Part-21

442 14 1
                                    

Hari Minggu di awal bulan adalah agenda tersendiri bagi Nina untuk mengantar sang mama berbelanja bulanan. Kali ini ia tak belanja di supermarket langganan yang biasa mereka jamahi. Melainkan di supermarket yang katanya lebih murah namun lebih jauh dari rumah.

Karena letaknya jauh, Nina dan Eti memilih menggunakan mobil online ketimbang naik motor Nina. Sesampainya di sebuah mall, tanpa berpikir untuk mengitari mall tersebut. Mereka memilih langsung masuk kedalam supermarket.

Nina mengambil sebuah troli dan mendorong nya, sedangkan Eti sang mama berjalan didepan bertugas mengambil barang-barang dengan list belanjaan ditangan. Mereka mulai mengitari satu persatu lorong rak dan sesekali mengambil barang yang ada di daftar.

Suasana sangat ramai, maklum lah ini tanggal muda, orang-orang juga memanfaatkan hari libur ini untuk memenuhi kebutuhan dapur. Eti masuk ke lorong Roti dan berbagai jenis sarapan. Langkahnya terhenti di dekat rak khusus sereal, namun ia tidak dapat mengambil apapun. Karna didepan rak tersebut ramai ada orang yang berhenti dan menghalangi dengan troli yang penuh sehingga pengunjung lain tidak bisa mengambil barang tersebut.

Eti menerawang barang yang dituju, letaknya ada di rak paling bawah. Ia mencoba mengintai tapi terhalangi orang tersebut. Eti sudah mencoba berkata pada orang tersebut, tapi sepertinya ia tak mendengar karena asik memainkan handphone nya. Tak jauh dari Eti berdiri, ada sepasang mata yang memperlihatkan gerak gerik Eti, dan mencoba mendekatinya.

"Maaf, Tante. Tante mau ambil sesuatu?" Tanya seorang anak muda.

"Iya, nak. Ibu mau ambil sereal yang dibawah itu." Eti menunjuk barang tersebut.

Remaja itu mengangguk paham, dan mendekati orang yang sejak tadi meghalangi pengunjung. "Maaf mas. Bisa minggir sedikit gak? Dari tadi ibu ini mau ambil barang tapi gak bisa." Ucapnya pada orang tersebut.

"Oh iya maaf. Saya gak tau." Orang itu mendorong troli nya menjauh.

"Makanya mas, kalo mau main hp tuh dirumah. Jangan disini!" Balas nya kesal dengan orang itu.

Lelaki itu berbalik, " Tante mau ambil yang mana?"

"Itu yang warna hijau besar." Jawab Eti.

Lelaki itu mengambilkan dan memberikan nya pada Eti. "Makasih ya nak, kamu baik sekali." Ucap Eti tulus.

Lelaki itu tersenyum. "Sama-sama Tante, saya sering kesel sama orang kaya gitu."

"Mama! Aku cariin gak tau nya ada disini." Panggil Nina membuat percakapan Eti dan anak muda itu terhenti.

"Nina?" Ucap anak muda itu refleks. Lalu mengembangkan senyum.

"Kok Lo bisa ngobrol sama nyokap gua?" Tanya nya ketus.

"Kalian saling kenal?" Eti membuka suara.

"Dia teman sekolah aku ma." Jawab Nina.

"Waaah.. kebetulan banget kamu teman sekolahnya Nina. Tante seneng lho Nina punya teman sekolah seperti kamu." Ujar Eti senang.

"Aku gak akrab Ma sama dia." Balas Nina malas.

"Masa sih kamu gak akrab?" Tanya Eti bingung.

Tiba-tiba Fian memiliki ide yang cemerlang. "Maaf Tante, kita sebenarnya deket. Tapi kayaknya Nina masih takut buat jujur."

"Maksudnya gimana?"

"Maksudnya,, saya itu pacarnya Nina Tante. Cuma selama ini Nina takut kalo sampe Tante tau kalo dia udah punya pacar, Tante pasti bakal marah sama Nina."

"Bohong, Ma. Aku gak sama sekali pacaran sama dia." Tukas Nina kesal.

"Tuh kan Tante." Fian memanas-manasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My CALM boy friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang