Gara-gara kejadian siang tadi, suasana rumah Minhyun jadi sepi. Tidak ada Jaehwan yang memainkan gitarnya sambil nyanyi keras-keras atau Yebin yang sibuk masak. Woojin dan Jihoon masih di rumah Seongwoo sedang meminta oleh-oleh dari Jerman, dan Minhyun belum pulang.Hanya ada Jinyoung dan teman-temannya; Hwall, Eunbin dan Haechan sedang kerja kelompok di ruang tengah sambil mengobrol hal-hal random. Sampai akhirnya Jinyoung mengucap:
"Gue mau punya ibu baru lho."
Siapa yang tidak senang mendengar berita itu.
"Waaahh, selamat, Nyoung. Jangan lupa undang gue ya," kata Hwall.
Jinyoung mengibas-ibas tangannya di udara. "Gak guna ngundang lo, yang ada hiburannya sparring badminton."
Eunbin dan Haechan malah tertawa keras mendengar ucapan Hwall yang tidak masuk akal.
"Bukan lo kali yang diundang, tapi emak bapak lo. WKWKWK Hwall makan apa sih lo selama ini," ucap Haechan yang makin keras menertawakan.
Hwall memajukan bibirnya kesal, merasa dibully.
"Pulang aja lah gue."
"Pulang lo sanaaa. Gausah dapet nilai kerkom besok," ancam Haechan.
"Huaaaa jahat banget kalian sama Hwall ganteng iniii."
"Komuknya bullyable banget sih lo." Eunbin malah mencubit lengan Hwall yang makin membuat dia merengek tidak karuan.
"Gelo ih ai maneh, Hwall." ini Haechan.
Detik berikutnya suara tawa Haechan, Jinyoung dan Eunbin mememuhin ruang tengah rumah tersebut.
Sampai akhirnya Jaehwan keluar kamar untuk makan sore. Wajahnya masih tidak enak untuk dilihat karena ia masih merasa kesal dengan Shin setelah kejadian tadi siang.
"Mas, Tante Shin--"
"Gausah sebut dia. Pembohong."
Jinyoung memandang Jaehwan penuh kebingungan.
"Maksudnya?" tanya Jinyoung.
Jaehwan tidak jawab, langsung pergi lagi ke kamarnya sehabis mengambil cola di kulkas.
"Tante Shin bukannya orang baik-baik ya?" gumam Jinyoung.
👨👦👧👦👦👦
Jam 7 malam, waktunya Minhyun menganter Shin pulang setelah pekerjaannya selesai.
"Shin, udah?" Minhyun keluar dari ruangannya menuju Shin.
Tapi Shin masih sibuk dengan kegiatannya, menuliskan beberapa hal di bukunya sambil mengecek berkas yang harus ditandatangani bosnya besok.
"Shin, kok gak jawab?" Minhyun mendeketi Shin, meyentuh puncak kepalanya, tapi Shin menghindar.
"Maaf, pak. Saya pulang sendiri aja," balas Shin datar.
Minhyun panik, bingung. Setelah mereka berencana untuk menikah, Shin tidak pernah lagi memanggil Minhyun dengan sebutan 'Pak' dan nyebut diri sendiri 'Saya'.
"Kamu kenapa?"
"Gapapaa, Pak. Maaf saya sibuk. Bisa bapak pergi?" jelas Shin ketus. Matanya tajam menatap Minhyun sinis.
Minhyun pikir mungkin Shin sedang ada masalah pribadi yang tidak bisa mereka diskusikan bersama-sama.
"Yaudah, aku tunggu kamu sampai selesai ya di lobi."
Shin mendecih kesal. Ia menggebrak meja kemudian. Matanya berkaca-kaca dan hampir menangis.
"Terimakasih. Tapi saya butuh waktu untuk sendiri dulu. Maaf."
"Kamu kenapa sebenernya? Sejak pulang makan siang, sikap kamu berubah tau gak."
"Ya saya tau," sambar Shin cepat.
Minhyun mengacak rambutnya frustasi. Padahal beberapa hari lagi ia harus membawa Shin ke rumah orangtuanya di Jogjakarta untuk meminta restu, tapi malah sekarang keadaannya seperti ini.
"Kalo ada masalah kita bisa selesaikan baik-baik, Shin," tutur Minhyun selembut mungkin.
Detik kemudian, Shin menangis. Dia meluk Minhyun seerat mungkin.
"Maaf..."
👨👦👧👦👦👦
Di dalam mobil, Minhyun dan Shin saling diam. Mencoba meredam amarah dan ego masing-masing.
Tidak salah juga, Minhyun sedikit kecewa dengan apa yang Shin jelaskan tadi. Tapi Minhyun juga perlu memberi ppenjelasan pada Jaehwan dan Yebin yang salah paham.
"Kamu serius?" tanya Minhyun.
Shin mengangguk lemah. Rasanya seperti dihujam ribuan anak panah ketika tadi ia menjelaskan keadaan yang sebenarnya. Tapi mau bagaimana lagi?
"Saya-- aku udah berusaha buat minta cerai dari Jonghyun, tapi dia nolak. Sampai akhirnya aku pergi ke Bandung dan masih istri sah Jonghyun. Tapi aku mau bener-bener lepas dari dia, Hyun. Aku gak sanggup..." jelas Shin lagi.
Minhyun paham gimana perasaan Shin sekarang. Keadaannya sama seperti Minhyun beberapa tahun kebelakang yang diselingkuhi istrinya sendiri.
"Maaf aku baru cerita sekarang."
"Gak apa-apa," ucap Minhyun, lalu mengelus punggung Shin menenangkan.
"Kita ke rumah aku dulu ya? Kasih penjelasan ke mereka," tawar Ayah.
"Tapi aku takut..."
"You don't have to be afraid. Ada aku."
Minhyun menggenggam tangan Shin, mengecupnya kemudian.
"Aku yakin kamu pantas buatku dan menjadi ibu anak-anakku. Aku cuma mau kamu sekarang..."
THE HWANG'S
ㅡㅡ
dan ini adalah visualisasi suami(?) Shin, yg bernama Jonghyun h3h3h3
monmaap bapak jonghyunㅠㅠ padahal dia soffftttt banget sebenernya, tapi itu ekspresinya mendukung sih bikin dia looks so rude wkwkwkwkwk
mungkin dia bakal ada d part2 selanjutnya buat jd cameo
vomment yuk kalo suka sama ceritanya. Thank youuuu xx
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Ayah: Struggling ㅡ hwang minhyun [✅]
Short Story[ Ayah series #1 - ON SLOW REVISION ] [20180516] #24 in short story Hwang Minhyun with his 5 childrens. ©dankewoojin, 2018