Warning ⚠ : mungkin agak mature walau ga terlalu
Sakura pergi meninggalkan desa, dan melompati pepohonan. Ia berniat kembali menuju kediaman Yakamura. Dadanya bergemuruh, jantungnya berdetak keras. Bukan karena ia berlari. Ada perasaan senang melihat pujaan hatinya kembali dengan selamat.
Sasuke kian dewasa dan tampan, pesona Sasuke makin kuat. Sakura tersenyum menyadarinya. Sasuke telah kembali.
Ia kembali
Lalu?
"...."
Sakura berhenti diantara pepohonan. "lalu?"
Jika sasuke kembali. Lalu?
Lalu?
Dia tidak harus menunggu lagikan? Terus?
Sakura jatuh lemas, kakinya bergetar. Ia tahu ia bodoh dan masih kekanakan, percuma ia merayakan ulang tahun nya yang ke 21 musim semi lalu. Rasa suka Sakura terhadap Sasuke tidak bisa hilang, dan tak akan pernah hilang ia sadar dan ia paham. Sakura sangat mengasihani dirinya yang malang. Walau ia tidak bisa menghapus nama Sasuke, setidaknya ia menyisihkan ruang sedikit untuk nama lain. Namun nama itu terus mendominasi dirinya, ia sudah merelakannya namun itu tidak kian hilang atau menyisihkan ruang. Nama itu begitu egois ingin menguasai hatinya.
Sakura tertawa mengejek dirinya sendiri, lalu menangis sejadi jadinya. Ia sangat rindu pada Sasuke. Ia hampir hilang kendali saat melihat sasuke di perpustakaan tadi. Ia ingin berlari menerjang Sasuke, dan menangis. Namun egonya sangat tinggi tadi, ia mementingkan logikanya. Memang terdengar cukup baik, tapi itu menyiksa dirinya sendiri.
"lagi sedih rupanya" Heiji lelaki itu muncul diantara pepohonan. Ah bukan! Dia Sasori dalam tubuh Heiji.
Mata Sakura yang sembab, dipaksa tangannya sendiri menghapus air matanya. Moodnya sangat jelek. "kau mau apa? " terdengar sedikit parau, Sasori hanya tersenyum miring.
"aku akui aku ketinggalan beberapa langkah, karena jiwa tubuh sisialan ini beberapa kali memberontak" Sakura paham maksud Sasori. Jiwa Heiji memberontak ketika Sasori ingin mengambil alih tubuhnya.
"aku tau kau sudah melaporkan pada Kakashi. Padahal aku ingin membungkam mu sebelum itu. Tapi kondisiku belum juga sampai pada titik sempurna. Dan lagi aku tidak memiliki kugutsu sekarang, walau aku bisa menggunakan hal lain" Sasori berjalan mendekati Sakura
"aku akui aku juga teledor, dan kau menemukanku saat dalam jati diriku malam lalu. Ayo kita buat kesepakatan" ucap Sasori.
Mental Sakura cukup teruji hari ini, ia tidak tahan lagi. Mendengar ucapan Sasori dengan reflek ia mengayunkan pukulannya, tanah diseklilinya retak. Sasori hanya berpindah menuju dahan pohon, dan mendecih.
"kau lupa ini tubuh siapa? Kau ingin membunuh Yakamura Heiji juga ya? " kata sasori menatap sakura menjijikkan. Sakura merasa marah sampai keubun ubun.
"apa maumu Akasuna Sasori? !" teriak Sakura. Ia cukup emosi saat ini.
"aku ingin hidup dengan tenang" ujar Sasori
"jangan kan hidup, mati dengan tenang juga akan kuberikan" desis Sakura. Ia mengepal hingga buku jarinya memutih.
"aku serius.. " ucapmya lagi. sasor turun dari dahan dan mendekati sakura lagi.
"aku mau jadi warga biasa" tuturnya. sakura hanya mendecih. "dengan tubuh orang lain?! " ledek sakura. Sasori hanya menatap Sakura diam.
"seharusnya dia sudah mati sekarang, karena jutsuku ia bisa bertahan" kata Sasori lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wind (COMPLATE)
Fanfictionangin selalu berhembus. Tidak bisa membantah dari mana dia berasal, dan kemana ia pergi. Jangan buat aku harus memprivate ceritaku :) karena meninggalkan vote itu mudah. [Slow update] Ranked 1 on #harunosakura (8/7/2018 - ...) Ranked1 on #ar (16/8...