25 : U.S and Us

1.4K 202 13
                                    

"Kenapa Bapak memanggil saya ke sini?"

Kalimat itu segera terucap ketika Gilang memasuki ruangan bercat abu-abu muda ini. Jarang sekali atasannya itu memanggilnya jika tidak ada sesuatu yang penting. Firasat Gilang menjadi tidak enak, apakah dia akan dipecat?

"Jadi... mulai bulan depan, kamu enggak kerja di sini lagi."

Benar, dia dipecat.

Rasanya jantung Gilang tertinggal di luar ruangan sehingga dia tidak bisa merasakan irama detak jantungnya.

"Sa...saya dipecat pak?" tanyanya, masih tak percaya.

"Jadi ini perintah langsung dari pusat," atasan itu mengeluarkan sebuah map surat ukuran A4 di hadapan Gilang. "kamu dipindah ke U.S, Texas lebih tepatnya. Di kantor pusat, mereka suka sama hasil kerja kamu di sini dan mereka mau kamu kerja di sana."

"Ha? Beneran? Tapi saya udah betah di sini."

"Kamu enggak akan asing di sana, aku sudah pesen ke salah satu karyawan asal Indonesia di sana supaya bisa nemenin kamu."

"Siapa?"

"Hana."

Gilang membatu sejenak. Pikirannya bercampur aduk menjadi satu. Tidak bisa fokus pada apapun selain memikirkan apakah Hana yang atasannya maksud adalah Hana yang sama dengan waktu itu? Sudah panjang lebar atasannya itu menjelaskan, tapi Gilang tidak bisa menangkap apapun selain kata 'Hana'.

"Sekarang kamu boleh keluar."

Gilang mengangguk kaku lalu meninggalkan ruang, bersamaan dengan ponselnya yang bergetar tanda ada sebuah pesan masuk.

Lisa❤ : Kak bisa jemput aku?

✨✨✨

"Mana Theo?" tanya Gilang begitu Lisa memasuki mobilnya.

"Darimana kakak kenal kak Theo? Aku pernah cerita kah? Kayaknya aku cuma pernah bilang kalo aku pergi sama pacarku," gadis itu justru balik bertanya. "Eh mantan lebih tepatnya."

"Euh, makan dulu yuk? Aku laper," Gilang segera mengalihkan topik pembicaraan, tapi dia tidak bisa menyembunyikan senyum yang mengembang di wajahnya dan seperti biasa, Lisa mudah teralihkan oleh makanan.

Mereka kemudian memberi beberapa jajanan kaki lima seperti sempolan ayam, telur gulung, cireng, siomay dan lainnya. Bukan makan, ngemil mungkin lebih tepat.

"Lis, tau nggak? Sempolan ikan sama sempolan ayam itu gorengnya lamaan sempolan ikan," ucap Gilang lalu mengigit siomaynya dari plastik pembungkus.

"Hah? Masa? Perasaan sama aja deh."

Gilang tersenyum, menahan tawa lebih tepatnya sambil menatap Lisa. Sebelum akhirnya dia berkata, "Soalnya kalo sempolan ikan, ikannya berenang dulu di minyak kalo yang ayam kan langsung tenggelem."

Receh.

Dan untungnya Lisa juga receh, jadi gadis itu tertawa. Bahkan nyaris tersedak telur gulung yang masih ada tusuknya.

Sampai Jumpa di MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang