Camila bisa melihat bahwa Lauren memang merasakan sesuatu terhadapnya.
Berdasarkan cerita Taylor, dari caranya menatap, dan sekarang ia selalu mengecup pipinya. Ia juga bahkan mencium bibir Camila, sekalipun itu dalam keadaan tak sadar.
Lauren memang tak sengaja menciumnya, tapi itu juga tetap berasal dari dalam pikirannya atau juga dari hatinya. Mungkin memang Lauren memikirkan Camila sebelumnya, dan maka dari itu ia menciumnya saat masih tertidur.
Ini adalah pertanda baik.
Sang gadis bermata coklat merasa bahwa ia mulai tertarik pada Lauren. Jelas saja, gadis bermata hijau itu memang sangat menawan; mata hijau tajamnya, parasnya, rambut hitamnya, dan juga tubuhnya. Sangat sempurna.
Lauren sangat cantik dan Camila menyukainya. Ya. Camila menyukai Lauren. Suka bukan hanya dalam arti tertarik dan ingin menciumnya saat ia membutuhkan hal itu, bukan.
Suka dalam arti bahwa ia benar-benar menginginkannya, membutuhkannya dan bahkan lebih dari itu. Camila ingin gadis berambut hitam tersebut menjadi miliknya dan menjadi kekasihnya.
Entah apa yang telah ia pikirkan, tapi rasanya selalu ingin bersama Lauren. Ingin selalu berada di dekatnya, menghabiskan waktu bersamanya serta menciumnya setiap saat. Bukan bermaksud mesum, hanya saja Lauren memang sangat menggiurkan.
Dalam arti yang positif, tentu saja. Dan Camila telah memutuskan bahwa tak ada salahnya untuk membuka hatinya terhadap seseorang yang mungkin juga merasakan hal yang sama sepertinya.
Bila Lauren juga merasakan hal tersebut, maka mereka akan menjadi pasangan paling romantis yang pernah ada. Camila bisa memastikannya.
Walaupun ia masih takut tapi bila menunggu lebih lama harus sampai kapan? Sekarang ia adalah senior dan sebentar lagi akan kuliah. Ini adalah saat yang tepat dan bersama orang yang tepat.
Dikatakan orang yang tepat karena Lauren belum pernah berhubungan dengan seseorang sebelumnya. Setidaknya itu yang Camila tahu selama beberapa tahun terakhir.
Atau Lauren pernah berpacaran? Tak mungkin.
Bila benar ia tak pernah pacaran, itu artinya Camila adalah ciuman pertamanya. Astaga! Ini akan menjadi pengalaman luar biasa yang pernah ia alami seumur hidup.
Sekarang ini Camila sedang bersiul riang sambil mengambil barang keperluannya dari dalam loker. Kelas pertama hari ini adalah biologi dan kedua adalah musik yang mana artinya ia akan bertemu gadis yang saat ini masih ia dambakan. Ya. Camila mendambakan Lauren.
Memberi Shawn pelajaran masih tersimpan di belakang kepalanya karena tak jujur padanya soal hubungan Kendall dan keluarga Lauren. Ia takkan melupakannya.
"Kenapa kau terlihat sangat bahagia? Kau habis ciuman dengan seseorang?" Gigi bertanya padanya, ekspresi bingung di wajahnya.
"Atau kau sedang jatuh cinta?" Ariana ikut bertanya dari sampingnya, suaranya terdengar sedikit serak dan berat dari biasanya.
Camila telah selesai mengambil semua barang keperluannya kemudian mengunci lokernya dan berbalik menghadap keduanya.
"Biar kutanya pada kau berdua, ya." Camila mengangkat satu jarinya, bermaksud ingin mengatakan inti ucapannya. "Kenapa di pagi secerah ini wajah kalian sangat kusam? Buka matamu selebar mungkin dan lihatlah hari yang indah ini."
"Kalau aku kesal karena Zayn tak pernah benar-benar memperhatikanku." Gigi mengakui, cemberut.
"Kalau aku..." Ariana menjeda, memikirkan kembali apa yang membuatnya tak menyambut baik kehadiran pagi yang sangat cerah. "Aku belum siap bernyanyi di depan kelas seperti yang ditugaskan Miss Madonna. Aku tak tahu lagu apa yang harus kubawakan. Kau sudah siap?" ia bertanya pada sang gadis bermata coklat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coincidence {Camren}
FanfictionTidak semua orang percaya pada kebetulan yang dapat mengartikan sesuatu. Meski tidak selalu. Kebetulan adalah salah satu hal yang terkadang membuat seseorang menjadi dilema dan bimbang akan perasaannya. Kisah anak sekolah dengan karakter yang sanga...