Chapter 14

295 43 2
                                    

--

Langit nampak cerah berawan meski tak mengurangi hawa dingin yang menyelimuti kota Seoul. Suhu yang diperkirakan menyentuh angka -10° C, membuat orang-orang lebih memilih berdiam diri di dalam ruangan, baik yang di rumah dan mereka-mereka yang tengah bekerja mencari nafkah bagi keluarga. Jalan raya yang biasanya padat merayap dipenuhi kendaraan bising knalpot terlihat ramai lancar di libur akhir pekan.

Lain halnya dengan kedua sejoli yang justru tengah duduk berdampingan di salah satu bangku taman dekat kompleks perumahan tempat tinggal mereka. Sejak kepulangan mereka dari rumah sakit, Jin young membawa gadis itu ke taman tempat di mana dahulu So hyun berlatih berjalan pasca koma. So hyun menepatinya, janji untuk membersihkan taman setelah ia dapat berjalan normal. Suasana taman lebih baik dari saat mereka berdua ke sana pertama kali, tidak ada lagi sampah yang menggunung atau dedaunan maupun ranting pohon yang berserakan. Akar-akar mati serta semak belukarpun sudah tak tampak. Ditambah adanya beberapa jenis tanaman baru yang sengaja mereka tanam di sekitar area bekas taman bermain anak-anak.

Jin young menghembuskan napas panjang secara berulang, bersiap memulai obrolan. Lelaki itu nampaknya sudah tidak tahan dengan keheningan yang terjadi sejak mereka datang ke taman. Sedangkan So hyun, gadis itu terlihat mengayun-ayukan kaki panjangnya sembari menunggu kata keluar dari mulut Jin young.

"Eoh...!" So hyun terperanjat ketika tangan Jin young menggenggam jemarinya yang kemerahan di tengah cuaca dingin.

"Aku pasti sudah gila," gumam Jin young menatap langit tanpa melepas genggaman tangannya yang semakin erat..So hyun tak tahu harus bersikap seperti apa di depan Jin young sementara keadaan di antara mereka masih terasa canggung.

"So hyun~ah!" gadis itu menoleh saat namanya dipanggil. Lama dia menunggu sampai Jin young kembali bersuara, "Ayo kita pulang!" ajaknya lantas berdiri dari bangku yang hampir membeku itu. So hyun terdiam sesaat, setengah jam lebih mereka duduk di sana dan hanya kalimat sebaris yang diucapkan lelaki itu? Sekarang dirinya percaya kalau Jin young memang sudah gila.

"Apa kau marah padaku?" pekik So hyun lantang, namun sama sekali tidak menghentikan Jin young yang telah berjalan beberapa meter di depannya.

"Maaf— aku minta maaf telah membuatmu kecewa karena mengabaikan panggilanmu!" ucap So hyun lagi terdengar lirih.

Rasanya sakit ketika seseorang yang kau cintai justru mengacuhkan dirimu, itulah yang So hyun rasakan saat ini. Ia ingin sekali menangis sekarang juga karena nyatanya lelaki itu sama sekali tak mengindahkan panggilannya.

"Park Jin young kau dengar aku!!!"

"Jangan seperti ini...."

Jin young membeku saat dirasakan kedua tangan So hyun melingkar di perutnya. Terdengar jelas isakan keluar dari mulut So hyun yang bergetar.

"Ayo pulang!" Jin young tetap pada mode cueknya, melepas paksa tangan So hyun yang semula memeluknya dari belakang. Kembali lelaki itu berjalan dengan ekspresi dinginnya.
Hati So hyun mencelos bersamaan dengan turunnya air mata yang sedari tadi mendesak ingin keluar Dari sarangnya. Diusapnya kasar kedua pipinya yang basah dan segera mengejar Jin young yang berjalan lebih dulu.

BRUK...

"Aww!" Gadis itu merintih memegangi lututnya. Jin young yang mendengar bunyi jatuh ditambah rintihan So hyun, refleks membalikkan badan berlari menghampiri So hyun yang masih terduduk di trotoar.

"A-apa yang kau lakukan, Jin young turunkan aku!" So hyun terlonjak kaget saat tiba-tiba Jin young menggedongnya tanpa meminta persetujuan darinya terlebih dahulu.

"Diamlah nona Kim! aku tahu kakimu sakit
dan sulit digerakkan, jadi tenanglah dan turuti kata-kataku atau kutinggalkan di tengah jalan sendirian!" ancam Jin young.

I am Here, With You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang