"Halo babe, apa kabar..." sebuah pelukan hangat menyapa wanita yang tengah berdiri memunggungi. Menunggu sang empu tangan yang kini tengah memeluknya.
"Apaan sih lo! Lepas!!" Widi melepas paksa tangan yang tengah melingkar indah diperut nya. "Lo apa-apaan? Pake ngancem gue segala. Licik ya lo!!"
"Ha,ha,haaa... santai babe, gue gak bakalan kayak gini kalau aja lo nurutin permintaan gue." Sang lelaki tertawa dengan seringai dibibir. Lalu sebuah kecupan kilat mendarat mulus dibibir sang wanita.
Plakk
"Arka!! Gila lo!" Widi mendorong kuat tubuh lelaki yang ia sebut Arka tersebut.
"Kenapa? Bukankah kita sudah sering melakukan lebih dari ini?" Arka tersenyum puas melihat wajah Widi tiba-tiba berubah pucat setelah mendengar ucapannya.
"Diam lo!! Jangan sekali-kali ngungkit itu lagi! Mau lo apa si ha??"
"Uang. Gue cuma mau uang, dan semua selesai."
"Heh brengsek! Dua minggu yang lalu gue udah kirimin uang yang lo minta ya. Dan sekarang lo minta lagi?" Widi tak habis pikir dengan lelaki dihadapannya ini, untuk apa uang sebanyak itu habis dalam waktu dua minggu.
"Uang nya udah habis, dan gue butuh lagi."
"Enak banget ya lo! Harusnya elo tuh bersyukur, lo udah nikmatin tubuh gue Arka!! Dan gue udah berbaik hati ngasih lo uang, gue gak akan ngasih lo uang lagi!!"
"Ssssttttt... kalem babe, kalem. Jangan kenceng-kenceng, kalau sampe ada yang dengar, itu bahaya banget loh." Arka menempelkan telunjuknya pada bibir wanita di depannya. Dan dengan kasar sang wanita menepis.
"Terserah. Yang pasti gue gak akan ngasih lo uang sepeser pun!" Setelah meluapkan kekesalannya, Widi meninggalkan Arka.
"Simple aja... gue tinggal bilang sama semua orang yang sebenarnya, terutama sama Ali. Lelaki obsesian lo!!" Langkah kaki Widi seketika terhenti mendengar ucapan berupa nada ancaman dari Arka. Dan seketika itu juga wanita itu langsung membalikkan badan.
"Jangan coba-coba brengsek!! Gue gak akan biarin lo buka mulut!!" Wanita itu menunjuk wajah lawan bicaranya sembari mengatupkan gigi kuat-kuat menahan geraman.
"Ha, ha, haaaa.. kenapa? Lo takut? Tenang babe, mulut gue ini akan tertutup rapat selagi lo mau menuruti mau gue. Oke??"
"Arka sialan!! Gue gak punya uang sebanyak itu sekarang!"
"Ali. Dia pasti punya,"
"Gue gak bisa minta kedia, kalau gue minta lagi, dia pasti curiga."
"Ya gue gak mau tau! Ada uang, mulut gue kunci! Gak ada uang, siap-siap aja mulut ini akan terbuka lebar menjelaskan se-mua-nya!!!"
"Arrrggghh!!! Lo licik Arka!"
"Dan elo lebih licik Widi!! Elo menghancurkan rumah tangga orang demi obsesi dan ketamakan lo!! Sudahlah, licik jangan teriak licik!" Arka menyunggingkan senyum sinis.
"Lo kenapa harus kembali Arka?? Tugas lo itu cuma buat gue hamil! Lo udah dapat kepuasan, sekarang lo malah ngancem gue? Dasar b******n!!" Dengan sekuat tenaga Widi memukuli Arka. Namun aksinya itu tidak lama, karena Arka langsung menangkap tangannya dan memelintirnya hingga Widi meringis kesakitan.
"Awwssss.. Arka sakit!!"
"Sakit ya? Ha,ha,haa.. gue bisa aja bunuh lo sekarang juga kalo gue mau, tapi enggak.. karena mulai sekarang lo adalah atm berjalan buat gue, jadi gue gak akan bunuh lo sayang!"
