Happy reading 😃😃
---
Cuaca yang mendung memang membuat siapa saja bermalas-malasan, untuk bangun dari tempat tidur saja rasanya enggan. Sama seperti Ali dan Prilly, setelah mengantar Uta dan Uti sekolah, mereka hanya menghabiskan waktu bersama dikamar. Melepas rindu, saling berbagi cerita selama sepekan yang mereka lewatkan. Kebetulan juga Prilly sedang tidak ngantor.
"Yang.."
"Heumm?"
"Kangennnn!"
"Aku jugaaaaa..."
"Kapan ya terakhir kita liburan?"
"Seperti yang Uta bilang kemarin, dua tahun lalu."
"Lama banget ya."
"Iyalah, orang kamu sibuk terussss.."
"Maaf ya?"
"Untuk?"
"Aku gak bisa jadi kepala keluarga yang membanggakan buat kalian." Wajah Ali berubah sendu. Sesungguhnya ia menyesal dengan profesinya yang sekarang. Bukan, bukan karena tidak bersyukur, Ali hanya menyesal karena profesinya ini ia jadi tidak bisa menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya.
"Hey, dengar aku ya? Kamu itu adalah abi terbaik buat kita. Kamu kerja dan jarang dirumah itu karena buat kita, iyakan?" Balas Prilly menatap Ali yang ada disampingnya. Lalu Ali mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil istrinya itu. "Aku selalu percaya sama kamu, apa yang kamu lakukan diluar itu buat kita, jadi kamu jangan merasa bersalah sayang."
"Aku bekerja keras sekarang ini untuk masa depan kita, untuk anak-anak kita supaya mereka hidupnya terjamin."
"Aku tahu sayang, dari dulu kamu selalu bilang kenapa kamu benar-benar bekerja keras banget disaat orang-orang menghabiskan masa mudanya dengan bersenang-senang seperti sekarang ini, karena kamu mau masa tua kita nanti tinggal menikmati." Prilly membalas pelukan erat suaminya. Menyusupkan kepalanya kedada bidang yang selalu menghangatkannya.
"Berasa jadi pengantin baru lagi sayang," celetuk Ali.
"Kok gitu?"
"Ya, dengan posisi kita yang kayak gini, menghabiskan waktu berdua dikamar tanpa ada kurcaci-kurcaci itu."
"Ih masa anaknya dibilang kurcaci? Berarti bapaknyaaaa.."
"Hahaha... ya maksudnya, kalau ada mereka kan aku selalu gagal mau mesra-mesraan sama kamunya." Ali terkekeh melihat wajah Prilly yang kini memerah karena ulahnya.
"Yeeeee.. itu mah dasar kamunya aja mesum," Prilly menunjuk pipi Ali dengan sedikit ditekan hingga menimbulkan suara mengaduh dan tawa nyaring dari sang empunya.
"Kalau aku gak mesum, gak akan ada Uta. Hahaha..." Ali terbahak sambil memegangi perutnya melihat reaksi Prilly yang melotot. Tangannya merangkum wajah istrinya karena saking gemas, memiringkan wajah lalu menghujaninya dengan ciuman. Akhirnya pagi menjelang siang itu mereka habiskan dengan bertempur, melepaskan hasrat yang sudah sama menggebu dalam diri masing-masing, lalu menyatukan diri dengan ledakan cinta yang memuncak.
"Ahhhhhh... terimakasih sayang. I love you!!"
"I love you too sayanghhhhh..."
---
"Abi cepat banget perginya?"
"Iya bi, kita kan masih kangen sama abi, masih pengen main bareng, jalan-jalan bareng."
KAMU SEDANG MEMBACA
Please. Forgive Me
FanfictionSebuah kebohongan besar dimasa lalu membuat Ali dibenci oleh Prilly. Ali harus merelakan dirinya kehilangan keluarga yang merupakan sumber kebahagiaannya, dibenci pula oleh keluarga besarnya, bahkan dihujat habis-habisan oleh para fansnya. Kebohonga...