Chapter 33

210 34 0
                                    

***

In yeon ditemani Sun woo telah bersiap-siap menyambut kedatangan putra dan menantu mereka di depan pintu. Sesekali terdengar decakan dari pria baya itu melihat sikap berlebihan istrinya.

"Kita tunggu di dalam saja. Kau sudah berdiri lama di sini," sarannya melihat tubuh In yeon menggigil. Ada-ada saja tingkah ibu-ibu satu ini. Tidakkah wanita itu tahu, jika udara di musim peralihan sangat ekstrem.

"Kalau kau bosan menunggu, masuklah ke dalam saja sana! Aku akan menunggu sampai mereka datang." Sun Woo terpaksa duduk kembali ke kursinya, mencoba membaca koran yang sudah dibacanya dua kali di pagi hari ini.

"Ah, itu mereka. Sun woo, mereka datang!" In yeon memekik girang. Kakinya bergegas menghampiri mobil yang baru tiba di depan halaman rumah mereka.

"Apa kabar, bu?" Jin young memeluk In yeon, tak lupa memberi kecupan di pipi. Disusul Sohyun yang berdiri bersebelahan dengannya.

"Ayo, mari kita masuk. Kalian tahu, ayah kalian dari tadi terus mengomel."

Sun woo mencebikkan bibir bak anak balita. Pembawaannya yang jenaka selalu berhasil mengoper gelak tawa dari orang-orang yang ada di sekelilingnya. mereka berjalan beriringan masuk ke dalam rumah sederhana yang berdampingan dengan klinik kecil di sebelah kiri rumah bergaya horizontal itu.

Sohyun melihat-melihat dekorasi rumah yang terlihat baru, terakhir ia berkunjung ke sini, tidak ditemukannya sebuah vas dengan bermacam tumbuhan dan bebungaan. Pengamatannya tak lepas dari beberapa tangkai bunga gerbera yang tersusun dengan aneka warna.

"Kau suka?" So hyun terkesiap, lalu menoleh melihat In yeon ikut mengamati. Ia mengangguk, "ya, aku suka."

"Jin young bilang, kau sangat suka bunga gerbera, apalagi yang berwarna merah."

"Apa yang sedang kalian bicarakan, kenapa membawa namaku?" Jin young yang tak sengaja mendengar namanya disebut, menyahut lantang.

"Sudah jangan dengarkan dia, oh ya, So hyun... kalian belum sarapan kan?" tanya In yeon yang mendapat gelengan kecil dari menantunya.

"Baguslah." In yeon bersorak, ini karena mereka datang pagi-pagi sekali. Tanpa menunggu persetujuan, In yeon mengeret tubuh So hyun agar duduk di meja makan yang sudah diisi penuh dengan pelbagai hidangan yang ... sedap disantap.

"Kalian makanlah yang banyak," seru Sun woo yang telah duduk di kursi kepala keluarga, menatap bergiliran putra putrinya.

Mata Jin young begitu presisi memperhatikan ketelatenan So hyun, menunggu semangkuk nasi hangat sampai di tangannya. "Kau juga, " katanya setengah berbisik, seraya mengambilkan lauk yang disukai sang istri.

"Terima kasih."

"Kalian ini romantis sekali. Ibu jadi iri," beber In yeon melirik sekali Sun woo lantas melihat ke arah putranya.

"Woah, ayah ternyata tidak pernah romantis pada ibu. Sini biar aku saja, bu!" Jin young mengulurkan tangan, meminta mangkuk kosong di tangan In yeon, ibunya.

Ceples...

"Aww!" Jin young memekik setelah mendapat sentakan dari Sun woo. Tampak, pria itu mengambil alih mangkuk In yeon, mengambilkan nasi dalam jumlah banyak.

"Kau pikir perutku sebesar apa? Kurangi!" In yeon melotot. Sun woo hanya mendengus, tak berani menyela, mengikuti perintah In yeon yang terkikih geli.

"So hyun ..., kenapa tidak dimakan? Apa... apa makanannya tak enak, mau yang lain, biar ibu buatkan," tutur In yeon yang menyadari menantu perempuannya itu hanya mengaduk-aduk makanan di piringnya.

I am Here, With You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang