Camila masih kebingungan, tak tahu lagi harus berbuat apa. Lauren telah memintanya untuk menjaga jarak alias menjauh. Ia mengakui, meski sulit untuk menolak permintaan gadis bermata hijau tersebut tapi tak mudah untuk menuruti permintaannya yang satu ini.
Ia bersedia melakukan apa saja asalkan Lauren tak menjauhinya. Ia akan menuruti apa pun, semua permintaannya, bahkan saat ia meminta Camila melamarnya di depan umum dan dihadapan semua orang, ia bersedia. Tapi bukan untuk menjauh. Camila takkan pernah mau melakukannya.
Semua orang tahu bahwa sulit bagi mereka untuk memenangkan hati seorang Camila. Bila hanya untuk bersenang-senang, pasti mudah untuk bersamanya. Tapi bukan itu maksud dari semuanya.
Tidak ada satu pun di antara orang-orang yang pernah dekat dengannya, entah pria atau wanita, benar-benar memiliki hubungan yang sebenarnya. Mereka hanya menghabiskan waktu bersama tanpa status. Semua orang juga tahu bahwa ia tak pernah menetapkan hubungan apa dan dengan siapa. Tapi yang mereka tak tahu adalah alasan di belakang itu semua.
Tidak semua orang akan memahaminya, tidak semua orang akan setuju, dan tidak semua orang menyukai hal tersebut. Tapi Lauren paham. Lauren tahu dan mengerti posisinya dan karena itu Camila mencintainya. Camila mencintai Lauren.
Sekarang ini, Camila bersama Selena sedang menuju kelas musik, dengan tangan Selena yang masih menggenggam tangannya. Entah angin apa, sang gadis bermata coklat mulai merasa ada sesuatu yang aneh pada perilaku sahabatnya tersebut. Ia terlihat selalu ingin dekat dengannya dan menggenggam tangannya.
Tapi Camila mengabaikan hal itu untuk saat ini. Sang gadis bermata hijau adalah yang terpenting.
"Kau ingin bawakan lagu apa?" Selena membuka suara, mengayunkan tangan keduanya yang masih menyatu.
Tak ada jawaban dari sang gadis tomboy, hanya menatap kosong ke depan. Beruntung Selena masih menuntunnya, kalau tidak bisa jadi ia sudah terbentur pada tembok.
"Camila? Kau dengar aku?" Selena langsung menghentikan langkahnya saat tak mendapat jawaban apa pun, menghentak tangan sahabatnya hingga membuatnya langsung terbangun.
"Ada apa? Kenapa kita berhenti di sini?" Camila bersuara setelah meneliti sekeliling dan menyadari keduanya belum tiba di kelas yang dituju. "Selena, kenapa kau diam seperti ini?"
"Kenapa aku diam?" Selena bertanya dengan nada tak percaya, menggeleng kepalanya. "Harusnya aku yang tanyakan itu padamu. Dari tadi aku bicara tapi kau tak mendengarkan. Aku seperti orang bodoh yang bicara sendirian."
"Selena, maafkan aku. Aku hanya sedang..." ia mencoba menerangkan tapi langsung dihentikan sahabatnya.
"Sedang memikirkan Lauren?" Selena menebak tapi lebih terdengar menuduh. "Jika kau menyukai dia katakan saja padanya. Jangan selalu seperti ini." ia menggeleng pelan. "Kemarin Hailee dan sekarang Lauren. Apa kau benar-benar segampang itu?"
"Tolong jangan seperti ini." Camila mendesah, menatapnya penuh harap. "Aku memang memikirkan dia tapi tak seperti itu keadaannya. Ayolah, tak ada waktu untuk bicarakan itu sekarang. Kita masih ada kelas."
"Mungkin maksudmu tak ada waktu untuk bicara denganku." Selena membalas dengan kasar. "Kau selalu ada waktu untuk Lauren atau untuk Hailee, tapi tak ada untukku. Kau bisa selama seharian mengobrol dengannya tanpa henti, tapi denganku, sedetik saja sangat sulit."
"Mengapa kau bisa berpikir seperti itu? Aku selalu ada untukmu, Selena." Camila membantah berdasarkan fakta. "Aku selalu berusaha menghiburmu saat kau terkena masalah, aku bahkan..."
"Bahkan menciumku agar aku merasa lebih baik?" ia menghentikannya, berniat membantu namun gagal.
"Aku bahkan menjauhi beberapa orang atas dasar permintaanmu." Camila meneruskan, membenarkannya. "Padahal mereka telah berlaku baik padaku, tapi karena aku menghormatimu sebagai sahabatku aku menuruti semuanya. Berhentilah bersikap egois."
KAMU SEDANG MEMBACA
Coincidence {Camren}
FanfictionTidak semua orang percaya pada kebetulan yang dapat mengartikan sesuatu. Meski tidak selalu. Kebetulan adalah salah satu hal yang terkadang membuat seseorang menjadi dilema dan bimbang akan perasaannya. Kisah anak sekolah dengan karakter yang sanga...