Let's go, kita lanjut lagi kisah ini.
Pernah di suatu ketika, sewaktu pulang sekolah tepatnya. Aku sering pulang bersama dengannya, walau tidak setiap hari. Di suatu ketika, aku berjalan menuju gerbang bersama dengannya. Menyusuri lorong kelas, yang terbentang di gedung sekolahku, di lantai dua tepatnya.Kala itu, kami berbincang, bercanda seperti biasa, dan anehnya dia tidak berbelok arah ketika melewati gerbang sekolah, dan mengikutiku menyebrang jalan. Aku tanya dia,
"Mau kemana ??" tanyaku
" Aku mau beli tas sepatu, temenin yuk?" jawabnya,
"Di mana si?" ucapku,
"Deket, di Semampir, temenin aku yah! ", dia memohon,
" Iya, tenang aja, aku temenin ko', apa si yg enggak buat kamu, " kataku merayu,
"Oke sayang, makasih ya," katanya,
"Iya sayang, sama-sama, ayo dah ada angkot," kataku bersemangat ketika ada angkot lewat,
Ketika di angkot, tibalah di mana ada penumpang yang membawa mesin truk yang penuh dengan oli. Penumpang lain pun merasa kurang nyaman dengan hal itu. Begitu juga diriku dan dirinya, kami yang memakai seragam sekolah warna biru, dengan rok dan celana panjang yang kami pakai merasa sangat terganggu.
Dan, alhasil di saat turun dari angkutan umum itu celana dan rok panjang kami terkena oli dari mesin truk yang baru diservis itu, dan itulah takdir yang kami alami.
Setelah turun, aku membayar angkot kepada pak supir,
"Dua Bang, dengan dia." kataku sembari menyodorkan uang untuk membayar jasa angkot.
" Sip, Terima kasih" kata supir angkot tersebut.
Kami pun beranjak dari tepi jalan, menuju toko perlengkapan olahraga. Kami memilih beberapa tipe tempat sepatu. Dia tanya mana yang aku pilih, aku bilang yang hitam. Namun dia memilih yang lain, dan terjadilah perundingan antara diriku dan dirinya.
Setelah lama memilih, akhirnya jatuhlah pilihan di tas sepatu warna biru yang type-nya simpel dan sederhana. Dia menyukai tasnya, dan aku juga sama.
Kami menuju kasir dan membayar tas tersebut, sempat ada tawar-menawar antara kami, dan ya begitulah ceritanya, akhirnya kami membayar dan pulang.
Berakhirlah kisah di mana aku bersamanya di angkot, dan membeli sesuatu dengan berbagai perselisihan pendapat, hingga akhirnya jatuh di pilihan yang sama.
To be continue . . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Hujan (Hati yang Tak Retak)
Short StoryTAMAT!!! Berawal dari suatu masa menuju sebuah zaman refolusi kata yang menyebabkan timbulnya rasa cinta terhadap suatu rangkaian kata mutiara yang lahir dari hati nurani, Entah apa yg terlintas di pikiranku, tapi inilah yg keluar dari tinta hitamku...