Brak.
Pintu berhasil terbuka, Aku menetralkan nafas, Kemudian mengedarkan pandangan ke Arah Rumah. Ruang tamu berantakan, Lampunya mati, dan saat kulihat bagian saklarnya, stop kontaknya rusak, saluran listriknya terputus
Aku menghela napas, Kami benar benar terlambat, sangat terlambat
Aku masuk keruang tengah, dan tetap memanggil Ayah dan Ibu meskipun terdengar mustahil mereka masih disini, dengan keadaan rumah seberantakan ini, tapi sebagian kecil hatiku mengatakan mereka belum benar benar meninggalkan anak satu satunya untuk sendirian di dunia ini
Drttt...
Aku menoleh ke sumber suara, suara benda bergetar itu datang dari Arah Atas, kamar, Tapi kamar siapa? Seingatku Dirumah ini tidak ada alat yang bergetar selain..
Handphone
Mungkin?
Tidak, semua saluran dari tadi sudah dimatikan, Atau Telepon Rumah?
Aku melangkah cepat menuju ke kamar Ayah dan ibu, Hening.
Langkahku berhenti, Didepanku, terbentang luas kamar Ayah dan Ibu yang kondisinya mengenaskan, Lebih berantakan dari Ruang tengah, Dan lagi, suara benda bergetar yang memenuhi satu rumah itu bahkan tidak terdengar atau terasa lagi dari sini, sama sekali
Aku keluar, menuju ke kamarku, Suara benda bergetar itu terdengar jelas disini, itu pasti alat peninggalan Ayah, sebagai Tanda, mungkin.
Dan opsiku yang kedua kalau alat yang bergetar itu adalah Telepon Rumah benar benar salah, Aku baru ingat, diRumah ini tidak pernah memiliki yang namanya telepon rumah, Aku benar benar bodoh.
Aku membuka lemari baju, suaranya mengecil, Rak buku, suaranya mengecil, Aku naik ke ranjang kemudian mengecek rak melayang di Atas ranjang tepat, Suara bergetarnya semakin jelas, bahkan aku juga mendengar suara gemuruh dan gemerisik seperti radio, yang sebelumnya tidak bisa kudengar, Aku meraba raba Rak melayang itu sambil memperhatikan keadaan kamar
Kamarku, sama sekali tidak berantakan, aku mengernyit, bagaimana bisa? Kalau para penjahat Kota itu ingin mencari penduduk kota dirumahnya sendiri sendiri, sudah pasti mereka akan mengecek semua ruangan yang ada di rumah penduduk, Ya Kan?
Plop.
Suara gelembung pecah spontan membuatku berbalik dan hampir saja jatuh jika aku tidak mengaitkan tanganku di Rak, untung saja reflek ku bagus, Aku menoleh ke sumber suara, Mereka datang, teman temanku datang, Aku menghela nafas lega sambil turun dari ranjang
Louis dan Dev membersihkan bajunya dari air hujan sebelum melambaikan tangan ke arahku dan mengelilingi Kamarku,
Aku menghela nafas sambil menatap mereka semua lesu, Alam benar benar mengerti bagaimana perasaan kami sekarang, bagaimana tidak, sejak kami disekolah tadi, Awan sama sekali tak menunjukkan tanda tandanya untuk mencurahkan segala air yang ditampungnya, Tapi sekarang, Hujan gerimis turun dengan tiba tiba, membuat keadaan kota yang sudah berantakan tak karuan menjadi lebih mengenaskan
Disamping mereka berdua, Seyn dan Siena tengah terduduk lemas, pandangan mereka kosong, Menuju ke lantai kamar
"Bagaimana?" Tanyaku memecah keheningan
Mereka berempat menggeleng serempak
Aku menghela nafas lagi
"Tidak ada siapapun dirumah kami." Ucap Siena dengan suara serak, Dia mendongakkan kepalanya, menatap ke arahku, Matanya memerah
"Dirumah ini juga tidak ada siapapun."
Aku terkulai lemas, terduduk di lantai, Kemudian menepuk pundak Siena dan Seyn pelan, mencoba menenangkan

KAMU SEDANG MEMBACA
My World
ФэнтезиFantasi & (minor)Romance -------------------------------------------- Seharusnya, Tahun ini adalah tahun yang akan bersejarah bagi kami karena tinggal beberapa bulan lagi kami akan menjalankan Ujian Nasional Tapi secara tiba tiba, layaknya disihir...