Akhir semester tiba, itulah awalku berkenalan dengannya, walau lewat FB, tapi tak apa, itu tetap membuatku merasa senang. Dan tak kusangka, dia sudah mengetahuiku, ternyata dia juga sering memperhatikanku.
Di saat kudekat dengannya, aku tahu dia atlet silat, sepertiku, namun aku belum sampai menjadi atlet. Dia berganti ekskul di sekolah, yaitu seni tari dan futsal putri, sedangkan aku mengikuti ekstra silat. Dia juga awalnya ingin mengikuti silat, hanya saja kondisi yang memaksanya keluar dari silat dan lebih memilih tari. Sungguh suatu kebetulan.
Aku mulai dekat dengannya, aku mulai tahu dia, dan dia pun sama, mulai mengenalku lebih jauh. Kita saling bercerita di saat-saat belum saling kenal, namun hanya saling bertatap dan saling balas senyum. Itulah yg membuat kami tertawa di kala mengingat hal itu.
Hari-hari pun berlalu, sampai pembagian raport dan liburan pun tiba. Itulah hari di mana aku merasa tersiksa, karena tak dapat bertemu dengannya seperti biasa. Mungkin Tuhan ingin menguji diriku dan dirinya, dan sampai akhirnya, kami saling mengutarakan cinta.
Tepat di tanggal 25 Desember 2016, dua hari sebelum aku genap berusia 16 tahun, aku mengutarakan isi hati, dengan sebuah kata yang masih kuingat,
"Maukah kamu menjadi teman hidupku ??"
"Hemm, gimana ya, ??"katanya,
"Bagaimana ??" tanyaku,
"Hemm, aku gak mau," jawabnya,
Hatiku serasa hancur, pupus sebuah harapan. Hingga akhirnya dia berkata,
" Aku gak mau kalau harus menolak kamu, dan Aku mau jadi pendampingmu."
Itulah yang dia ucapkan, dan di saat itulah aku merasa hidup untuk kedua kalinya. Aku merasa bahagia, dia pun juga, dan resmilah tanggal 25, yaitu hari Natal, menjadi tanggal jadian kami. Dan apa yang aku harapkan terkabul.
Tuhan mendengar doaku, Dia mendekatkanku padanya, dan menyatukan hati ini dengan hatinya.
Jika cinta itu agama
Kan kupeluk cinta, seperti aku memeluk agama
Tak kan kulepas dia, sampai hayat menutup mataJika cinta itu lentera
Kan kujaga cinta, seperti aku menjaga lentera
Tak kan kubiarkan padam, menerangi gelapnya duniaTo be continue . . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Hujan (Hati yang Tak Retak)
Historia CortaTAMAT!!! Berawal dari suatu masa menuju sebuah zaman refolusi kata yang menyebabkan timbulnya rasa cinta terhadap suatu rangkaian kata mutiara yang lahir dari hati nurani, Entah apa yg terlintas di pikiranku, tapi inilah yg keluar dari tinta hitamku...