Bab 32 - Babak Terakhir (Part Final)

92 9 0
                                    

Hembusan angin yang begitu kencang menerpa wajah Sky menjadi sambutan awal sekaligus akhir dari permainan maut yang telah berlangsung cukup lama. Langkah demi langkah ia jalani hingga jarak antara dirinya dengan sang Raja tak lebih dari dua meter.

Jika ia kembali flashback, banyak hal yang telah ia lewati demi sampai pada level ini. Jatuh bangun ketika pertama kali bertarung melawan King hingga perjalanan mencari kekuatan baru dengan Pak Guntur, pertemuan yang tak ia duga dengan si cantik Alice, hingga hangatnya kasih sayang bernama 'keluarga' yang ia dapatkan pertama kali di asrama dan gedung bawah tanah Sekolah Angkasa Bersama Pak Jenggot dan Mey. Semua itu ia jadikan sebagai pengantar, karena tanpa mereka maka Sky alias Langit takkan bisa berada di panggung sebesar ini.

"King, kita selesaikan pertarungan yang tertunda tempo hari!"

"Heh," King lalu melepaskan jubah merah dengan motif hitam bertuliskan huruf hiragana, "dengan senang hati akan kulayani. Tidak, bahkan aku sudah menunggu datangnya pertandingan ini Sky!"

"PERTARUNGAN FINAL KORF ANTARA SKY MELAWAN KING AKAN SEGERA DIMULAI! APA KEDUA PETARUNG TELAH SIAP?"

Sky dan King menganggukkan kepala bersamaan dan segera memasang posisi kuda-kuda.

"TIGA! DUA! SATU! MULAI!!!!"

***

Pak Jenggot menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, mengistirahatkan sekaligus memutar hal yang tengah ia pikirkan sejak malam ini tiba. Matanya sedikit melirik anak gadisnya yang masih tergeletak lemah dengan alat pernafasan dan beberapa kabel serta selang infus menempel pada tubuhnya. Tak tahu harus berbuat apa agar putrinya kembali sadar dan menyapa ayahnya yang telah berambut putih itu. Perlahan kacamata coklat beserta topi yang selalu ia kenakan mulai ditanggalkan hingga yang tersisa adalah wajah keriput dan rambut putih tipis termakan usia.

Diremasnya perlahan telapak tangan putrinya itu dengan lembut. Hah, Mey cepatlah sadar nak. Langit membutuhkan doamu sekali lagi di pertandingan final kali ini nak, gumam Pak Jenggot.

Sepi dan sunyi, itu yang pria tua itu rasakan setelah beberapa waktu ini ia tak lagi mendengar suara ribut dari anak tomboynya itu. Ia terus mengenang momen Mey yang kini lebih ceria ketimbang sebelumnya Bersama Langit atau yang ia ingat dengan panggilan S. Gema teriakan Mey serta tawa Langit menggoda anak gadisnya itu terus terngiang dalam kepala Pak Jenggot. Berharap semua kesenangan itu kembali menghiasi sisa hidupnya.

KLING!

Ponsel Pak Jenggot menampilkan notifikasi pesan masuk. "Hmm? Pesan dari siapa ini?" Tak lama setelah ia buka pesan tersebut, mata Pak Jenggot melebar.

KOTAK PANDORA SUDAH KUDAPATKAN

Spontan Pak Jenggot berdiri hingga kursi yang ia duduki jatuh. Tak bisa dibiarkan! Kotak Pandora tak boleh berada di tangan orang yang salah!

Segera Lelaki tua itu mencari kontak seseorang dan melekatkan ponsel pada telinga kirinya.

"Halo!"

"Ja'far? Sudah lama ya kau tidak menelponku ya, hahaha."

"Jangan banyak basa basi! Sekarang kamu harus segera pulang ke Jakarta, ada hal penting yang menyangkut pasukan Jack!"

"Kenapa begitu? Bukankah pasukan hantu itu sudah lama hancur?"

"Kotak Pandora sudah dicuri!" tegas Pak Jenggot dalam telpon itu.

SKY RE:MEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang