Chapter 6 : Hospital

3.1K 374 10
                                    

"aku akan menikah Sasuke-kun" bibir itu berkata lembut, wajahnya tertunduk. Onxy miliknya hanya menatap pemilik rambut senada dengan permen kapas itu bisu.

Jantungnya berdetak lebih keras, ada perasaan tak nyaman mendengar ucapan gadis didepannya. Ia serasa tertikam didadanya, ini sangat sakit. Mulutnya seakan terkunci dia hanya diam membisu.

Gadis itu mengadahkan kepalanya dan menatap sang Uchiha bungsu itu. Ada perasaan sedih yang ia tangkap. "a.. Ini undangan" gadis itu mengulurkan undangan cantik. Tangan putih dan mulus itu begitu indah baginya. Sasuke hanya menatap tangan Sakura dan terdiam.

"untukmu" ucap Sakura memaksa Sasuke mengambilnya. Dengan berat hati Sasuke mengambilnya, perasaanya tergetar. Ada sesuatu dari perutnya menusuk keatas, menabrak hulu hatinya. Sangat sakit, dadanya sangat sakit. Ia yakin ia tidak punya riwayat asma dalam hidupnya.

Sakura tersenyum pada Sasuke. Sasuke menatap senyum manis Sakura sambil terdiam. Ia bisu dan beku. Telatkah dirinya?

Kemudian Sakura berbalik dan berjalan meninggalkan Sasuke perlahan. Sekeliling sasuke seakan akan makin menggelap ketika Sakura meninggalkannya.

Sasuke melihat dirinya muncul di belakang Sakura. Ikut menatap Sakura yang kian jauh. Dirinya masa genin itu terdiam, lalu berjongkok. Hanya diam dan diam. Sasuke tahu apa yang dirasakan dirinya masa itu.

Kesepian

Kesepian yang Sasuke rasakan semasa itu. Orang tua dan seluruh keluarganya telah meninggal. Kakaknya pergi menjadi bagian akatsuki, sedangkan ia sendirian. Ia mengurus dirinya sendirian dan kesepian.

Rasanya begitu menyedihkan saat itu, namun teman temannya menghilangkan perasaan kesepian itu, dan entah sejak kapan seorang Sakura Haruno dapat membuat dirinya berbeda di mata Sasuke. Ia punya tempat sendiri dihati Sasuke.

Tanpa ia sadari Sakura telah jadi bagian dirinya. Dan sekarang Sakura akan pergi?

Itu seakan akan ia kehilangan bagian dari dirinya. Dan dia akan kembali pada kesepian saat ia genin.

Ia mengerti sekarang kenapa ia melihat dirinya dimasa lalu!

Sasuke tidak akan tinggal diam. Dia pernah kehilangan segalanya, dan dari itulah dia belajar mempertahankan apa yang dimilikinya. Ia berjalan cepat mengejar Sakura. Lalu menggapai tangannya

"tinggallah" Sakura terkejut melihat Sasuke yang tersadar dari pingsannya. Sasuke mengenggam tangan Sakura erat, ia cukup terkejut. Dan apa yang pria ini katakan tadi 'tinggallah? '

Sakura menatap Sasuke dalam diam, Sasuke menatap tangan Sakura yang ia genggam.

Sasuke mencium bau obat obatan, yang berarti dia berada dirumah sakit. "apa yang terjadi? " tanya Sasuke, mata onxy itu menatap Sakura lembut. Gadis itu tampak kacau, banyak luka ditubuhnya.

"kau pingsan, kau memakai matamu agak berlebih" ujar Sakura, pantas saja saat ia bangun matanya agak buram. Tangan sasuke masih mengenggam tangan Sakura tanpa sadar.

Sasuke menunduk mengingat kejadian dihutan. Ia membabi buta, ia menggunakan kekuatan matanya. Sakura gila-gilaan menghindari serangan Sasuke. Walau sering kali ia terkena, namun tidak terlalu fatal. Sakit hati bisa membuatnya seperti ini ternyata.

Pada akhirnya Sasuke pingsan secara mendadak, matanya berdarah. Sakura panik dan langsung menggapai Sasuke. Sakura penuh luka karena Sasuke. Ia tidak melawan, hanya menghindar.

Sasuke merasa dirinya sangat pengecut. Ia menyerang perempuan karena hal yang tidak jelas. Ia terlalu egois dan labil. Entah otaknya dimana waktu itu.

"gomen" ucap Sasuke pada Sakura. Ia masih mengenggam tangan sakura, dan tetap menunduk. Sakura merasa teriris hatinya, melihat orang yang ia dambakan tampak begitu lemah. Sakura hanya memgangguk. Hati kecilnya ingin menangis.

"a.. Aku harus kembali" Kata sakura akan menarik tangannya dan berdiri. Namun Sasuke mengenggamnya erat. "sebentar saja" pinta Sasuke. Jantung Sakura berdegup kencang. Tahukah kamu Sasuke bahwa Sakura ingin menangis sambil memeluk dirimu?

Sakura terdiam dan menurut. Ia kembali duduk disamping bangsal Sasuke, dan tangannya masih digenggam Sasuke. Sakura menundukkan kepalanya, ia bingung harus apa.

Ia mencuri tatap pada Sasuke, Sasuke menatap kearah jendela. Dan ini sudah sore, cahaya matahari sore menerpa wajah sasuke. Membuatnya jauh lebih indah berkali kali lipat. Sakura takjub melihat salah satu ciptaan Tuhan tersebut.

"kau...." Sasuke masih menatap kearah jendela, ia berucap dengan ragu. Sakura menaikkan alisnya bingung.

"apa? " tanya Sakura ia begitu penasaran. Semua hal tentang pria didepannya ini selalu membuatnya penasaran.

"aa.. Tidak jadi" sakura merasa kecewa, ia menundukkan kepalanya. Hening dan canggung itulah yang ia rasakan.

"Sakura Haruno Heiji sudah.. " pintu ruangan tersebut terbuka. Dan menampakkan Ino yang masuk. Ucapan Ino berhenti ketika melihat Sakura dan sasuke berpegangan tangan.

"ma-maaf menganggu, tapi Heiji sudah menunggumu" ucap Ino agak canggung. Sasuke terkejut mendengar nama pria lain. Apa lagi pria itu menunggu Sakura. Dadanya kembali nyeri.

"a.. Sasuke aku ada perlu. Kau bisa pulang hari ini juga, maaf tidak bisa mengantarmu" ucap sakura, jujur ia canggung dan bingung. Ia melepas genggaman Sasuke perlahan. Berdiri dan pergi meninggalkan Sasuke sendirian. Sasuke terdiam sejenak, menyusun banyak spekulasi tenyang pria bernama Heiji tersebut. Dan ia sangat penasaran siapa pria yang bersama Sakura dihutan. Apa si Heiji sialan itu?

"hufft" Sasuke menghela nafas, ia bangkit dari bangsalnya dan berdiri. Ia mengambil jubahnya, dan berjalan pelan keluar dari rumah sakit. Matanya sudah baikkan, dan tidak terlalu sakit.

Ia mengingat betapa lembutnya tangan Sakura. Sentuhannya begitu halus, ketika ia mengingatnya jantungnya berdetuk kencang.

Tapi siapa saja yang sudah mengenggam tangan Sakura? Sakura selama ini tidak punya perjanjian apapun dengan dirinya, dan Sakura bukan miliknya. Pasti Sakura pernah sesekali pernah walau hanya sekadar bergenggaman dengan pria lain.

****

"aku bingung jujur" ujar Sakura pada pria disampingnya. Mereka berjalan beriringan sambil bergandeng tangan. Sakura sadari itu dan memang sengaja

"tidak usah bingung. Aku hanya ingin calon partner ku bercinta tetap hidup" kini adalah Sasori yang mengambil alih tubuh Heiji. Sakura hanya mendengus mendengarnya.

"mau aku carikan jalang? " kata Sakura, ia memutar matanya malas, Sasoru terlalu frontal.

"aku lebih suka yang masih belum terjamah seperti kau. Lagipula aku hanya mau dengan yang aku kenal" Sasori mengusap tangan Sakura dan menjilat sudut bibirnya.

"tapi aku nggak mau! " Sakura mendengus lebih keras, menurutnya Sasori begitu konyol. "kau harus mau aku tak peduli. Kau hutang satu bantuan padaku. Kau pikir menyeret 2 orang seperti kalian dari hutan sampai rumah sakit nggak berat? Pemilik tubuh ini saja belum tentu bisa" kata Sasori. Sasori menatap tukang dango ketika ia lewat. Ia hampir membuat sakura terseret kesana jika saja Sakura tidak menahannya.

"kenapa?! " Sakura kesal karena Sasori membawanya kearah tukang dango. Sasori hanya memasang tampang melas. 'itulah sebabnya aku mengenggam tangannya'pikir Sakura.

.

.

.

.

"hidupku kemarin suram, aku tidak bisa merasakan banyak hal. Sekarang aku penasaran dengan semuanya" Sasori memakan dangonya lahap hingga belepotan. Sakura cukup iba mendengarnya. Pantas saja ia kekanak kanakan, ia begitu tersiksa sebelumnya.

Perasaan Sakura terketuk mendengar ucapan Sasori. Ia ingin sasori juga memiliki waktu menikmati segala hal. Ada rasa ingin membantu Sasori hidup kembal, namun tanpa harus merelakan Heiji kehilangan jiwanya.

The Wind (COMPLATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang