"Kenapa aku? Karena aku sudah berjanji menjadi pelindungimu."-Gilang Ajinegara.
✨✨✨
Sepatu converse merah itu melangkah dengan malas bahkan cenderung seperti di seret menuju sebuah ruangan yang ada dalam rumah yang cukup besar itu. Rumah yang sebagian besar interiornya terbuat dari kayu karena ayahnya adalah seorang pengusaha furniture.
Gadis pemilik sepatu itu membuka pintu sebuah ruangan dan segera memeluk seseorang yang ada di dalam sana.
"Apa kabar adek kakak yang paling manis?" goda laki-laki yang duduk di atas sebuah kursi sambil menatap layar komputernya begitu seorang gadis berseragam putih biru memasuki ruang kerjanya.
Gadis yang wajahnya sudah lusuh itu segera memeluk kakaknya. Membenamkan kepalanya pada bahu laki-laki itu. "Kak, Lisa capek. Tugasnya banyak banget, PR-nya banyak. Lisa pening."
Laki-laki yang duduk di atas kursi roda itu, Gelar, merenggangkan pelukannya dan menatap wajah Lisa itu sambil tersenyum simpul. "Namanya juga pelajar. Kakak dulu juga gitu, Lis, sebelum masuk homeschooling."
"Lisa homeschooling kaya Kakak aja ya?" pinta gadis itu sambil menunjukkan puppy eyes-nya memohon kepada kakaknya.
Gelar menggeleng. "Enggak, kamu tetep sekolah formal biasa."
"Aaahh!" keluh Lisa lagi, manja.
"Lisa, besok jenguk Papa sama Mama yuk?" tawar Gelar yang segera mendapat anggukan mantap dari adiknya itu. "Sekarang kamu mandi, ganti baju terus belajar."
Lisa mengangguk menyanggupi, tapi bukan untuk belajar. Dia yakin dirinya tidak akan sanggup menatap kumpulan kata dan angka di buku itu tapi gadis itu tetap melakukannya.
Setelah mandi dan berganti pakaian dengan piama beruangnya, gadis itu duduk di meja belajarnya dan membuka bukunya. Membaca beberapa bacaan tentang kingdom mahluk hidup sebelum try out besok, namin akhirnya dia justru terlelap di atas meja dengan rambut basahnya.
Lagi-lagi taman yang sama. Entah apa yang terjadi pada alam bawah sadarnya, tapi Lisa sampai hafal dengan setiap detail di taman ini. Ada dua pohon cemara di dekat ayunan. Ada bunga krisan, aster, soka dan mawar berjajar di dekat bangku taman serta ada beberapa pohon rindang yang membuat tempat ini teduh.
Satu hal lagi yang membuatnya tak mengerti sekaligus bosan.
Selalu.
Tak berselang lama setelah ia terlelap dan tiba dalam mimpinya, laki-laki yang sama dan serupa hanya bertambah dewasa itu juga muncul di hadapan Lisa.
Tepat di hadapannya.
"Kenapa selama lima tahun lebih, setiap gue tidur, ketemunya selalu sama lo?" Kini Lisa berkacak pinggang. Menatap laki-laki bertuxedo hitam tanpa dasi itu dengan heran sekaligus kesal. "Kali-kali gue pengen ngimpi ketemu Alex Lange atau Calum Hood atau Shawn Mendes gitu!"
"Lo mau ketemu mereka?" tanya Gilang dengan lembut, meskipun perilaku Lisa seperti itu kepadanya.
"Iyalah!" jawab Lisa. Sebuah jawaban yang akan diutarakan setiap fangirl. "Bosen gue tiap bobok ketemu sama lo mulu!"
Gilang mengangguk-angguk mengerti sambil menatap Lisa yang masih tampak kesal itu. Namun wajah kesal gadis dengan piama beruang itu justru membuat Gilang tersenyum kecil.
"Jangan lihati gue gitu," ucap Lisa dengan tatapan sinisnya. "Mau gue tabok?"
Sayangnya Gilang justru tertawa kecil. "Siapa yang paling lo mau?"
Lisa mengerutkan bibirnya. Menatap entah kemana dari sudut matanya. Memikirkan siapa yang paling dia inginkan saat ini. "5 Seconds of Summer?"
Gilang tersenyum. "Selera lo sama kaya Gayatri ternyata."
Nama itu sukses membuat Lisa menatapnya tajam sambil mengerutkan dahinya, berpikir. 'Gayatri? Siapa dia? Gebetannya Gilang?' tanya Gayatri dalam hatinya.
Dia belum sempat bertanya lagi kepada Gilang karena setelah berkata demikian, dirinya terbangun dan notifikasi email nomor pemesanan tiket konser itu benar-benar muncul di layar ponsel Lisa.
"Gilang, lo mahluk apaan sih?"
✨✨✨
1 Maret 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Jumpa di Mimpi
Storie brevi[BOOK 3] [COMPLETED] Lisa tak pernah tahu apa yang terjadi pada dirinya. Sejak usianya menginjak lima tahun, dirinya selalu bermimpi tentang orang yang sama. Hingga saat ini usianya sudah enam belas tahun. Anehnya, orang yang datang pada mimpinya it...