Part-10

99 12 0
                                    

Tok, tok, tok, ceklek.

Seorang wanita cantik masuk kesebuah kamar setelah mengetuk pintu. Terlihat sosok pemuda yang sedang khusu' melaksanakan perintah tuhan nya yang lima waktu. Wanita berumur 43tahun itu duduk ditepi kasur, sambil terus memandang anak laki-laki kesayangan nya itu bahagia.

Setelah menyelesaikan salam terakhir nya, pemuda yang sadar ada seseorang yang memperhatikan nya pun menoleh. "Mama." Ucapnya lembut.

Perempuan yang dipanggil mama itu tersenyum, "Lanjutin dulu." setelah mendapat instruksi, Ata melanjutkan lagi dengan berdoa. Selesai berdoa tak lupa ia merapikan kembali sajadah dan menaruhnya ditempat yang memang sudah tersedia.

Ata mendekati wanita yang ia panggil mama, menyalami dan duduk disebelah nya. "Mama tumben jam segini ada dirumah?"

"Kok kamu ngomong nya gitu sih!" Ucap Mely lembut dengan raut yang di sedih. "Mama sengaja lho pulang cepet supaya bisa ketemu kamu. Eh, kamu malah pulang jam segini. Mama kan jadi sedih."

"Yaah, maaf ya mah. Ata bener-bener gak tau kalo mama mau pulang cepet. Soalnya tadi Ata ada sparing futsal, makanya pulang telat. Maaf ya mah! " Ata memegang erat tangan wanita dihadapan nya dengan sayang. Ia merasa sangat bersalah, karena ini adalah momen langka bagi dirinya bisa bersama dengan mamanya.

" Gak papa sayang, mama yang gak tau jadwal kamu. Tim kamu kapan tanding lagi? "

" Tanggal 24 mah, semifinal. " Mely terlihat manggut-manggut.

" Eh, sayang. Mama kan lagi sebel sama kamu. "

" Lho sebel kenapa? Ata bikin salah ya? "

" Iya, kenapa sih kamu gak cerita ke mama kalo kamu udah punya pacar? Kenapa mama harus tau dari orang lain? " Ucap Mely manja.

" Tau dari mana mah? Perasaan Ata gak ngomong ke siapa-siapa. "

" Dari bi Isah. "

" Bi Isah? " Ata terkejut mendengar nama Bi Isah yang disebut. Seinget Ata ia tidak pernah cerita ke Bi Isah soal Alika. Mely mengangguk.

" Trio kwek kwek yang cerita ke bi Isah. Terus bi Isah melapor ke mamah. Ayo dong ceritain ke mamah. " Ucap Mely merengek.

" Cerita apa mah? "

" Cerita soal pacar kamu lah. Orang nya gimana cantik atau gak. Pinter atau gak. Yang lain-lain deh pokoknya" Ata terkekeh melihat sikap kepo mamanya. " Kok kamu malah ketawa sih! Kata bi Isah, namanya Ali. Dia itu cewek atau cowok? "

" Alika. Namanya Alika mah, cuma anak-anak manggilnya Ali. "

" Oh gitu. Cantik gak orangnya? " Mely mulai berbinar. Ata diam sejenak.

" Cantik, galak, jago beladiri, mandiri." Ata melihat kearah Mely yang terlihat bengong. "Kok bengong, mah?"

Mely mengerjap. "Eh, enggak. Cuma bingung aja, tapi bener kan pacar kamu cewek?"

Ata terkekeh melihat raut wajah mamanya. "Ya cewek lah, Ata kan masih waras mah."

"Kamu kok gak ngapel? Ini kan malam minggu? "

" Kan Ata mau malem mingguan bareng mama. Mumpung mama ada dirumah. " Raya Ata, membuat Mely tersipu.

" Kamu bisa aja bikin mama seneng. "

" Kan mama lebih penting dari siapa pun. "

" Kok kamu jadi gombal gini sih! Mentang-mentang udah punya pacar.
Eh, kenalin dong ke mama. Mama kan pengen tau siapa sih, cewek yang beruntung pacarin anak mama. Mama pengen tau anaknya seperti apa. Yah, yah, kenalin ke mama yah?"

Ata mengangguk sedikit bingung dengan tingkah mama nya yang seperti ini. Biasanya Mely selalu bersikap ramah dan elegan. Tapi ia tidak pernah melihat mama nya kepo dan manja seperti sekarang ini. Tapi ia sangat bersyukur, karena Mely sangat perhatian dan begitu menyanginya.

"Mah, papa belom pulang? "

" Belom, tadi sih bilangnya habis meeting di daerah Bandung. Mungkin pulang agak malam. "

" Mama udah makan? " Mely menggeleng." Gimana kalo kita dinner. Ata juga belum makan. "

Wajah Mely merekah mendengar ajakan anak semata wayang nya itu. "Gimana kalo kita dinner diluar? Kan udah lama kita gak keluar bareng."

"Boleh, Ata ganti baju dulu ya. "

" Kalo gitu mama siap-siap juga. "
Mely pun beranjak keluar kamar Ata.

❤️❤️❤️

Mely memilih makanan jepang kesukaan nya untuk dinner bersama anak semata wayang nya kali ini. Setelah selesai makan, sebenarnya Mely ingin sekali menonton. Tapi karena mereka datang terlalu malam, tiket midnight untuk malam ini sudah habis. Alhasil Mely harus mengurungkan niatnya untuk menonton dengan Ata hari ini.

"Padahal bakal sempurna ya, Ta kencan kita malam ini. Seandainya masih ca
asa dua tiket untuk kita. " Ucap Mely kecewa.

Ata menggenggam tangan Mely erat yang memang sedari tadi tak lepas menggandeng nya." Kan masih ada besok-besok mah. Ata siap kok kapan aja nemenin mama nonton. "

" Makasih ya sayang, mama memang beruntung punya anak seperti kamu."

Ata dan Mely begitu menikmati kebersamaan mereka yang sangat jarang terjadi.

❤️❤️❤️

My CALM boy friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang