Kau Pintar Buat Aku Rindu

156 12 0
                                    

Aku dan Angga berlari menuju meja makan, sungguh perutku sudah tidak sabar untuk melahap makanan hasil masakan Angga, ini pertama kalinya ia berniat memasak. Sungguh seperti sebuah keajaiban.

"Hai" Suara serak bangun tidur datang dari kamar tamu, entah itu Alex atau Axel. Mereka berdua selalu kompak, bangun samaan, pergi kemana-pun keduanya ikut tapi ada satu hal yang membuat mereka tidak samaan, Alex sebentar lagi akan menikah dan Axel? Dia masih saja menikmati hidupnya sendirian.

Dua sejoli itu mengambil posisi di depan kami, jadi posisi kami sekarang berhadapan dengan mereka. 

"Kak, kemarin kami mencarikan apa yang kau minta, tapi sayangnya mereka maunya beruda" Ucap Alex pelan, luka yang di tubuh Alex sangat cepat sembuhnya, mungkin karena Axel merawatnya dengan obat-obatan herbal. 

"Bawa saja keduanya, aku lebih bahagia jika ada satu untukku" Jawab Angga tegas.

"Berapa hari ini kan libur panjang, bagaimana jika kita jalan-jalan" Ucapku dengan penuh semangat, aku masih punya nyali untuk mengajak mereka jalan-jalan meningat waktu itu tidak jadi, kenapa tidak sekarang? 

"Boleh" Jawab dua sejoli itu bersamaan, waktu itu Alex yang membantah untuk ikut, sekarang dirinya lebih semangat ketimbang yang lain. 

"Angga gimana?" Tanyaku, jika dia bilang tidak acara ini tidak akan ada. 

"Oke, tapi biarkan aku yang mengurus semuanya" Ucap Angga datar, kami semua menangguk. Aku tidak begitu percaya kepada Angga tapi melihat Alex dan Axel begitu menurut mungkin memang Angga jago untuk masalah jalan-jalan.

"Lex, Xel ayo" Ucap Angga memecah keheningan, kedua sejoli itu bangkit dan pergi menuju kamar mereka masing-masing. 

"Ren, hari ini mobil Lancer aku pakai" Ucap Angga tegas, matanya menatap ke arahku sinis. 

"Baik" Ucapku pelan, sebenarnya aku tidak ingin meminjamkan satu-satunya mobil yang aku beli dengan hasil jerih payahku sendiri. Walau Porche sudah terparkir di halaman depan tapi kenapa Angga tidak memakainya? Mobil di halaman depan lebih mahal dan lebih sporty, di bandingkan mobil Lancer yang aku miliki. 

"Rena ikut aja, kan yang punya mobil dia Kak" Ucap Alex santai, aku sudah melotot kaget saat mendengar ucapannya yang begitu santai, begitu juga dengan Axel. Tapi Angga hanya diam, diam tubuhnya bukan matanya.

"Toh sekalian ke kantor kan" Ucap Alex lagi dengan begitu santainya, di keluarga mereka ucapan sangat di jaga, kalau kata Angga mereka harus bersikap formal agar tidak kalah main dengan lawannya. Itulah sebabnya keluarga Dwipangga menjadi keluarga yang lumayan ditakuti oleh petinggi-petinggi lainnya. 

"Kalian pergi naik Porche, biarkan Rena pergi denganku" Ucap Angga tegas, jarang sekali ia mau satu mobil denganku, biasanya juga dia akan menggambil mobil Alfa Romeo milik temannya dan membawa kunci mobilku agar aku pergi ke kantor dengan Jade. 

"Eh? Jam masuk kantor masih jam 11" Ucapku menolong diriku sendiri, kalau aku pergi dengan Angga orang-orang di kantor bisa berfikir yang tidak-tidak. 

"Jam 11?" Tanya Axel penuh heran, aku menangguk sebagai jawbannya. Axel berjalan cepat ke arah Angga, rahangnya mengeras dan matanya memerah.

PLAK

Satu tamparan keras mendarat di pipi Angga, tubuh Angga kini sudah melayang di udara dan dirinya hanya diam tidak berbicara. 

"Kau gila! Kau menaruhnya di gedung 2! Dia istrimu! Pikrikan itu baik-baik! Dia setia kepadamu! Kalau dia tidak setia! Kau sudah berada di ruang pengadilan! Kau bahkan sering melakukan kekerasan terhadapnya! Kau sudah gila! Angga Dwipangga" Bentak Axel pas di depan muka Angga, gedung 1 masuk sekitar jam 8 sedangkan gedung 2 masuk jam 11, kalian mungkin pikir gedung 2 lebih enak tapi kalian salah! Gedung 1 yang lebih enak, masuk jam 8 pulang jam 5 dan itu sebuah kewajiban untuk mereka pulang jam 5, jika lebih akan di pindahkan ke gedung 2. Sedangkan gedung 2 yang masuknya jam 11, pekerjaan bejibun dan pulag setelah semua pekerjaan selesai, rata-rata para pekerja gedung 2 pulang jam 12 malam, itu minimal.

The Truth [Completed]Where stories live. Discover now