"Transver malam ini! Atau besok lo akan di depak dari rumah mewah itu!" Lanjutnya mengancam sebelum akhirnya pergi meninggalkan Widi dengan segala kekesalannya.
Dengan dada naik turun menahan kemarahan Widi menerawang kejadian beberapa tahun silam, tepatnya di Paris, semua berawal dari sana. Saat itu Widi bertemu dengan Ali secara tidak sengaja, Ali sedang menjalani shooting untuk film nya yang ke 10. Saat itu
Ya, semua terjadi begitu saja, Widi yang memang sejak SMP terobsesi dengan Ali, namun Ali tidak pernah tahu itu. Dan saat bertemu lagi dengan Ali tiba-tiba saja wanita itu punya ide gila.
"Ali... Ali kan?" Dengan hebohnya Widi menghampiri Ali saat hendak masuk kamar hotel nya.
"Iya. Maaf siapa ya?"
"Ya ampun parah ih. Masa kamu lupa sama aku, ini aku Widi."
"Wi-di..? Widiiii...oh ya,ya, Widi teman SMP, benar gak sih?" Ali menjawab dengan ragu. Takut-takut salah. Wajar saja karena sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, sejak lulus SMP, Widi memang memutuskan ikut bersama tante-nya ke Paris. Jadi sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu lagi.
"Yup!! Betul banget ini aku Widi, gila udah lama banget kita gak ketemu." Widi terus saja berceloteh kegirangan. Padahal Ali sudah nguap-nguap tidak konsen mendengar celotehannya. "Li, gak enak deh kita ngobrol sambil berdiri gini, ke kaffe depan yukk biar ngobrolnya enak."
"Gimana ya wid, gue lagi capek banget baru kelar shooting, gue pengen istrirahat. Lain kali aja ya." Tolak Ali halus.
"Yaaahh.. kok gitu sih? Padahalkan cuma bentaran doang, janji deh gak lama.."
Ali menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Heuh.. ini orang gak liat sikon banget sih." Garutu Ali dalam hati.
"Gimana li, mau ya? Ya,ya,ya..? Please...!!!"
Akhirnya Ali mengangguk terpaksa. Terpaksa karena hari ini ia benar-benar merasa lelah. Tapi teman lama nya ini tidak tahu diri.
"Kamu apa kabar li?" Setelah mereka sampai di kaffe, Widi mencoba membuka obrolan.
"Baik. Lo sendiri apa kabar?"
"Seperti yang kamu liat, aku masih cantik." Balasnya pede. Ali sampai menaikkan sebelah alisnya. Aneh.
"Oh iya wid, sorry gue ke toilet dulu ya, mau cuci muka, ngantuk banget." Ali pamit sembari menggeser kursinya.
"Oke."
"Ini kesempatan emas, gue gak boleh sia-sia in," ucap Widi dengan seringai dibibirnya. Widi mencampurkan bubuk dalam minuman Ali. "Ali. Sebentar lagi lo akan jadi milik gue."
Widi tersenyum puas membayangkan semuanya. Akhirnya setelah sekian lama obsesinya memiliki Ali, akan segera terwujud.
"Sorry lama," Ali kembali. Kemudian duduk.
"Diminum li, biar gak ngantuk lagi."
Ali mengangguk. Kemudian menenggak minumannya hingga habis. Sepertinya Ali benar-benar haus. Selang beberapa menit kemudian, bukannya mengantuknya hilang, tapi malah kepalanya tambah terasa berat. Dan pada akhirnya semuanya berubah menjadi gelap.
Gelap. Segelap nasib rumah tangganya kini bersama Prilly.
----------------------
Entah kenapa liat foto Prilly sama Gritte kemarin yg foto berdua itu, senang aja liatnya😃 sayang lupa save foto nya. Semoga persahabatan mereka baik-baik saja. Begitupun persahabatan dengan SH nya 😊
Selamat malam minggu 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Please. Forgive Me
FanfictionSebuah kebohongan besar dimasa lalu membuat Ali dibenci oleh Prilly. Ali harus merelakan dirinya kehilangan keluarga yang merupakan sumber kebahagiaannya, dibenci pula oleh keluarga besarnya, bahkan dihujat habis-habisan oleh para fansnya. Kebohonga...