Bab 29 - Kartu para Raja

95 11 2
                                    

"Biar saya tebak, nama asli anda adalah Professor Ja'far sedangkan Erika sendiri adalah A-5, benar kan?" dan pria berjanggut itu tak bisa menjawab. Dalam batin Langit, ini pertanda bahwa pria berusia senja dihadapannya itu membenarkan kata-katanya barusan.

Tak ada yang keluar dari bibir Langit, hanya yang tersisa kenyataan pahit dan hitam masa lalu yang menyelimuti pikiran pemuda yang tengah mematung menghadap parkiran rumah sakit. Ia kini menyadari semua teka-teki yang masa lalunya serta kemampuan yang ia miliki.

Pak Jenggot sendiri hanya terdiam setelah ceritanya berakhir. Pria tua itu paham bahwa anak asuhnya itu mengalami sejarah yang rumit setelah semua memori miliknya telah kembali meski berisi hal-hal yang tak ia sangka. Jika saja masa lalu bisa diubah, maka pastinya Langit akan memilih pilihan itu. Sejenak lelaki paruh baya tersebut memandangi lantai loteng rumah sakit yang sedari tadi sepi untuk memastikan apa yang ia sampaikan barusan tak terdengar oleh orang luar.

"Maaf bila selama ini saya menyimpan rahasia anda, tapi saya tidak mau menghancurkan apa yang telah anda lalui selama kurang lebih 5 bulan ini Kapten S."

"Panggil aku dengan nama Langit saja Pak," sebut pemuda itu dengan lirih. "Biarlah S sebagai sejarah kelam. Dan saya kini terlahir kembali sebagai Langit," kata pemuda tersebut menatap angkasa biru yang tengah cerah tak tertutupi awan. Jelas nampak Langit tengah menghibur dirinya dengan senyum palsu seolah ia santai menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan.

"Satu pertanyaan terakhir Pak." Mendengar hal itu, Pak Jenggot menoleh pada Langit. "Apakah dulu saya pernah membunuh?"

Pak Jenggot kembali sejenak terdiam, mencari kata-kata yang tepat untuk ia menjawab pertanyaan itu. Hingga akhirnya beliau angkat bicara, "Ya, namun dulu yang anda bunuh adalah mereka yang menjadi target misi atau anak buah dari target anda. Sedangkan kawan-kawan sesama pasukan Jack sama sekali tak ada yang anda cabut nyawanya."

Langit hanya menghela nafasnya setelah mendengar itu. Perlahan senyum Langit mengembang, "terima kasih Pak telah menjawab semuanya. Kini beban saya jadi lebih ringan." Lalu pemuda itu berjalan meninggalkan Pak Jenggot. Namun sebelum sampai pada mulut pintu loteng, ia menghentikan langkahnya.

"Pak, setelah semuanya berakhir, mari kita adakan pesta atau piknik kecil bersama Mey dan Erika," lantas Langit kembali melangkah meninggalkan tempat itu.

Setelah satu puntung rokok dihabiskan, Pak Jenggot berjalan menuju pintu loteng. Sesaat sebelum ia sampai melewati pintu tersebut, pria itu juga berhenti dan berkata, "sepertinya Langit sudah mengetahui keberadaanmu saat ia berkata barusan."

Daun pintu tersebut melebar dan keluarlah Erika yang bersembunyi dibalik pintu. "Pantas saja ia ingin mengajak kita piknik." Wanita itu hanya melipat kedua tangannya dan tersenyum tipis. "Kelihatannya tugas saya setelah ini lebih berat daripada sebelumnya ya Prof?"

***

"Bagaimana hasil pemeriksaannya?"

Gadis dengan setelan kemeja putih panjang hingga paha itu menghampiri King lalu melempar beberapa map coklat. "Tak salah lagi, orang yang kutemui bernama Langit tempo hari dan pemain bernama Sky identik dengan data genetik yang kamu dapatkan. Seperti yang kita duga selama ini, ia adalah S, Kapten Alpha yang mengkhianati Jack. Benar-benar keajaiban bila ia masih hidup setelah sekian lama."

Satu persatu dokumen serta deretan foto mulai King perhatikan. Wajah ketika di dunia nyata dan kemampuannya saat pertandingan KoRF memang sama persis, bahkan mengalami perkembangan. Sederet alasan mulai terbayang di benak pria dingin itu mengapa S menyembunyikan identitasnya.

SKY RE:MEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang