Chapter 4

74 7 0
                                    

"Duhh!! Gimana niii??"

Aku terus memperhatikan Jam itu, Alat itu masih melingkar manis disana, Tak lagi menunjukkan keanehan apapun selain 4 angka yang menunjukkan jam digital Seperti sebelumnya, Tapi anehnya, Kakiku tak mau digerakkan, Aku mencoba sekuat tenaga tapi nihil, tetap saja tidak bisa bergerak, Aku menekan tombol hijau itu lagi, Berharap kakiku bisa digerakkan, Tapi bukan Seperti yang kuharapkan, dilayar jam itu lagi lagi Muncul tulisan

'AirAive Actived'

Entah apa maksudnya aku tidak mengerti, Tulisan itu masih disana, Berwarna biru cerah, bersinar menyilaukan,

"AirAive Actived?" Akhirnya aku mencoba menirukan tulisan yang ada dilayar, dan kakiku seketika sudah merasa bisa digerakkan, Sedikit, Meskipun tidak seutuhnya, Aku kembali memperhatikan jam itu, Di layarnya tergambar Lambang Centang berwarna Hijau kemudian tulisan yang sama terulang lagi

Active.

Lagi lagi begitu, Aku menghembuskan nafas kesal sambil memutar bola mataku jengah, sampai kapan aku harus memperhatikan jam ini terus menerus??

Akupun memutuskan untuk melupakan Lambang lambang dan tulisan yang muncul dari layar jam itu, Melangkahkan kaki dan

Zzaaasssssss

Bruk

Dug

Tuanggg

"Auwww!!"

Kepalaku sukses terantuk meja belajarku yang terbuat dari Keramik, Aku meringis sambil mengusap puncak kepalaku yang rasa rasanya sudah agak benjol, saat aku melihat tangan kananku, Jam itu masih disana, Layarnya tak menunjukkan apa apa lagi selain Angka jam digital, Aku berdiri sambil sesekali meringis, memperhatikan sekitarku dan kemudian menatap kamarku horror

Tunggu, Tunggu. Aku tadi, berdiri didepan pintu, Ujung Utara, Trus kenapa sekarang udah sampek di Pojok kamar? Ujung barat? Jaraknya kan jauh, Lagipula aku tadi juga nggak ngerasa lari, jalan, terbang atau teleportasi, Trus gimana caranya?

Aku kembali melangkahkan kakiku, Berjalan pelan menuju pintu dan membukanya, ke Ruang makan, Pasti Ayah sama Ibu udah nungguin aku dari tadi, Dasar, Anak durhaka, Bisa bisanya Bikin orang tua nunggu

"Lama banget Nav?"

Sambut Ayah begitu aku sampai diRuang makan, aku Tersenyum, Rambutku sudah kurapikan, Tapi saat aku meraba raba kepalaku, Rasanya Seperti ada yang benjol

"Kenapa? Ada masalah?"

Kali ini ganti Ibu yang bertanya, Aku mengerucutkan bibir ku sambil duduk di salah satu kursi

"Ini buu.. Jam ini nggak bisa lepas, dan Aku tadi aja habis ke

"Eh?! Jamnya mau kamu lepas, Ibu kira kamu udah mulai terbiasa pakek jam?"

Aku menatap Ibu yang tengah menatapku berbinar, Ya kali aku mulai terbiasa pake ginian, Pake cincin aja nggak bisa lebih dari satu jam

"Navya aja nggak pernah ngerasa punya jam kayak gini." balasku sambil menggeleng

"Lah, Trus kamu dapet dari mana?"

Ayah terkejut, Bertanya padaku sambil mengambil nasi dari wadahnya ke piring, Aku mengangkat kedua bahuku

"Nggak tahu, tiba tiba aja udah ada di Navya." Ucapku sambil bergantian mengambil nasi setelah ayah

"Ya udah, Kalau nggak bisa dilepas, dipakek aja Nav." Ucap Ibu sambil memandangku senang

Tanpa memperdulikan ku yang bahkan sedari tadi ingin cepat cepat melepas Jam ini

"Tapi kan Bu.. Jam Ini tadi udah bikin Navya kebentur meja"

My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang