2 : Aneh

2.3K 348 22
                                    

"Gilang, kamu kapan nikah sayang?"

Perempuan berbaju kuning cerah itu segera berucap demikian ketika mengetahui anak laki-lakinya tiba di rumah. Dia menatap laki-laki berkemeja itu dengan sedikit khawatir. Ibu mana yang tidak khawatir ketika anak laki-lakinya tidak pernah membawa perempuan ke rumah.

Satu pun tidak dan itu membuat Aluna heran. Di saat anak temannya sering membawa gadis yang berbeda ke orang tuanya, Gilang--yang menurut teman-teman Aluna bisa membuat gadis SMP berteriak ketika melihatnya itu--justru tidak pernah membawa satu gadis pun ke rumah.

"Calon istri Gilang belum siap, Ma," bela Gilang sambil berjalan ke dapur dan meneguk segelas air putih dingin.

"Ya seenggaknya kenalin aja pacar kamu ke Mama," pinta Aluna sambil menatap Gilang yang lebih tinggi darinya itu dengan sendu.

"Aku aja enggak pernah ketemu langsung sama dia, gimana mau bawa ke sini?" sahut Gilang lalu menghabiskan air yang tersisa dalam botol yang ada di tangannya.

"Oh kamu LDR? Cantik nggak orangnya?"

Tentu saja Gilang mengangguk sambil tersenyum penuh arti. Membuat Alun sedikit lega mendengar anak laki-lakinya itu memiliki pacar.

"Kalian ketemu dimana?"

"Dalam mimpi," jawab Gilang dengan santainya dan itu membuat Aluna menatapnya cengo. Ingin istri Sekala itu memukul Gilang dengan sudip yang berada tak jauh dari tempatnya itu.

Melihat wajah ibunya yang tampak tak senang, dia memilih undur diri dan pergi menuju ruang keluarga. Mendapati saudari kembarnya yang sedang sibuk menonton film bersubtitle yang sepertinya adalah drama korea.

"Lo ada yang aneh gitu nggak, Tri?" tanya Gilang pada saudara kembarnya itu.

Dahi Gayatri berkerut samar. Memikirkan kata aneh yang Gilang maksud sebenarnya. "Aneh apanya? Datang-datang tiba-tiba ngomong kagak jelas."

"Ya kalo gue bisa ketemu cewek yang sama selama bertahun-tahun dalam mimpi, apa lo juga ada aneh begituan?" tanya Gilang dengan sedikit penjelasan untuk menjelaskan maksudnya yang tadi.

"Ah itu," celetuk Gayatri lalu kembali fokus menatap layar laptopnya.

"Ada?" tanya Gilang antusias. Mata cokelat laki-laki itu mendadak berbinar antusias.

"Gue... bisa baca pikiran orang," jawab Gayatri. Mengakui sesuatu yang muncul sebenarnya sejak dia berusia lima tahun.

"Enak ya? Lo bisa tahu orang suka sama lo atau enggak," gerutu Gilang tak terima.

"Tapi gue enggak bisa baca pikiran orang yang gue suka!" seru Gayatri sedikit tidak terima dengan hal itu.

Gilang terkekeh lalu mengacak adik yang lahir tujuh menit setelah dirinya itu. "Kita keknya sama-sama seneng dan menderita gara-gara itu."

"Freak nggak sih kalo gue suka sama cewek yang ada di mimpi gue?" tanya Gilang sambil mengerutkan bibirnya. "Termasuk gangguan jiwa enggak sih?"

"Lo saking ngenesnya jomblo berabad-abad ya?" tanya Gayatri sambil menatap Gilang sejenak sebelum akhirnya kembali fokus pada laptopnya.

"Lo tahu gambar cewek yang ada di kamar gue? Yang ada bocah terus anak SMP dan anak SMA?"

Gayatri mengangguk.

"Nah itu dia! Cewek di mimpi gue!"

"Lo suka sama cewek itu?" tanya Gayatri. Dia menutup laptopnya dan menatap Gilang. Mencoba menjadi saudara yang baik.

Gilang tersenyum kecil. "Mungkin," jawabnya ambigu.

"Lo yakin cewek itu nyata?" tanya Gayatri memastikan bahwa gadis yang Gilang gambar wajahnya lalu laki-laki simpan selama sebelas tahun itu bukan khayalan Gilang semata.

Gilang mengangguk mantap. "Gue beberapa kali lihat dia di sekolahnya."

"Kenapa enggak lo samperin?" tanya Gayatri heran.

"Karena setiap gue mau nyamperin ada aja halangannya," jawab Gilang. "Waktu itu gue nyaris ketimpa pohon ambruk, keserempet motor, jatuh ke gorong-gorong dan terlalu banyak hal memalukkan lainnya, Dek."

Gayatri mendengus pelan. "Denger lo manggil gue 'dek' rasanya enek."

"Tri, lo penasaran enggak sih dari mana kemampuan kita ini?" tanya Gilang menatap wajah Gayatri yang baru ia sadari tidak memakai make up itu.

"Because we are special?"

Gilang mengangguk-angguk. "Maybe."

Laki-laki yang memakai pakaian rapi itu kemudian beranjak dan pergi menuju kamarnya. "Gue ke kamar dulu. Mau ketemu bebeb."

Dan Gayatri hanya tertawa kecil melihat tingkah Gilang yang ternyata memakai kaos kaki dengan warna yang berbeda.

"Pantes betah banget nge-jomblo."

✨✨✨

Sampai Jumpa di MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang