Chapter 15 : Reborn

2.2K 317 37
                                    

MAAF BELUM MAKSIMAL

Hazel itu terbuka, ia merasakan sakit yang luar biasa di seluruh tubuhnya. Apa ia telah meninggal?  Ia bisa melihat dirinya terbaring disampingnya.  Ia juga bisa melihat gadis berambut merah muda yang sangat cantik tampak memperhatikannya.  Apa dia bidadari? Gadis itu tampak berbicara padanya, tapi ia tak bisa mendengar apapun. Gadis itu melambaikan tangannya didepan wajahnya.

"Sasori? Sasori?  Sasori?! Kau dengar tidak? " tiba tiba kesadaran pria hazel itu tertarik. Gadis berambut pink itu tampak menatapnya khawatir.

"siapa namamu? " tanya gadis itu.

"dasar kau aneh, kau baru saja memanggil namaku" ujar Sasori yang langsung mendudukan dirinya.

"apa ini tubuh daging?" tanya Sasori pada Sakura,  gadis itu hanya tersenyum sambil mengangguk.

Sasori yang sangat gembira, langsung bangkit dari bangsalnya. Akibatnya beberapa alat yang terpasang ditubuhnya terlepas paksa. Ia meringis ngilu ketika melihat tangannya berdarah akibat jarum infus yang terlepas tak rapih.

"akhhh.. " jerit Sasori terkejut melihat darahnya, ia belum pernah lagi merasakan sakit pada tubuhnya. Apalagi melihat darah.

"aku akan mati Sakura! Aku berdarah! " jerit pria itu lagi, Sakura hanya meringis menahan tawa melihat ekspresi Sasori. Ia meraih tangan Sasori dan menahan pembuluhnya, lalu ia mengambil saplas lalu menutup bekas infusnya.

"kau begitu saja sudah panik" ejek Sakura. Ia sengaja menekan bekas infus yadi dan membuat Sasori meringis.

"bodoh" ejeknya lagi, baru pertama kali ia melihat Sasori sangat ketakutan. Padahal itu hanya kecelakaan kecil. Bagaimana jikalau misi?

"kau jangan banyak gerak dulu" ujar Sakura sebelum keluar dari sana.

Sakura pun keluar dari ruangan itu. Ia ingin pergi kesuatu tempat tampaknya.

Sasori bingung apa yang harus ia lakukan sekarang.  Ia menoleh kekanan, dan melihat seorang pria yang sedikit mirip dengan wajahnya. Tampaknya dia adalah Genji hasil perpindahan dimensi, makanya dia mirip dengan dirinya.

Namun Sasori tampak bingung, mengapa pria itu tak segera sadarkan diri?

Pintu ruangannya kembali terbuka, menampakkan Gaara dan beberapa petinggi yang menghampirinya. Sasori tampak berdecih melihat pria itu. Untuk apa bocah itu kemari?

"kalian mau apa?  Aku tak perlu basa-basi" ujar Sasori dengan nada datarnya. Melihat Gaara yang datang membuatnya kesal. Pasti akan ada hubungannya dengan Sunagakure, desa yang membuatnya menjadi yatim piatu.

"aku juga tak mau basa-basi Sasori-san. Kalau begitu langsung saja. Silahkan Gaara-san" ujar Kakashi mempersilahkan Gaara berbicara.

"kami telah membantu anda hidup kembali atas jasa kedua orang tua dan nenekmu. Jadi saya harap anda sadar diri. Kalau bukan karena keluarga mu, mungkin kau sudah kami biarkan. Jadi selamat datang kembali di Sunagakure" kata  Gaara, dia tidak mau diintrupsi sama sekali.

"kau akan kembali menjadi ninja Sunagakure" lanjutnya lagi.

Sasori hanya mendecih. Untuk keadaannya yang sedang seperti ini ia hanya bisa menurut. Ia juga sadar diri. Tapi ada perasaan tak suka mendengar 'Sunagakure'.  Mungkin karena masa kecilnya yang kesepian disini.

Setelah perbincangan panjang dengan para petinggi desa tadi, Sasori membaringkan dirinya dibangsal. Pikirannya berkecamuk. Membayangkan kesepian yang akan ia rasakan kembali di desa kelahirannya ini. Ia trauma.

Pintu terbuka, menampilkan Sakura yang tampak membawa nampan berisi makanan. Sasori menatap gadis itu. Memperhatikan gerakan gadis itu yang menyiapkan meja untuk makan dibangsalnya.

"duduklah, kau perlu makan" kata Sakura. Sasori mendudukkan dirinya. Dan Sakura menegakkan bangsal Sasori, kemudia menarik meja berisi makanan kehadapan Sasori.

"makanlah. Manusia normal akan membutuhkan makan" ujar Sakura, Sasori menyuapkan makanan kemulutnya.

"aku khawatir kau melupakan banyak hal tentang tubuh manusia,  maka dari itu aku akan menjelaskan beberapa hal sambil kau makan" kata Sakura membuka catatannya.

"kau harus ingat makan, karena tubuhmu memerlukannya. Kau juga harus ingat tubuhmu sekarang bisa sakit dan berdarah,  jadi berhati-hatilah. Lalu tubuhmu yang kini..... " jelas Sakura panjang lebar. Sasori hanya menatap Sakura malas. Apa Sakura pikir dia adalah orang bodoh yang tidak tau itu semua? Meski sudah lama tidak menggunakan tubuh asli, ia pasti tau itu semua. Karena tubuhnya memberikan kode itu semua. Mulai dari lapar, sakit, dan lainnya.

"kemudian tubuhmu kini bisa merasakan nafsu birahi, aku harap kau tak asal melampiaskannya." ujar Sakura sambil memerah, ia mengingat kejadian lampaunya itu.

"lalu aku harus lampiaskan pada siapa?" tanya Sasori

"wa... Waktu itu kan sudah kuajarkan! " jawab Sakura panik mendengar pertanyaan Sasori.

"jika tidak puas? " tanyanya lagi, membuat Sakura menepuk jidatnya.

"mana ku tau!  Cari saja jalang! " ujar Sakura kesal ditanyai pertanyaan tak berbobot.

"jalang itu bisa saja membuatku terkena penyakit kelamin Sakura, aku perlu saran lainnya" lanjut Sasori, ia hanya senang melihat Sakura kesal.

"yasudah kau cari saja perempuan yang mau menjadi isterimu" kata Sakura jengkel.

"kau mau tidak? " tanya Sasori cepat, Sakura hanya menatapnya bingung.

"hah? "

"kau. Jadi isteriku? " ulangnya lagi, Sakura pun menjitak kepala Sasori. Bodoh.

"aku akan pulang besok" kata Sakura mengubah topik pembicaraan yang kacau.

"Si Heiji itu saja belum bangun, dan kau pulang begitu saja? Tak bertanggung jawab" ujar Sasori membuat Sakura kesal.

"dia hanya tunggu sadar, aku sudah titip pesan dengan ninja medis lainnya" jelas Sakura, ia bangkit berdiri. Ia ingin pulang kerumah Sasori lalu berkemas. Namun tangannya ditahan Sasori sesaat,  membuatnya harus menoleh.

"apa? " tanya Sakura melihat tangannya digenggam.

"terima kasih" ujar Sasori. Sajura hanya tersenyum tulus melihat pria itu.

"sama-sama"

The Wind (COMPLATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang