Part - 6

127 11 0
                                    

Pagi hari telah datang, tapi rasa kesal sisa semalam masih terasa. Alika bangun dan bergegas untuk datang kesekolah untuk acara penggalangan dana untuk para korban gunung sinabung.

Sesampainya disekolah, ternyata banyak orang yang ikut berpartisipasi untuk acara ini. Alika bergabung bersama teman-teman nya di eskul taekwondo.

"Baru dateng, Al?" tanya Risa teman satu eskul nya.

"Iya. Belom mulai kan? "

" Belom. Baru mau mulai kayaknya. "

Selang beberapa menit suara mikrofon terdengar tanda akan dimulai nya acara ini." Selamat pagi teman-teman yang sudah mau hadir pagi hari ini. " Terdengar suara kak Brian sang ketua osis." Kita akan terbagi dalam  beberapa kelompok di berbagai titik yang sudah di tetapkan oleh kami. Dan alangkah baiknya sebelum memulai acara ini kita berdoa untuk kelancaran semuanya dan akan mendapat banyak sumbangan. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, berdoa dimulai. "

Mendengar aba-aba dari sang ketua osis, semua murid pun menunduk dan berdoa. " Berdoa selesai. " dan semua pun mengangkat kembali kepalanya.

Mereka semua keluar area sekolah, menuju titik yang sudah dibagi-bagi tadi. Alika satu kelompok dengan kak Brian, Raya, Wahyu, Tiara, Fian dan cowok yang tidak ingin ia lihat. Ata.

Mereka memulai penggalangan sumbangan tersebut. Rata-rata mereka membawa kardus. Panas terikat matahari tidak memudarkan semangat mereka untuk membantu para korban. Alika terlihat begitu akrab dengan kak Brian. Ali memang sengaja mendekati kak Brian. Ia sedang menghindari cowok yang sedari tadi memperhatikan nya.

"Coy, kemarin bukannya si Ali deketin lo ya? Kok sekarang kayaknya dia gak kenal sama lo, Tapi. " tanya Fian pada Ata. Tak ada jawaban dari cowok itu, Ata hanya fokus dengan kardus yang ia bawa. Walau sesekali ia melirik kearah Alika.

Matahari kini berada di atas kepala. Keringat yang bercucuran tak membuat semangat Alika kendor. Ia masih saja berada ditengah jalan dengan kardus yang masih ditangan.
Kak Brian sudah dari sejam yang lalu meninggalkan kelompok mereka. Raya, Tiara dan Wahyu memilih meneduh di sebuah warung. Ata dan Fian masih ada di pinggir jalan. Fian terlihat menyebrang menghampiri Alika, tak lama ia pun balik lagi.

"Ta, Alika suruh istirahat dulu geh. Tadi gua ajak dia bilang ntar, kasihan udah kepanasan banget tuh dia. " Ucap Fian pada Ata yang segera bergabung dengan Wahyu dan yang lain. Ata berfikir sejenak, kemudian ia pergi ke warung terdekat untuk membeli minuman dan segera menghampiri cewek yang sudah dibasahi keringat tersebut.

" Minum, dari tadi gua liat lo belom minum. " Ata menyodorkan sebetulnya minuman dingin. Alika masih sangat kesal dengan cowok itu, sebenarnya ia malas mengambil nya tapi rasa haus di kerongkongan nya membuat ia menepis sebentar rasa kesal tersebut. Alika akhirnya mengambilnya dan segera meminum nya.

"Sebaiknya istirahat dulu, bentar lagi djuhur. Yang lain nungguin lo. " Ucapan lembut Ata, tidak sama sekali dijawab oleh Ali. Ia hanya menyebrang dan berjalan menuju teman-teman nya, tanpa memperdulikan cowok itu sama sekali. Mereka pun beristirahat dan melanjutkan kembali penggalangan sana tersebut sampai sore hari.

❤️❤️❤️

Hari senin telah tiba, hari dimana biasanya Alika bersemangat karena upacara bendera. Tapi tidak dengan senin ini, ia berjalan dengan malas. Ya malas bila harus ditanya ini itu oleh ketiga temen nya yang sejak malam minggu kemarin selalu mengirim pesan karena ingin tau kelanjutan cerita taruhan nya dengan bunda. Tapi permasalahan yang sebenarnya, sampai detik ini cowok kampret itu tidak juga meminta maaf padanya.

Aarrgghh, mau jawab apa gua ntar! Rintihnya dalam hati. Tak terasa ia berjalan sudah sampai didepan kelas XI ipa1. Alika menghela nafas terlebih dahulu sebelum akhirnya melangkah masuk. Ia bersyukur karena baru beberapa orang yang datang, tapi sialnya tiga orang kwakkwikkwek itu sudah datang dan dengan senyuman super berbahaya mereka menatap kearah nya.

My CALM boy friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang