"Astagaa.."
Aku menghembuskan nafas pelan sambil melangkah mundur secara perlahan, Memperhatikan Teman temanku yang tengah terpaku
Dev berdehem, kemudian menengok ke arah kami semua sambil mengangguk dan berbisik
"Dalam hitungan ketiga,
Satu..
Dua..
Lariiii!!"
Kami semua berlari kencang seiring bunyi Senapan para Tentara Bertopeng hitam Meletup, Hampir saja mengenai kami yang bahkan jaraknya beberapa meter jauh didepan
Aku melesat jauh, hendak mencarikan jalan keluar di depan karena beberapa kali kami terhadang dengan sekat sekat lorong yang bergantian menutup dan kemudian berbuka, membuat kami bingung
"Navya! Kau mau kemana?"
Dev berteriak panik, Suara Letupan dan derapan kaki semakin mendekat, aku berhenti sejenak kemudian berbalik sambil berseru
"Mencarikan jalan keluar!"
"Tidak! Jangan! Mereka bisa memisah kita! Tetap kesini! Kita cari jalan keluar bersama sama!"
Louis yang berada di Depan berteriak kepadaku, menyuruhku kembali, sambil mengibaskan tangannya, aku menghembuskan nafas, Mencari jalan keluar memang dibutuhkan, tapi jika aku sampai terpisah dari mereka, Itu akan lebih bahaya, Aku mengangguk, kemudian melesat ke arah mereka, ikut berlari biasa seperti yang lain
"Oke, aku sudah paham jalannya, Sekitar 10 menit, Sekat satu lorong dengan sekat lorong yang lain akan bergantian terbuka dan menutup, kita hanya bisa lari dari mereka jika mereka terperangkap!"
Dev berseru tanpa memelankan larinya, aku mengangguk, Bagaimanapun caranya kami harus bisa bebas dari mereka
"Siena menunduk!"
Louis berseru, spontan aku menoleh ke arah Siena dan terkejut saat melihat Siena yang tengah tersungkur, niatnya hanya menunduk tapi karena kami sedang lari, Siena kehilangan keseimbangannya dan terjatuh, Tapi itu lebih baik daripada Siena bernasib sama dengan dinding lorong yang ada didepannya
Pecah tak terbentuk.
Senapan yang mereka gunakan sama sekali tidak main main, Kami benar benar sudah menjadi Incaran layaknya penjahat Kota
Aku berhenti, membantu Siena berdiri dan kembali berlari menyusul yang lain, saat ini kami hanya bisa berlari, dan sesekali berhenti mendadak saat dinding lorong didepan kami terbuka atau menutup, Louis berkali kali meneriaki kami agar tak terpisah bagaimanapun juga, karena itu akan lebih buruk daripada kami tertangkap
"Oke, dengarkan aku, Kita sudah cukup jauh dari mereka, Tapi aku juga yakin sebentar lagi mereka akan menyusul kita, Seratus meter didepan, Ada sekat lorong yang belum beroperasi sama sekali, Hanya itu satu satunya harapan kita, Yang lain sudah Dinonaktifkan oleh Sistem Penjagaan Utama, waktunya hanya selang beberapa detik dari sekarang, Kita kesana?"
Kami berhenti, Memperhatikan Louis yang tengah menjelaskan dengan cepat dan nafas ngos ngosan,
Jika kami tidak kesana, kami tertangkap, tapi jika kami kesana, kemungkinan nya hanya sebagian kecil karena Masih seratus meter kedepan, dan tenaga kami juga kian menipis, bahkan sekarang badanku sudah lemas
"Kita kesana."
Dev berkata pelan, alih alih menatap kami, pandangannya justru tak luput dari lorong yang ada dibelakang berjaga jaga jika Tentara Bertopeng hitam itu berhasil menemukan dan menyusul kami
"Apa?!"
Siena yang ada disampingku berseru, melotot antara tidak setuju dan Terkejut
"Kita tidak punya pilihan lain Siena! Kita coba sama sama, kita kesana?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My World
FantasyFantasi & (minor)Romance -------------------------------------------- Seharusnya, Tahun ini adalah tahun yang akan bersejarah bagi kami karena tinggal beberapa bulan lagi kami akan menjalankan Ujian Nasional Tapi secara tiba tiba, layaknya disihir...