Terakhir kali aku melihat annisa beberapa hari, hanya aku yang melihat tidak untuk Annisa, waktu itu ketika aku menemani abi dan ummi makan. Dan ada annisa yang pergi meninggalkan tempat makan. Dengan seorang laki laki waktu itu. Ini sudah pukl 8 pagi. Sudah waktu yang pas jika aku harus pergi kekampus
"salma?" panggilku, perempuan itu menoleh, aku mengejarnya.
"lihat annisa?" tanyaku
"tidak kak" begitu jawabnya
"oh yasudah, trimakasih ya" kataku lagi, dan dia hanya mengangguk
Aku memutar tubuhku, melangkahkan kaki. Kujamin annisa saat ini sedang duduk dipojok perpustakaan. Aku pastikan itu. Langkah ringanku membawaku dengan mudah mendekati perpustakaan. Ketika aku sampai didepan perpustakaan tiba tiba pak syam memanggil namaku
"zaid kemari" begitu kata beliau
"ada yang bisa saya bantu pak?" tanyaku
"ahh tidak, bagaimana perkembangan skripsimu?" tanyannya
"lancer pak" jawabku
"oh syukurlah, hanya itu saja" begitu katanya
Dan beberapa pertanyaan pertanyaan singkat yang beliau tanyakan kepadaku, hingga akhirnya ada 2 mahasiswa yang menghampiri kami, dan bicara dengan pak syam. Diakhir dengan aku yang ditinggalkan. Dan pak syam pergi dengan 2 mahasiswa tersebut. Aku melanjutkan niat awalku
"benarkan" gumamku ketika melihat annisa duduk disana dengan ponsel ditangannya.
Aku menghampiri dia, kali ini annisa tidak sendiri, tetapi ada perempuan yang ikut duduk disampingnya, hanya saja perempuan itu tidak terlibat pembicaraan dengan annisa. Mereka seperti masing masing tanpa pembicaraan.
"Assalamualaikum" kataku
"eh, waalaikumsalam" jawab annisa dengan nada yang sedikit terkejut
"nis duluan, papaku sudah jemput" begitu kata perempuan yang ada disamping annisa, dan annisa hanya menjawab dengan anggukan
"ganggu?" annisa hanya menggeleng menjawab pertanyaanku
"dimakan ya" kataku lagi, sambil memberikan bingkisan untuk annisa
Oh ya, bingkisan itu bukan aku sendiri yang membeli. Melainkan isi dari paket yang baru aku buka kemarin. Didalam paket itu terdapat bingkisan yang memang tertera untuk annisa. Yang membuat aku semakin aneh. Mengapa pengirim paket itutau tentang annisa.ah sudah kembali pada annisa
"trimakasih" katanya, dan aku hanya mengangguk
Tidak ada pembicaraan diantara kami, dan annisapun sedan melihat isi dari bingkisan tersebut, aku terdiam memperhatikan pergerakan dari annisa. Ada raut aneh yang terlihat diwajahnya. Tepatnya raut terkejut
"ko tau?" tanyanya
"tau apa?" kataku, yang memang tidak mengerti arti dari perkataan annisa
"ini semua" katanya
"apanya?" tanyaku
"ini bingkisan ini, ini semua makanan yang aku sukai" ohh ternyata itu
"ah itu, kebetulan mungkin" jawabku, dan annisa hanya mengangguk.
Dia kembali merapihkan isi bingkisan itu, dan aku tetap diam tanpa bicara. Melihat annisa yang tersipu malu. Mengapa begitu? Karena ada rona merah dipipinya, dia cantik. Aku diam memperhatikan dia. Dan berakhir dengan annisa yang mengatakan sesuatu. Yang akhirnya menjadi pemecah keheningan diantara kami
"tadi Kak aisyah menyapa" kata annisa
"oh ya?"
"iya"
"lantas?" tanyaku
"tidak, hanya menyapa" jawab annisa
"ohh begitu" kataku
"kayanya kak Aisyah suka banget ya sama kamu" kata annisa
"suka gimana?"
"ya begitu"
"begitu bagaimana?" annisa hanya diam tidak menjawab
"kaya kamu?"
"iya" aku terkekeh mendengar jawabannya. Seakan akan annisa mengakui 'dia menyukaiku'
"ih enggak bukan begitu" bela annisa
"lantas bagaimana?" tanyaku menggoda annisa, dan setelah itu ada rona merah lagi dipipinya.
Aku hanya tertawa, dan annisa menunduk diam, bahkan dia menutup mukanya dengan kedua tangan. Dan sesekali mengatakan "jangan ketawa" bukannya berhenti yang ada aku terus tertawa, dia tetap menunduk. Setelah aku berhenti annisa menoleh dan mengatakan
"ini serius"
"menikah denganku?" dia mengangguk tetapi setelahnya menggeleng
"kak zid, inituh lagi membicarakan kak Aisyah" aku terkekeh mendengarnya
"oke baik, jadi bagaimana?" kataku tersenyum kearahnya
"kak Aisyah suka sama kamu" aku mengangguk
"saya tau tentang itu annisa"
"lantas mengapa tetap memilih aku?" tanyanya
"kan saya sukanya sama kamu" jawabku
Dan lagi lagi, annisa hanya menunduk malu. Aku tersenyum melihatnya, dan mengatakan hal yang membuat annisa menoleh sambil tersenyum
"memang mencintai bisa memilih? Kalau saya sudah jatuh cinta karena kamu ya sudah, tandanya hanya kamu. Tidak ada yang lain" kataku
"lantas kak aisyah?"
"Aisy? udah tau tentang ini" jawabku
"We can't see it, but. I can feel it. Kita tidak bisa melihat apa yang sebenarnya kak Aisyah rasakan, tetapi aku sebagai perempuan tau apa yang sedang dia rasakan. Jangan menyakitinya, itu akan menyakitiku juga" kata annisa begitu kepadaku
"I now, hanya saja. Aisyah belum bisa menerima keadaan dengan baik, saya tau betul bagaimana aisyah. Jadi ini hanya tentang dia yang belum terbiasa Annisa"
"hemm begitu ya?" jawaba annisa
"You'are so special to me in every way, mau bagaimanapun ya memang nyatanya begitu, bahwa tidak ada yang bisa menggantikan posisi yang sepesial itu annisa"
"yayayaya, katakan saja itu" aku hanya terkekeh mendengar jawaban dari Annisa
"tidak senang ya mendengar perkataan saya?" annisa menggeleng
"give love in secret by praying for one another, jadi untuk apa aku sampaikan, jika doa jauh lebih bisa dirasakan?" kata annisa. Dan aku tersenyum dibuatnya
Hingga pembicaraan kami berakhir dengan annisa yang pamit karena ada hal penting. Itupun setelah dia menerima sebuah pesan singkat. Aku tidak menanyakan apa yang disebut dengan hal penting itu. Yang aku tau annisa sudah mulai banyak bicara dan tidak diam seperti dulu, tetapi tetap. Annisa adalah Humairah bagiku, saat ini, Nanti, dan selamanya
Vote+Coment+Share.
Ig:Putrifadilatulbarokah_
KAMU SEDANG MEMBACA
KHUMAIRAHKU
De TodoFollow Sebelum baca ya, Karena Judul tidak desertai dengan Urutan Nomor. Maka dari itu membedakan yang di Private sama yang tidak agak sulit. Timakasih Zaid hati perempuan itu bagaikan cermin, lantas dengan semua Ucapanmu tentang memberanikan diri...