Hujan 6

266 10 1
                                    

Kali ini, aku dan dia sudah resmi berpacaran. Selayaknya orang berpacaran, aku begitu dekat dengannya. Sampai diriku kehilangan banyak waktu untuk berbincang dengannya, untuk saling mengenal, dan saling mengenal lebih dalam lagi.

Hingga akhirnya aku tahu, Dia sudah kehilangan seorang ayah. Sosok yg menjadi tulang punggung keluarga, sosok yang menjadi penyemangatnya. Namun, telah pergi mendahuluinya, dan tinggallah dia beserta ibu dan kakak laki-lakinya.

Dia begitu disayang oleh ibu dan kakaknya, dia begitu dicintai oleh keluarganya. Dan begitu juga diriku, aku begitu mencintai dirinya, sampai aku lupa tuk mencintai diriku sendiri. Aku yang berstatus masih anak dari kedua orang tuaku, membayangkan dirinya yang sudah ditinggal oleh sesosok ayah. Tak terasa, pilu menyelimuti kalbuku, perlahan namun pasti, Dia meneteskan air mata di pipinya, begitu pula diriku, merasakan sedih dihatinya. Sunggu besar cobaan hidupnya, sampai tak tega hatiku menyakitinya.

"Sayang, kuatkan dirimu, aku turut berduka atas kepergian ayahmu," itu yang kuutarakan,

Sambil menangis tersedu-sedu, dia tak mampu tuk menjawab perkataanku. Kudekap dirinya dalam pelukku, dan kuusap air mata yang membasahi pipi tirus itu.

"Makasih Sayang, aku gak papa kok, aku cuma keinget masa kecilku aja sama ayah." itu kata yang terucap dari bibir mungilnya.

Masih kudekap dirinya, hingga suasana pun berubah di saat canda dan tawa keluar begitu saja di antara kami. Kami saling mencinta, dan saling menyayangi satu sama lain.

"Aku dan kamu, menjadi kita."

Itulah kataku, dan kulepas dekapanku, seraya mengusap air mata di pipinya, dan juga air mata yg mengalir di pipiku sendiri. Dan setelah itu, kutatap wajahnya, kupegang kedua pipinya, dan kudekatkan wajahku dengan wajahnya. Kami saling menatap, hingga sampai akhirnya, kuakhiri dengan kecupan manis di dahinya.

"Sudah, jangan menangis lagi. Setidaknya ada aku di sini yang bisa berbagi senyum dan tangis denganmu." itu kataku.

Mengingat kejadian itu, aku merasa bagai tak sadar akan hal itu. Kejadian yang telah lama terjadi, dan persis terjadi di rumahku sendiri. Dan itulah yang kuingat, dan akan selalu kuingat.

To be continue . . . .

Sajak Hujan (Hati yang Tak Retak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang