubuhnya. Seketika napas Prilly tercekat, dadanya sesak, matanya berkunang, dan akhirnya semuanya gelap.
---
"Bagaimana keadaan istri saya dok?" Terdengar nada khawatir dari sepasang bibir lelaki yang kini sedang bertanya itu.
"Mas Ali tidak perlu khawatir, istri anda baik-baik saja, dia pingsan karena kelelahan dan sepertinya mengalami shok berat yang dipengaruhi oleh kandungannya. Tapi, saat ini kondisinya baik-baik saja." Jelas dokter Helen. Dokter keluarga yang menangani Prilly.
"Ka-kandungan? Maksud dokter istri saya hamil?" Ali melebarkan mata karena shok. Pasalnya Prilly tidak pernah berbicara apa pun soal kehamilan, Prilly juga tidak pernah bilang.
"Betul mas Ali, memang anda belum tahu sebelumnya?"
"Belum dok, mungkin istri saya belum sempat memberitahu soalnya saya juga baru pulang."
Dokter Helen mengangguk. "Usia kandungan mbak Prilly sudah menginjak 3 minggu, usia yang sedang rentan-rentannya, jadi mohon dijaga baik-baik ya mas. Mengingat riwayat mbak Prilly yang pernah mengalami koma dalam kehamilannya dulu, takutnya berpengaruh untuk kehamilannya yang sekarang." Dokter Helen menjelaskan juga memberi pesan-pesan untuk Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please. Forgive Me
FanfictionSebuah kebohongan besar dimasa lalu membuat Ali dibenci oleh Prilly. Ali harus merelakan dirinya kehilangan keluarga yang merupakan sumber kebahagiaannya, dibenci pula oleh keluarga besarnya, bahkan dihujat habis-habisan oleh para fansnya. Kebohonga...