"Kamu yang tenang ya nak, ini yang terbaik untuk kamu dan Ali."
"Iya ma.." Prilly menganggukkan kepalanya sambil berusaha tersenyum.
Memasuki gedung yang sama sekali tidak pernah terbayang sebelumnya. Prilly merasa telah gagal. Gagal tidak bisa menjaga kesakralan rumah tangganya dan janji sucinya bersama orang yang ia cintai.
"I.."
"Mama.."
"Gimana kabarmu sayang?" Sapa mama mertua eh ralat sebentar lagi akan jadi mantan.
"Alhamdulillah baik ma, mama sehat?"
"Alhamdulillah.. Uta baik-baik aja kan?"
"Baik ma, dia tadi pagi berangkat sekolah." Prilly melirik seseorang yang sadari tadi diam-diam mempehatikannya. Mata mereka bertemu pandang, tersirat kesedihan dimata keduanya.
"Ayo Pril, kita masuk..?" Suara ajakan tante sekaligus pengacaranya langsung membuyarkan tatapan keduanya. Prilly langsung mengalihkan pandangannya pada tante Lita sambil mengangguk.
Keputusan Prilly sudah bulat, tiga bulan terpisah rumah membuat ia semakin yakin kalau berpisah dengan Ali lebih baik. Baik untuknya dan juga Ali. Karena jika hanya diam membiarkan begini terus menerus malah akan merusak mental anak-anak mereka.
"Bagaimana mba Prilly, mas Ali, sudah siap?" Pertanyaan dari ketua hakim lagi-lagi membuyarkan lamunan Prilly.
"Sudah pak.." jawab Prilly yakin.
Sebenarnya agenda sidang hari ini adalah mediasi atau upaya perdamaian dimana kedua belah pihak akan ditanya oleh hakim ketua apakah mereka sudah mantap bercerai dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang memantapkan keduanya untuk bercerai. Pada proses mediasi hakim akan membari waktu sekitar 41 hari untuk keduanya memantapkan keputusan mereka.
"Apa yang melatarbelakangi keputusan kalian berdua untuk bercerai?"
"Kami merasa sudah tidak cocok lagi pak, oleh karena itu kami mantap untuk berpisah. Jika dalam suatu hubungan sudah tidak ada kecocokan untuk apa dipertahankan, semua hanya akan saling menyakiti pak." Jawab Prilly mantap. Dengan penuh keyakinan Prilly menjawab pertanyaan hakim.
Hakim tersebut mengangguk paham lalu beralih bertanya pada Ali.
"Lalu dari pihak mas Ali bagaimana?"
"Saya.. saya setuju dengan apa yang Prilly katakan pak. Kami memang sudah tidak ada kecocokan lagi pak." Ali menjawab pertanyaan hakim ketua dengan wajah tertunduk lesu. Sungguh mulutnya kini sedang berdusta, hatinya berteriak tidak namun mulutnya bersikeras berkata iya. Karena semua sudah dibicarakan sebelumnya.
Proses mediasi siang itu berlangsung dengan lancar tanpa ada hambatan apapun.
Ali dan Prilly harus menunggu selama 41 hari untuk sidang selanjutnya.
"Ma, aku ketoilet dulu." Pamit Prilly setelah keluar dari ruang mediasi.
"Akhirnya apa yang aku inginkan akan segera terwujud. Semua berjalan sesuai rencana dan keinginanku." Dibalik kesedihan dua keluarga yang ikut menghadiri ada seseorang yang bersorak gembira atas keputusan hakim.
Widi, ya orang itu adalah Widi. Widi bersikeras ingin ikut menghadiri padahal Ali sudah melarang. Tapi bukan Widi namanya jika tidak mengeluarkan jurus ancamannya.
---------------
Keluar dari gedung PA wartawan berbondong-bondong menghampiri Ali dan Prilly, mereka tidak melewatkan kesempatan untuk mencari informasi mengenai pasangan selebriti yang hits ini. Dari sejak kabar pisah rumah mereka memang jadi incaran wartawan yang kemana saja diikuti bahkan hampir setiap hari mereka menghampiri kerumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please. Forgive Me
FanfictionSebuah kebohongan besar dimasa lalu membuat Ali dibenci oleh Prilly. Ali harus merelakan dirinya kehilangan keluarga yang merupakan sumber kebahagiaannya, dibenci pula oleh keluarga besarnya, bahkan dihujat habis-habisan oleh para fansnya. Kebohonga...