Part-3

185 14 0
                                    

Keesokan harinya,

"Ali," sapa seseorang dibelakang. Gadis itu pun berbalik badan.
Terlihat seorang cowok berpenampilan sedikit uragan, dengan baju yang sudah keluar. Dan rambut yang sudah melewati kuping.

"Hai.. Lo sendirian?? " sapa Denis dengan senyum mengembangnya.

"Heem,"  jawab Ali malas.

"Btw. Gimana soal surat yang gua kasih. Lo udah baca kan?! " tanya Denis dengan Pede.

"O, udah!! "

" Terus.. Jawaban nya apa??? " Denis penasaran.

Alika berfikir keras, di perhatikannya Denis dari atas sampai bawah.

" Masa iya, nih cowok yang bakal gua kenalin ke bunda. Tampang nya aja nggak banget!  Masa gua harus pacaran sama dia sih!! " Ucap Ali dalam hati.

Belum sempat Ali menjawab, ia melihat cowok yang kemarin menolong nya. Cowok itu terlihat sedang mengobrol dengan teman nya.

" Eh, Den. Lo kenal gak sama dia?? " tanya Ali, dengan menunjuk kearah cowok tersebut.

" Yang mana?? " Denis malah balik nanya.

" Itu.. Yang pake tas warna item. " Jawa Ali gemes.

" Oohh, bukannya dia anak ipa ya?"

"Masa? Gua malah gak tau kalo dia anak ipa?"

"Kalo gak salah dia sekelas deh sama Fahri. Emang kenapa sih?? " Denis penasaran.

" Kalo dia sekelas sama Fahri, tandanya dia sekelas sama gua juga. Masa gua nanya temen sekelas sendi. Gimana sih lo. " Ali semakin geregetan dengan tingkah cowok ini. Sebelum darah tinggi nya naik ia memutuskan untuk pergi.
" Udah ya, gua balik dulu. Dah. "

" Al, Alika.. Lo belum jawab pertanyaan gua. " teriak Denis. Namun tidak mau menganggapinya, cewek itu tetap berjalan meninggalkan Denis.

❤️❤️❤️

Jarak antara gerbang sekolah ke jalan raya memang tidak terlalu jauh. Gang masuk tersebut sering di sebut juga sepanjang jalan kenangan bagi siswa siswi yang memang mempunyai kenangan indah dengan pacar mereka. Biasanya Ali berjalan dengan tiga sahabatnya yang sering ia sebut kwak , kwik , kwek yaitu Mia, Nina, dan Windi. Karena mereka ada urusan masing-masing dan udah jalan duluan, jadilah hanya Ali yang berjalan sendiri.

Alika memperhatikan semua siswa yang sedang berjalan. Ia berfikir mungkin diantara mereka ada yang cocok atau bahkan masuk kriteria cowok nya untuk dijadikan pacar. Mengingat sudah dua hari berlalu semenjak taruhan nya dengan bunda. Namun ia belum menemukan titik terang. Mengingat taruhan yang akan mempertaruhkan kebahagiaan nya selama sebulan, tentu Alika tidak mau kalah.

Fahri?  Ya, sebenarnya cowok itu sudah memperkenalkan tiga orang temannya yang masih satu sekolah dengan Ali. Dari Wahyu kakak kelas yang juga capten Futsal, Lumayan sih..  Tapi mantannya banyak. Ronal anak IPS, anak nya ganteng, pinter juga. Tapi cupu, Ali jadi ilfeel sendiri. Terakhir Devon, anak pramuka. Anaknya manis, Ali lumayan kenal dia. Tapi, di hati rasanya belom sreg. Fahri sampai ngomel - ngomel sendiri, karena belum ada satu pun yang cocok di hati Alika.

Tin... Tin...

Suara klakson motor membuyarkan lamunan nya.

"Al. Sendirian?  Bareng gua yuk? " Sapa cowok itu. Ali pun lantas menengok.

" Gak deh, makasih. Gua naek angkot aja. " jawab ku malas.

My CALM boy friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang