Senyum itu hujan, tapi lain yang menurunkan
Ialah malaikat pemberi nikmat
Atas wasiat Pemilik Rahmat
Di waktu itu, di saat setiap senyum lenyap dalam sesaat
Kalian masih ingin mendusta?
Kalian masih ingin melawan takdir semerta?
Ketetapannya tak pernah buta.
Ingatlah, kau hanya sebutir zarah yang tak berguna
Jika bukan kau sendiri yang merubah itu semua.
Sedih, boleh saja
Asalkan, jangan sampai larut dalam kesedihan.
Hujan bukan pembawa berita duka
Bukan pula budak nafsu dan hawa
Ia hanya pengirim pesan
Agar kita tersenyum atas nikmat Sang Tuhan.
Walaupun, ada hujan yang menyesatkan
Iblislah pembawa takdir yang disamarkan
Untuk siapa? Takdir siapa?
Jelaslah, takdir kita umat manusia
Kalian mau percaya? Mau larut dalam duka?
Jangan wahai saudara, tegakkan tiap jengkal tubuh yang mulai tak berdaya
Karena Ia, tak pernah meninggalkan kita.
Ia, selalu menanti kita berpulang setelah lama tak lagi ingat jalan tuk kembali datang.
Menyapa-Nya, Sang Pencipta.
Dia tak pernah lekang akan kita, kitalah yang hina ini dengan segala lupa.
Bna, di hari hujan tanpa air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Hujan (Hati yang Tak Retak)
Historia CortaTAMAT!!! Berawal dari suatu masa menuju sebuah zaman refolusi kata yang menyebabkan timbulnya rasa cinta terhadap suatu rangkaian kata mutiara yang lahir dari hati nurani, Entah apa yg terlintas di pikiranku, tapi inilah yg keluar dari tinta hitamku...