"Jadi...... bagai mana dengan keputusan kalian?"
Saling menatap.
Mereka benar-benar tidak punya pilihan lain.
"Kami......... menerima lamaran mereka".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Minggu ini merupakan minggu yang cerah. Minggu yang damai. Dan minggu yang tenang.
Namun tidak di kediaman Namikaze saat ini.
Kediaman Namikaze saat ini sibuk. Sibuk dengan para pelayan yang lalulalang membersihkan ruangan, para koki yang membuat masakan jamuan makan malam, serta tukang kebun yang merapihkan sedikit pekarangan kediaman Namikaze.
Ini hari yang penting (menurut tuan dan nyonya Namikaze) hari di mana kedua keluarga bertemu dan Kushina tidak sabar untuk bertemu calon besannya yang notabene sahabatnya.
Benar-benar tidak sabar.
"Bersihkan seluruh ruangan, jangan sampai ada yang terlewat. Foto-foto juga bersihkan. Vas bunganya geser sedikit, yak betul di situ. Lantainya bersihkan. Ganti tirainya. Duh awas dengan gucinya nanti pecah. Bla....bla....bla....bla.....bla....." dan masih banyak lagi.
"Kushina aku berangkat dulu. Aku muak melihat para manusia berbaju hitam putih berkeliaran di sini" ujar Kyuubi sambil turun dari lantai dua.
Gyuut!
"Apa katamu my Kyuu-chan?!"
"Arghh! Iya iya iya Kaasan"
Mendengar anaknya yang mulai ke mode KURANG AJAR. Membuat urat kemarahan Kushina berkedut. Di tariknya kuping anaknya tersebut hingga hampir memerah. Ia tidak habis fikir kenapa anaknya bisa kurang ajar seperti ini, padahal dia sudah di ajarkan tata krama yang baik.
Entah lah, setelah pulang dari rumah paman jauhnya yang sering di juluki Killer Bee setelah menginap selama liburan musim panas saat SMP dulu membuat dirinya jadi sering mendengarkan musik keras di kamarnya serta semakin kurang ajar pada dirinya serta ayahnya.
'Untung Naru-chaan tidak ikut ke sana' batinnya.
Sambil mengusap telinganya yang memerah, Kyuubi menatap ibunya garang.
"Apa?! Masih mau di tambahin lagi merahnya?!"
Melihat rambut ibunya mulai berkibar membuat dirinya mati kutu. 'Siluman rubah mulai menampakkan dirinya' batin Kyuubi. Jika seperti ini Kyuubi tidak punya pilihan lain.
"Maafkan hamba yang mulia Ratu" katanya sambil bersimpuh formal.
Kushina yang merupakan (saya ulangi) MERUPAKAN ibu YANG BAIK DAN TIDAK SOMBONG tentu saja memaafkan tingkah Kyuubi yang sudah biasa ini. Sudah khatam, hafal istilahnya mah.
"Berdiri putra mahkota" mendengar nada perintah mutlak ibunya membuat Kyuubi mengikuti perintahnya.
"Ada apa gerangan putra mahkota hendak meninggalkan istana ini?" Tanya Kushina dengan gaya sok angkuh Ratunya.
Sedangkan para pelayan yang melihat drama yang di perankan ibu dan anak ini hanya bisa geleng-geleng kepala. 'Mulai lagi dramanya' batin mereka.
"Maafkan hamba ibunda Ratu, tetapi hamba merasa jenuh dengan aktivitas yang terjadi saat ini. Hendaknya hamba meninggalkan istana ini untuk meringankan beban pikiran hamba" sedangkan Kushina hanya menaikkan alisnya sebelah. 'Meringankan?'.
"Apa yang putra mahkota pikirkan kalau ibunda boleh tau"
"Itu....." ketika Kyuubi akan melanjutkan perkataannya, tiba-tiba terdengar suara lain yang ikut dalam drama ibu dan anak ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days With Mr. Arrogant
RastgeleMain cast : Sasunaru, Itakyu Rate : T (mungkin sedikit nyerempet M, atau lebih?) Genre : Romance, YAOI, OOC, Typo(?) bertebaran dimana-mana broo!!, Humor(?) mungkin hehe, Boys love a.k.a shounen-ai Disclaimer : Cast di sini bukan kepunyaan saya. Say...