"Jangan bebal napa. Kita juga kan yang repot."Woojin hanya memasang muka datarnya seperti biasa kalau lagi kena marah.
"Nih dimakan apelnya," kata Yebin, menyuapi Woojin.
"Mbwa, kegwedwean nwih."
"Udaaah makan aja apa susahnya." Yebin malah makin memasukkan apel itu ke mulut Woojin.
Dengan berat hati dan bibirnya yang lumayan sakit, Woojin tetap mengunyah apel tersebut.
"Lo suka banget main futsal?" tanya Yebin random, sambil menyisir rambut Woojin.
"Aduh mba jangan keceng-kenceng nyisirnya, sakittt, protes Woojin.
"Yeee salah siapa gak disisir rambutnya. Kaya gembel aja."
"Hehehe kan biar disisir mba Yebin yang paling syantik."
"Bacot ah. Jawab pertanyaan gue dong."
Woojin mengangguk pasti. "Lebih dari sukaaa. Udah cinta banget malah."
"Tapi kalo kondisinya kaya gini, mau gimana?"
"Kaya interview ya ini. Ditanyainnya... problem solving. Hadeh." Woojin menggeleng lemah.
"Ya biar lo mikir. Mau tetep main, apa udahan setelah liat kondisi lo yang lebih sering kambuh setiap abis main futsal."
"Kalo gitu, cita-cita buat jadi pemain sepakbola gue ganti. Gue mau jadi masinis aja. Udah ah mba nyisirnya, sakit tau. Makasih btw."
"Iyaudah jadi masinis aja, gue dukung. Jihoon mana sih kok belum ke sini?" tanya Yebin, lalu menyomot keripik kentang sambil menonton televisi.
"Main dulu kali. Eh mba jangan nonton gosip."
"Kagak."
Tidak berselang lama, pintu kamar terbuka menampakkan perempuan berseragam sama dengan sekolah Woojin dan berambut hitam panjang yang membuat Woojin terkaget-kaget.
"Loh, Nancy?" kaget Woojin.
Seperti yang Woojin pernah bilang, mereka tidak lebih dari sekedar teman satu kelas.
"Hai."
Nancy menyapa Woojin, lalu Yebin.
"Aku Nancy, kak. Temennya Woojin."
Yebin sedikit tercengang pasalnya Woojin tidak pernah bercerita masalah hatinya. Sangat berbeda dengan Jihoon pokoknya.
"Mba tinggal dulu ya, mau beli makan. Silakan, kalian ngobrol aja yang santai. Daaah."
Nancy duduk di pinggir ranjang Woojin. Senyum manisnya masih Nancy jaga sampai-sampai degup jantung Woojin tidak beraturan. Siapa yang tidak deg-degan dijenguk oleh primadona sekolahnya.
"Udah mendingan?"
Woojin mengangguk. Matanya tidak berani menatap Nancy. Ia terlalu sempurna untuk ditatap olehnya dengan keadaan seperti ini.
"Gak ada lo di kelas jadi sepi. Biasanya ada yang teriak-teriak 'AIYAAAAKK' gak jelas." Nancy terkikik menceritakannya.
"Hehehe bodoh banget ya gue." Woojin mengaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ngga kok. Gue malah terhibur dengan adanya lo di kelas."
Woojin sudah bersiap terbang mendengar celoteh Nancy saking bahagianya.
"Ohya itu gue bawain buah biar cepet sembuh. Jangan sakit lagi ya," kata Nancy, memegang bahu Woojin.
"Iyaaa, Cy. Makasih dan Aamiin semoga gak sampe dirawat lagi."
"Aamiin. Yang penting lo sembuh dulu."
Keheningan menyelimuti mereka berdua. Nancy sibuk memainkan sprei ranjang, Woojin sibuk berpikir topik apa yang bagus untuk dibicarain.
"Nancy."
"Woojin."
"Lo duluan deh." Nancy mempersilakan.
"Ladies first."
Nancy menghela napas. "Jihoon gak ke sini?"
Tadinya Woojin antusias atas apa yang mau Nancy utarakan. Tapi ternyata dia hanya bertanya soal Jihoon.
Woojin jadi bete.
"Belom."
"Sekarang lo, mau ngomong apa."
"Jadi cuma mau nanyain Jihoon doang, Cy?"
Nancy terkekeh. Menggeleng. Tentu saja bukan mau menanyakan soal Jihoon. Tapi sesuatu yang lebih penting dari Jihoon.
"Kalo gue sering-sering ketemu sama lo gapapa kan?"
Woojin kaget. Selama 19 tahun hidup tidak pernah ada perempuan yang berbicara seperti ini padanya.
"Gapapa?" Nancy mengulang.
"Alesannya?" tanya Woojin sok cool. Padahal perutnya seperti banyak kupu-kupu yang beterbangan, kesenangan.
"Nancy suk--"
"Hwang Blek Woojin, we are cominggg!"
Belum selesai Nancy berucap, pintu kamar rawat terbuka dengan rusuh. Siapa lagi kalau bukan temen-temennya Woojin: Haknyeon, Mark, Rocky, Lucas, Sohye, Yoojung, Doyeon, Arin dan Mina.
"Sorry gue telat."
Ditambah Jihoon di belakang Mina.
THE HWANG'S
ㅡㅡ
nancy mau bilang apaan tuh k woojin hmmm
vomment yuk kalo kamu suka sama ceritanya. thank youu xx
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Ayah: Struggling ㅡ hwang minhyun [✅]
Krótkie Opowiadania[ Ayah series #1 - ON SLOW REVISION ] [20180516] #24 in short story Hwang Minhyun with his 5 childrens. ©dankewoojin, 2018