Mata Lisa masih terbuka lebar, padahal selimut sudah ia tarik naik hingga hanya kepalanya yang terlihat. Lampu di kamar juga sudah mati, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Suara hembusan napas panjang terdengar samar di sana. Lisa tidak tahu apa yang harus ia katakan pada Gilang nanti. Jika mereka bertemu di mimpi nanti. Setelah melihat foto dari Gelar tadi, itu membuktikan Gilang benar-benar nyata dan laki-laki itu pasti akan menanyakannya karena Gelar tadi bilang Gilang yang memaksa untuk foto bersama.
Lisa menarik napas dalam-dalam lalu memejamkan matanya. Berharap dia tidak bertemu Gilang malam ini, tapi kenyataannya tidak.
Ketika kaki gadis itu berpijak pada batu setapak yang ada di dalam mimpinya, Gilang sudah duduk di ayunan dengan wajah harap-harap cemasnya. Membuat Lisa ingin pergi tapi tak ada tempat lain di sana. Hingga Gilang menyadari keberadaannya dan segera berlari menghampirinya.
"Lo udah lihat foto di hapenya Gelar?" tanya Gilang segera, sesuai dengan perkiraan Lisa.
"Udah." Gadis itu mengangguk lemah. Kepalanya sedikit menunduk, enggan menatap mata Gilang.
"Sekarang lo tahu gue apa?" Gilang sedikit merunduk, mencoba menatap mata Lisa. Sadar gadis itu mencoba menghindari kontak mata dengannya.
Lisa hanya mengangguk.
"Lo percaya nggak kalo gue suka sama lo?" tembak Gilang tiba-tiba saja. Membuat Lisa mendongak dan menatap laki-laki itu dengan mata melebar
"Gila lo," celetuk Lisa begitu saja, tapi irama detak jantungnya perlahan meningkat.
Gilang tersenyum kecil. "Gini dong, kalo ngomong sama orang lihat matanya."
Lisa mendengus.
"By the way, yang tadi itu bercanda," ucap Gilang kemudian, membuat Lisa menatap Gilang dengan ekspresi sama terkejutnya dengan tadi.
"Apanya?"
Gilang melangkahkan kakinya menjauhi Lisa. "Tentang gue suka sama lo."
"KENAPA?!" seru Lisa begitu saja, hingga gadis itu akhirnya merutuk sambil menepuk bibirnya sendiri.
Gilang memutar tubuhnya, menatap Lisa yang beberapa langkah di belakangnya. Senyum segera mengembang di wajah Gilang, rasanya ada bunga-bunga bermekaran di hatinya sekarang. Kaki panjang itu kemudian melangkah mendekati Lisa lagi.
"Kenapa? Lo pengennya beneran?" Gilang menunduk, mencoba menatap Lisa dengan begitu dekat dan mendapati wajah gadis itu memerah.
"Apa sih lo?" sahut Lisa sekenanya.
Gilang terkekeh. "Udah enggak suka sama si Theo lagi? Sekarang sukanya sama gue?"
"HAISH! GILANG NYEBELIN!" Lisa memutar tubuhnya, mencoba menghindari Gilang tapi di sini, sejauh apapun dia melangkah, hanya Gilang yang akan ia temui.
"Udahlah enggak usah gengsi gitu," goda Gilang lagi.
"YA UDAH GUE BANGUN AJA!" pungkas Lisa. "BYE!"
Dan, Lisa benar-benar pergi. Membuat Gilang mengacak rambutnya kasar.
"Apa gue terlalu jelas ya?"
✨✨✨
24 April 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Jumpa di Mimpi
Short Story[BOOK 3] [COMPLETED] Lisa tak pernah tahu apa yang terjadi pada dirinya. Sejak usianya menginjak lima tahun, dirinya selalu bermimpi tentang orang yang sama. Hingga saat ini usianya sudah enam belas tahun. Anehnya, orang yang datang pada mimpinya it...