10

871 65 25
                                    

Camila terbangun saat mentari pagi bersinar tepat di wajahnya, menembus jendela dan melewati kain tipis yang bergantung di sana. Hendak mengusap matanya, ia merasakan tangan kanannya terhalang sesuatu. Kepala Hailee.

Mengusap matanya menggunakan tangan kiri, ia baru menyadari tak ada orang di samping kirinya. Lauren ke mana? Saat mengingat gadis bermata hijau tersebut ia kembali mengingat kejadian semalam.

Apa ciuman itu benar-benar nyata? Atau bisa saja Lauren secara sadar menciumnya lalu berpura-pura tidur. Masuk akal. Tapi hal itu harus tetap diselidiki, harus ada bukti yang kuat. Camila tak ingin menuduhnya begitu saja.

Sang gadis bermata coklat berusaha beranjak dari tempat tidur tanpa harus membangunkan gadis yang masih bersandar padanya. Ia mendorong kepala Hailee dengan lembut menggunakan tangannya yang kosong.

Sayangnya, usahanya gagal. Hailee menolak untuk mengangkat kepalanya dan malah memeluknya dengan erat. Camila mendesah dan memutuskan untuk membangunkannya.

"Hailee, bangunlah. Matahari sudah semakin tinggi." ia berbicara dengan lembut, suaranya terdengar lebih serak dari biasanya, yang mana membuat Hailee semakin terpukau padanya. Ia tak pernah mendengar suara Camila yang seperti ini sebelumnya.

"Aku tak mau." Hailee mengguman padanya, matanya masih tertutup.

"Oh. Ayolah, Hailee." Camila mendesah, berusaha mendorong kepalanya namun kembali gagal.

"Ayolah, Camila." Hailee meniru suaranya, membuka matanya dan mendongak menatapnya. "Kapan lagi kita seperti ini? Aku bisa pastikan bahwa kau takkan pernah seperti ini lagi padaku. Tidur sambil memeluk kau adalah impianku."

"Kau gila, ya? Bagaimana kalau Lauren lihat kita masih seperti ini?" Camila bertanya tak percaya, khawatir di suaranya. "Aku tak mau kau kena masalah."

"Dia takkan tahu, Camila." Hailee menenangkannya, tersenyum manis. "Pagi-pagi seperti ini Lauren pasti di dapur dan saat memasak sesuatu, dia akan sangat menikmati waktunya dan melupakan hal lain."

Ia memberitahu gadis bermata coklat tersebut dan membuat Camila menyadari sesuatu. Ini adalah kesempatannya untuk mencari tahu soal Lauren.

"Apa dia selalu seperti itu?" Camila bertanya dan gadis itu mengangguk. "Kau tahu banyak tentang dia, ya?"

"Tentu aku tahu, Camila. Aku telah bersama dia dan Zayn dari kecil." Hailee memberitahunya.

Seketika, Camila langsung menegakkan badannya, dan kali ini Hailee tak bisa menghadangnya karena pergerakannya yang begitu cepat.

"Ada apa?" ia mengerutkan kening, bingung.

"Tak apa. Aku... aku hanya penasaran." Camila berbohong, mengangkat bahu. "Kau tahu, cara dia tidur sangat tenang. Aku tak merasakan dia bergerak sedikit pun."

"Kau berharap dia bergerak agar dia memelukmu?" Hailee menuduhnya, kesal di suaranya.

"Tidak, tidak. Bukan seperti itu maksudku, Hailee." ia berbicara dengan cepat, takut ada salah paham. "Aku hanya tak habis pikir kenapa dia bisa tidur seperti itu. Maksudku, kebanyakan orang tidur itu sangat menyebalkan, kau tahu."

"Oh. Dia memang seperti itu kalau sedang tidur. Lihat saja kalau di sekolah, dia sangat tenang, bukan?" Hailee menegakkan badannya, duduk meniru Camila. "Tapi terkadang dia sering bangun saat sedang tertidur. Kau pernah dengar istilah sleepwalking?"

"Itu kondisi orang yang berjalan sambil tidur, bukan?" Camila memastikan dan Hailee mengangguk. "Aku pernah baca bahwa itu adalah kondisi di mana seseorang berjalan dengan mata terbuka tapi mereka dalam keadaan tertidur."

Coincidence {Camren}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang