Part - 16

114 14 0
                                    

Bahagia itu sederhana, apalagi bagi para siswa/siswi sebuah lembaga pendidikan. Baik itu Tk, SD, SMP, SMA dan bahkan jenjang yang lebih tinggi. Bel panjang disela-sela pelajaran adalah yang ditunggu tunggu, ya itu adalah bel istirahat. Dimana para penghuni sekolah bersorak kegirangan karena disaat penat akan pelajaran, keluar main adalah sebuah bentuk kebahagiaan yang sederhana.
Dan kantin adalah syurga bagi siswa siswi yang kelaparan dan kehausan atau hanya sekedar nongkrong untuk sebagai penghilang penat.

"Lo berdua udah pada pesen makan? " Tanya Fahri saat menghampiri teman-teman nya yang duduk di kursi panjang pojok kantin.

" Udah tadi sama mang Ujang. " jawab Rian. Tak perlu waktu lama, dua mangkuk mie ayam dan dua gelas es jeruk datang.

" Makasih, Mang. " Ucap Rian dan Fian berbarengan.

" Mang, satu lagi ya buat saya. " Ucap Fahri pada mang Ujang, yang hanya dijawab ancungan jempol." Btw, Ata mana? "

" Kaya gak tau dia aja, paling ada dikelas lo? " jawab Fian sambil menyantap mie ayam nya. Fahri pun mengangguk paham.

Mang Ujang pun datang membawa pesanan Fahri." Makasih ya, Mang. "
Ucap Fahri, lantas menyantap nya.

" Boys, lo pada dapet WA dari tante Melly gak? " tanya Rian disela makan nya.

" Dapet! " balas Fian.

" Gua juga. " Tambah Fahri." Nanti malam kan? "

" He em, gua disuruh tante Melly buat ajak Ali juga. Lu aja gih yang ngomong kedia. " Fian menyudahi makan nya.

" Oke ntar gua ngomong. " Angguk Fahri.

" Kenapa gak kita-kita aja sih kaya biasa nya?"

"Lo lupa apa bego?" Semprot Fian, "Ali kan termasuk orang spesial." Rian hanya nyengiir memperlihatkan deretan gigi nya. "Makanya punya pacar.. Ata aja yang pendiam bisa dapet pacar, seorang Alika lagi jagoan SMANsa.

" Halaah.. Kaya lo punya pacar aja. " protes Rian, sewot.

" Lah, gini-gini yang deketin gua banyak.  Gak kaya lo? Emang gua nya aja yang belum srek. " Bantah Fian.

" Yang deketin lo emang banyak, tapi semua karena minta comblangin ke Fahri. Hahahaha.. " Rian tertawa geli, begitu juga dengan Fahri.

" Kampret lo, masih aja diungkit! "

" Habis itu lucu Lur. Hahahaha.. "

❤️❤️❤️


Seperti biasa rumah Ata selalu jadi tempat kumpul ketiga temannya. Entah itu hanya numpang ngadem, main PS, numpang makan, dan sering juga numpang menginap.

Seperti saat ini mereka tengah asik main PS 4 dikamar Ata. Tentu saja kegaduhan terjadi, entah itu umpatan, teriakan bahkan terkadang lebih dari hal itu. Walau si pemilik kamar tidak ada, tetap saja mereka asik nge-PS ria dikamar.

"Kadal ijo! Liat jam berapa tuh. Lo gak jemput Ali? " Ucap Fian pada Fahri yang asik menatap layar tv dengan stik ditangan.

" Emang ini jamber? " tanya nya masih fokus main.

" Disini Jakarta bukan Jember! " Sahut Rian, yang sama, asik dengan game nya.

" Yeee.. Kutu kupret, maksud gua jam berapa? Bukan kota Jember. Otak lo emang kaga nyampe. "

" Jam 9 Kadal... Cepet sana. Yang tau rumah Ali kan lo doang. " Fian melempar bantal kearah Fahri, yang tepat sasaran.

"Nanggung ini, dikit lagi gua menang."

My CALM boy friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang