Chapter 21

247 40 8
                                    


---

Mataku perlahan terbuka, entah sudah berapa lama aku tertidur. Masih terasa berat, namun tetap aku paksakan hingga samar-samar aku mulai melihat sekitarku. Putih dan bau ini? aku mencoba mengumpulkan kesadaranku, tidak salah lagi aku sedang berada di rumah sakit.
Apa yang terjadi padaku sampai harus berada di ruangan ini?

Kutatap sisi kananku, di sana aku langsung disambut senyuman hangat. Netraku dengan jelas melihat ibu menitikkan air mata, wanita yang telah melahirkanku itu terus mengusap kepalaku, sembari menelusupkan jemarinya di sela jari-jariku. Aku tak mengerti, tapi aku merasa ibu telihat bahagia atau mungkin terharu melihatku membuka mata. Memangnya sudah berapa lama aku tidur? Sikap ibu membuatku semakin penasaran.

Kulirik samping kiri, aku tak bisa untuk tidak tersenyum ketika menyadari sosok pria dengan pakaian rapinya juga mengulas senyum menatapku, Paman Ahn... begitu aku sering menyapanya.

Tapi di mana gadis itu? Kim So Hyun... apa dia tidak tahu aku berada di sini. Aku mencoba mengobrak-abrik memori ingatanku, kilasan balik yang terus memenuhi otakku. Aku mulai mengingat satu persatu rentetan kejadian naas yang membuatku berbaring di ranjang sampai seperti ini.

Aku memandang ibu, menggerakkan ibu jariku guna mengusap lelehan air mata di pipinya. Aku mencoba bersuara, entah kenapa tenggorokanku terasa kering seakan belum mendapatkan guyuran air berbulan-bulan lamanya. Aku tak begitu mempedulikan hal itu, karena sekarang aku ingin ibu menjawab segera pertanyaanku, di mana gadisku berada.

"i... bu," panggilku dengan suara lirih menatap kedua bola matanya yang kian deras mengucurkan cairan bening.

"Iya anakku, ada apa? Katakan sesuatu!" Mataku memicing heran, namun masih kutangkap jelas bahwa ibu menantikan diriku agar berbicara lagi.

"Di mana dia?" tanyaku pelan.

"Di mana So hyun bu, kenapa dia tidak ada di sini? Apa dia tidak tahu keadaanku?" tanyaku sekali lagi, sungguh aku sangat penasaran di mana sosok perempuan yang mampu memenuhi isi kepalaku saat ini.

"So hyun, dia—"

"Aku membutuhkan dirinya, Bu." Aku segera menyela ucapan ibu, entah ini hanya perasaanku atau bukan ... ibu seakan ragu hanya untuk menjawab pertanyaan dariku. Ia kembali mengusap kepalaku.

"So hyun sedang sibuk, Nak. Kau tahu kan, perusahaannya tumbuh maju pesat? Tentu ia harus bekerja Jin young."

"Apa perusahaan lebih penting dari pada aku?" balasku yang sedikit kecewa.

"Bukan begitu, Nak. So hyun sangat peduli padamu, bahkan dia adalah orang yang paling khawatir dengan keadaanmu."

"Apa ia akan datang?"

Ibu membulatkan mata, memperlihatkan keterkejutan. Apa pertanyaanku salah, kutatap dalam manik matanya, menantikan jawaban keluar dari mulut ibuku. Yang kubutuhkan hanya satu kata, ya atau tidak.

"Mmm, dia pasti akan datang. Jadi bersabarlah sampai ia datang menemuimu." Ibu menganguk dan itu sedikit membuatku merasa tenang.

"Kau sungguh anak kuat, kau tahu ... ibumu tidak berhenti menangisimu tiap malam karena kau tak kunjung bangun. Lihatlah kantung matanya itu, syukurlah kalau kau sudah tersadar, sekarang ibumu bisa tersenyum lega melihatmu," ucap Paman Ahn, benar kata beliau di sekitar mata ibu terlihat menghitam seperti orang yang kurang tidur.

"Sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri, apakah sangat lama?"

Kulihat ibu menganggukkan kepala sembari menyingkap air matanya yang kembali mengalir. "Lama sekali, sampai ibu takut kau tak akan pernah bangun lagi."

I am Here, With You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang