6

887 63 6
                                    

Dua minggu berlalu. Hubungan Lauren dan Camila semakin membaik, keduanya sesekali mengobrol kecil saat ada kesempatan. Entah itu saat keduanya memiliki kelas yang sama, di kantin, atau bahkan saat tak sengaja bertemu di toilet. Obrolan-obrolan kecil itu terasa begitu nyaman namun keduanya belum bisa saling mengenal dengan dalam. Semuanya memang butuh waktu.

Tapi sekarang malah hubungan Camila dan Hailee yang berantakan. Gadis itu sudah tak lagi seperti dulu padanya, sikapnya jauh berbeda dari sebelumnya dan itu artinya ia telah berubah. Camila telah mencoba mengobrol dengannya tapi gadis itu selalu menghindar dengan alasan-alasan yang sangat masuk akal yang mudah di percaya. Setelah kejadian di rumahnya, Hailee selalu mengabaikannya, hanya memberinya senyuman paksa untuk menutupi kebenciannya.

Seperti dunia yang berputar, kehidupannya juga berputar. Sekarang keadaannya berbalik; saat bertemu dengan Hailee serta kedua sepupunya di koridor, bukan gadis manis tersebut yang tersenyum atau menyapanya tetapi Lauren. Gadis bermata hijau tersebut kini berlaku sangat manis padanya, seakan jiwanya tertukar dengan jiwa Hailee. Tapi itu tak membuat Camila bernafas lega sama sekali, malah semakin merasa bersalah. Hailee yang sangat baik, polos dan manis berubah menjadi orang lain karenanya.

Keluarganya telah menyelesaikan kelulusan saudarinya di New York dan telah kembali dari sana dua hari yang lalu. Malam ini keluarga calon atasan Taylor akan makan malam di rumahnya dan ia sama sekali belum mengetahui hal itu. Camila terlalu sibuk dengan urusan pribadinya daripada urusan keluarganya atau tepatnya urusan orang dewasa.

Sekarang ini, Camila sedang berlari terburu-buru ke kelas pertamanya yang mana adalah kelas musik. Ia dan semua sahabatnya akan berada di satu kelas yang sama, kecuali Gigi yang berada di kelas fotografi. Ketertarikan bermusik inilah yang membuat mereka semua dekat seperti sekarang. Disana juga akan ada Lauren dan Zayn.

Kali ini ia terlambat karena semalam tak bisa tidur, pikirannya masih pada sikap Hailee yang kini berubah. Saat berhasil mencapai kelas tersebut, ia langsung buru-buru masuk dan ingin memohon maaf pada gurunya. Ia tiba-tiba berhenti saat melihat Lauren masih berdiri dihadapan sang guru, dengan ransel yang masih di gendong. Mungkin ia juga terlambat.

"Nona Cabello, senang akhirnya kau bisa bergabung di kelasku." Miss Madonna menghadapnya, membuat seisi kelas termasuk Lauren langsung menatap gadis bermata coklat tersebut.

"Maafkan aku, Miss. Aku terlambat karena ada..." ia berusaha menjelaskan namun gagal.

"Kau tahu bahwa itu tak penting bagiku." Miss Madonna menghentikannya, yang juga membuat Camila lega karena ia sendiri juga tak tahu harus memberi alasan apa. "Dan sejak kau dan Jauregui sama-sama terlambat, aku putuskan agar kalian bergabung dalam satu kelompok. Aku telah membagi yang lain ke dalam kelompok dan hanya kau berdua yang belum. Aku yakin kalian tahu alasannya."

"Sebenarnya..." Camila mencoba menolak, mengingat Lauren memang tak pernah mau satu kelompok dengannya. Namun usahanya batal saat Lauren menerimanya.

"Baiklah, Miss. Aku yakin bahwa kami berdua akan menjadi tim yang hebat." Lauren setuju, membuat semua orang langsung tercengang. Ia biasanya selalu menolak saat di minta untuk bergabung dengan Camila tapi kali ini ia tiba-tiba merubah pikirannya.

Camila terdiam, tak tahu apa yang harus dikatakan. Sama sekali tak menyangka hal ini akan terjadi. Ia berpikir perlakuan manis Lauren hanya sebatas di luar kelas saja. Dan ternyata ia salah.

"Meski aku sendiri tak yakin aku tetap percaya padamu." Miss Madonna memberitahu Lauren. Ia lalu menghadap Camila. "Kau keberatan bila aku meminta tugasku beberapa minggu yang lalu?"

"Tentu tidak, Miss. Aku sama sekali tak keberatan." Camila berusaha mengelak. Ia sama sekali tak mulai mengerjakan tugas tersebut, terlalu banyak hal yang terjadi selama dua minggu terakhir.

Coincidence {Camren}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang