Aisy 2

2.2K 188 11
                                    

"kata adam kamu kurang enak badan?"

Perkataan seorang perempuan membangunkan aku dari tidur yang menenangkan, aku melipat kedua tangan dan memposisikan kepalaku diatasnya. Hanya karena kepalaku yang benar benar terasa sangat berat. Ah ya aisyah yang memanggilku tadi.

"hanya pusing" jawabku

"kata ayahku ini bagus untuk stamina tubuh, coba diminum zid" aisyah memberikan satu botol yang ku tebak isinya beberapa butir obat

"Trimakasih Ais" dan dia hanya mengangguk

Aku melihat sekilas ke arah aisyah yang duduk didepanku, dan aku kembali menenggelamkan kepalaku diatas tanganku, kepalaku kali ini benar benar terasa sangat berat sekali. Seperti dihantam benda berat. Sakit sekali

"Zid?" panggil Aisyah

"kenapa?" lagi lagi kupaksakan agar aku duduk dengan tegap didepan Aisyah

"surat yang –"

"sudah saya baca" jawabku memotong ucapan aisyah sebelum ini

"jadi bagaimana?" tanyanya

"bukankah saya sudah berkata sebelum ini aisyah? Jika aku mencintai annisa. Mengertilah sedikit saja. Tolong aisyah"

Aisyah tidak menjawab ucapanku, dia hanya menunduk diam. Akupun diam tidak ingin berdebat dengan kepalaku yang benar benar terasa sangat berat. Hanya ada helaan nafas yang bisa aku dengar sekilas tidak ada percakapan juga diantara aku maupun Aisyah.

"kau tau zid? Andai cinta itu bisa ditulis. Sudah dipastikan penaku sudah habis, tetapi aku bersyukur bahwa Cinta itu adalah udara yang terus berhembus. Aku mungkin bisa menghentikan penaku agar tidak habis. Tetapi bisakah aku menghentikan sebuah udara yang terus berhembus? Tidak bisa zid. Tidak bisa" begitu kata Aisyah

"sebelumnya sudah saya katakan bahwa cinta itu melibatkan dua belah pihak Aisyah, tidak bisa jika hanya ada kamu tanpa saya"

"maka dari itu tolong berada terus disisiku"

"cinta itu adalah tatkala kita berada didalam hati orang yang kita cintai, bukan hanya berada terus disisi kita, tolonglah aisyah. Berhenti menjadi seperti ini, 3 tahun kita bersama. Sejauh itu semuanya baik baik saja kan? Kamu menginginkan sebuah pilihan. Tetapi maaf atas itu. Saya tidak bisa" kataku kepadanya

Lagi lagi keheningan ada diantara kami. Aku kembali merebahkan kepalaku. Rasanya mataku sudah mulai berat sekali. Ketika aku mencoba memejamkan mataku aku mendengan suara seseorang yang kuhafal betul siapa orangnya

"Assalamualaikum kak zid"

"Waalaikum salam annisa" jawabku

"kata kak Adam kamu sakit?" tanyanya dan hanya dijawab oleh ku.

"annisa gak lama, sempat lihat ada menu bubur ayam dikantin tadi, dimakan ya" kata annisa

"Memang sejak kapan kamu suka bubur ayam zid?" kata Aisyah

Aku melihat perubahan diraut wajah annisa, dan memang aku tidak menyukai bubur ayam. Memang jelas tentang itu, tetapi apa maksud Aisyah berkata seperti itu kepada Annisa? Mencari perhatian lebih? Sungguh kekanak kanakan sekali.

"kak zid suka ko, kamu ada kelaskan? Sudah sana" kataku kepada annisa, dia hanya mengangguk dan pergi dengan mengucapkan salam.

"jaga bicara kamu aisyah"

"loh aku salah dibagian yang mana? Bukankah nyata bahwa kamu tidak menyukai bubur?"

"aku tau, tetapi hargai dia"

"siapa? Annisa?" tanyanya, dan dijawab oleh dia sendiri. Aku hanya mengangguk

"begitukah? Lantas bagaimana cara kamu menghargai aku zid?"

"memang selama ini apa yang tidak saya perjuangkan untuk kamu? Adakah? Apapun tentang kamu selama ini saya hargai, tetapi kamu tetaplah kamu. Tidak bisa saja memahami apa yang seharusnya kamu pahami"

"begitu ya zid?"

"memang"

Dia tidak menjawab lagi, aku merasa telah melukai aisyah terlalu dalam, tetapi memang aisyah harus diberi pemahan yang mendalam. Agar dia faham, bahwa mencintai itu tidak harus memiliki.

"aku jauh lebih mengenal kamu zid, aku yang jauh lebih banyak dan tau tentang kamu. Dan sekarang aku dikalahkan oleh orang lain? Kau tau zid, sejujurnya aku takut mencintai. Takut akan kehilangan, perpisahan, dan sangat takut dalam hal berbagi, tetapi rasa takutku terkalahkan oleh cinta yang begitu luar biasa"

"Aisyah? Maka dari itu, cobalah memahami semuanya. Aku tidak ingin aisyah yang lembut dan manis harus terluka, aku tidak ingin kamu yang luar biasa baiknya terkalahkan dengan rasa ingin memiliki. Sungguh aku tidak menginginkan kamu menjadi actor baik tetapi pada akhirnya disalahkan karena egomu. Jangan seperti ini. Cukuplah menjadi dirimu, Aisyah" kataku. Dan lagi yang bisa aku lihat aisyah sedang mengusap pipinya yang sudah basah

Aku menghela nafasku cukup panjang, sulit sekali. Bukan hilang sakit kepalaku yang ada terus bertambah, lagi dan lagi. Aku menarik nafasku perlahan dan kembali melihat aisyah yang tetap sama dengan posisinya.

"sudah aisyah, Angkat kepalamu. Dan jangan biarkan mahkotamu terjatuh, aku tidak suka tentang itu"

"ini sulit"

"sulit dibagian yang mana?" tanyaku

"mencintaimu, sulit. Padahal aku tau bahwa mencintaimu tidak bisa menjadikan kamu sebagai milikku. Tetapi lagi dan lagi, aku kalah zid" kata aisyah begitu

"berhenti menangis" kataku.

Kuperthatikan aisyah mulai menyeka air matanya, berusaha untuk tidak menjatuhkan air mata lagi, aku menyenderkan punggungku. Melihat jam pada ponselku. Dan ada pesan masuk ternyata

"Annisa benar benar tidak tahu, maaf ya kak" From annisa

Tidak aku balas pesan singkat dari annisa, bukan karena aku marah annisa membawakan bubur. Tetapi dihadapanku saat ini ada Aisyah. Aku ingin semua itu selesai hari ini. Aku ingin Aisyah menjalankan kehidupannya seperti semula, tidak berdiam seperti ini dan terus menangis.

"tolong aisyah, kasihanilah saya. Kau tau saya merasa menjadi orang jahat saat ini, orang yang telah mencuri sebuah senyuman yang telah lama hilang dan saat ini dirindukan"

"Aku sakit zid" begitu katanya

"Maafkan saya"

"bukan, sungguh aku sedang menghadapi maut zid" katanya.

"Apa maksudmu?"

Aku tidak mendapatkan jawaban atas itu, yang aku dapatkan adalah kepergian aisyah begitu saja. Aku menghela nafasku. Memahami apa maksud perkataan Aisyah. Apa maksud dari semua hal yang seharusnya tidak dia ucapkan begitu saja

Saat keheningan menghampiriku, saat kantuk yang cukup merusak konsentrasiku aku memutuskan untuk kembali menenggelamkan kepalaku, rasanya lelah sekali. Hingga berakhir pada adam yg menepuk punggungku dan mengajakku kembali ke rumah kost.

Mohon Like+Komen+Share
Trimakasih🙏

KHUMAIRAHKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang