Perlahan Minhyun mengenalkan Chaeyeon pada anak-anaknya selagi mereka berquality time, yang pastinya tanpa Woojin.Syukurnya, anak-anak Minhyun dapat menerima Chaeyeon dengan senang hati. Hanya Jihoon yang masih belum bisa menerima sepenuhnya karena ia berpikir ayahnya tidak perlu menikah lagi. Tapi kalau tidak begitu, kebutuhan batin Minhyun juga tidak terpenuhi beberapa tahun terakhir ini.
Minhyun yakin akan Chaeyeon karena mereka sudah kenal satu sama lain sejak kuliah dulu. Mereka juga sempat dekat tapi ketika Chaeyeon pulang ke Korea mereka lost contact dan baru bertemu lagi belum lama ini.
Minhyun juga telah meminta restu keluarganya yang berada di Jogja, dan beruntungnya keluarganya membebaskan Minhyun untuk menentukan pendampinh hidupnya lagi.
👨👦👧👦👦👦
Malam ini Minhyun dan Jinyoung sedang berada di rumah Om Seongwoo, dan ada Om Youngmin juga jadi bisa sekalian membicarakan soal rencana Minhyun dengan Chaeyeon.
Jinyoung yang anak dibawah imur seorang diri, akhirnya menuju kamar Doyeon karena Donghyun sendiri sedang pergi.
"Mba, ayah mau nikah lagi," celetuk Jinyoung.
Doyeon yang sedang bermain ponsel, terkesiap mendengarnya. Ia meminta banyak penjelasan.
"Cantik lho calonnya. Lebih cantik dari Tante Shin sama Tante Bona, tapi gak bisa ngalahin cantiknya ibu," kata Jinyoung lagi.
"Siapa sih? Namanya? Mana coba orangnya Mba mau liat."
"Tante Chaeyeon. Gak punya, soalnya ayah baru bawa dia dua kali itu juga waktu gue lagi diluar. Tapi ayah nunjukkin orangnya, jadi gue tau dia cantik."
"Trus rencana mau disahin kapan tuh?" Doyeon makin penasaran, meninggalkan ponselnya dan sekarang duduk berhadapan dengan Jinyoung di kasurnya.
"Tiga hari lagi."
"wHAT THE ACTUAL FUCK?! Gila ya bapak lo, Nyoung. Gada angin gada ujan ujug-ujug main akad aja."
Walaupun jarak rumah mereka tidak begitu jauh, tapi mereka jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Jadi memang kali ini Minhyun menyempatkan diri datang ke rumah Seongwoo.
"Biasa aja anjir. Air liurnya sampe nyebrot tau."
"Kaget gue, Nyoung. Emang ketemu dimana mereka?"
"Di supermarket, pas belanja bulanan. Mereka juga dulu temen sekampus."
"Anjir jodoh mah bisa ketemu dimana aja."
"Kalo gue sih gak mau ketemu di tempat pembuangan akhir."
Ucapan Jinyoung barusan malah membuatnya mendapat pukulan dari Doyeon.
Sedangkan di teras ada Seongwoo, Minhyun sama Youngmin.
"Kapan kawin lu? Udah umuran banget tau," ledek Seongwoo ke Youngmin.
Youngmin hanya tertawa kecil. Memang, tersisa Youngmin si dokter saja diantara sepupu bertiga ini yang masih melajang. Katanya, ia tidak mau ambil pusing soal jodoh. Usaha sudah, tapi belum rezekinya untuk berkeluarga.
"Sabar lah, ntar juga dia nemu sendiri," kata Minhyun.
"Kalo sampe Doyeon punya anak lu belum kawin... Haduh, gabisa bayangin gue."
"Jangan gitu dong, Mas. Gue juga mau lah kawin mah tapi belum ada yang pas aja," bela Youngmin.
"Udah, udah, jodoh kan Tuhan yang atur. Ribet amat kalian tuh."
"Mas Seongwoo duluan tuhh."
"Sana deh kalian berantem aja, halaman luas nooohh."
Akhirnya Seongwoo dan Youngmin kembali diam. It's Minhyun time!
"Jadi aku tuh punya niatan mau nikah. Udah ada calon juga terus--"
"Seriusan????"
"Diem dulu, jangan dipotong!!"
Mereka diam, membiarkan Minhyun menjelaskan terlebih dahulu.
"Rencana akad tiga hari lagi. Aku sama dia gak mau ada apa-apa, cuma ngundang sodara sama temen deket aja."
"Ibu lo gimana?" tanya Seongwoo.
"Ibu gak ke sini, Mba juga. Kasian lah, jauh."
"Tapikan, Hyun..."
"Gapapa, Mas. Beneran cuma mau akad abis itu udah."
"Semuanya udah diurus?" tanya Youngmin.
"Udah. Tinggal akad aja."
👨👦👧👦👦👦
Soal Jaehwan yang bertemu ibunya, ia berpikir masih ada jarak dirinya dan Minhyun karena hal tersebut. Jaehwan masih ragu bagaimana ia harus bersikap. Di sisi lain ia ingin memberikan restu pada Minhyun, tapi di sisi lain ia terlalu memikirkan Ibunya yang notabene sudah tidak berkepentingan lagi dengan Minhyun. Hanya suara Jaehwan yang belum tersampaikan akan rencana ini selain restu adik-adiknya.
"Mas."
Interupsi Minhyun membuat Jaehwan yang sedang memainkan gitar di kamarnya, langsung menaruh gitar di sampingnya.
"Kenapa, Yah?"
"Maaf soal waktu kamu ketemu ibu. Ayah juga gak mau ibumu kenapa-napa, tapi ini konteksnya udah beda. Ibumu udah punya dunianya, ayah juga. Kalo kamu tanya apa ayah masih sayang sama ibumu, jawabannya iya. Tapi hati ayah gak bisa bohong, Mas."
Anak sulungnya itu hanya bisa tertunduk mendengar ucapan ayahnya. Ada benarnya juga, tapi Jaehwan merasa kasihan melihat ibunya seperti itu. Jaehwan juga tidak ingin Minhyun patah hati untuk yang kesekian kalinya.
"Kalo itu keputusan ayah, Jaehwan bisa apa? Toh yang jalanin ayah, bukan Jaehwan."
"Jadi...?"
"Jadi besok bawa Tante-- Mama Chaeyeon makan malem sama kita! Deal? Nanti Jaehwan adain live music deh. Tempatnya di halaman belakang aja."
Minhyun seketika memeluk Jaehwan erat. Apalagi soal ajakan Jaehwan untuk makan malam bersama, membuat dirinya merasa sangat bahagia.
"Okayyy, nanti ayah telepon Tante, eh Mama Chaeyeon-nyaa!!"
THE HWANG'S
ㅡㅡ
minal aidzin wal faizin, teman-teman! 🙏ternyata udah setahun buku ini publish hehehe terimakasih sudah mau baca yaa💙
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Ayah: Struggling ㅡ hwang minhyun [✅]
Nouvelles[ Ayah series #1 - ON SLOW REVISION ] [20180516] #24 in short story Hwang Minhyun with his 5 childrens. ©dankewoojin, 2018